Sebelumnya juga pesawat Air Asia akhir tahun lalu jatuh di selat Karimata. Kenapa pesawat sering mengalami kecelakaan di Indonesia? Apa penyebabnya? Berbagai macam spekulasi munÂcul terkait penyebab kecelakaan pesawat tersebut. Tapi, tidak ada yang bisa dijadikan rujukan resmi selain hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Sudah sejauh mana peran KNKT mengungkap kecelakaan ini? Simak wawancara
Rakyat Merdeka dengan Kepala KNKT Tatang Kurniadi berikut ini;
Apa sudah tahu penyebab jatuhnya pesawat Trigana Air?Belum. Itu terlalu dini kalau kita langsung mengatakan a, b, c. Tunggu diinvestigasi.
Kapan hasil investigasinya keluar?Kalau ditanya kapan, aturan internasional, setiap kecelakaan pesawat diberi waktu 12 bulan. Itu standar internasional, nggak pernah disebut setahun di situ. Ini yang banyak di pemberitaan keliru.
Kenapa lama sekali?Bukan KNKT yang menenÂtukan perlu waktu 12 bulan, tapi itu aturan internasional. 12 bulan itu terdiri dari beberapa segmen waktu.
Apa saja itu?Lima hari pertama harus membuat notifikasi, pengumuÂman kepada dunia dan yang terkait bahwa sudah terjadi kecelakaan pesawat. Terlambat 2015
lima hari, berarti kita diangÂgap lalai, tidak cepat bergerak. Kalau itu tidak disampaikan, ada kesan kita menutup-nutupi kecelakaan. Satu bulan sejak kejadian, KNKT harus membuat faktual report, laporan fakta. Itu tidak boleh ada analisa cuaca yang jadi salah, fakta saja.
Contohnya?Bahwa pesawat itu ditemukan berserakan di gunung. Jangan sampai dibilang nabrak, karena belum tentu nabrak. Sampaikan jumlah korbannya sekian, jam terbangnya, fakta saja. Kalau ada yang mengungkap penyebab, KNKT dianggap tidak profeÂsional.
Setelah itu?Setelah faktual report, 10 buÂlan setelah kecelakaan, KNKT harus membuat draft final report. Tapi masih dikonsepnya draft. Draft ini dikirimkan lagi ke inÂternasional, negara-negara yang terlibat pada kecelakaan itu.
Negara mana saja yang terlibat?Pertama, negara yang mendÂesain, yang merancang pesawat.
Kedua, negara yang memanuÂfaktur pesawat.
Ketiga, negara yang meregister pesawat itu. Keempat, negara yang mengoperasikan pesawat. Kelima, negara yang punya korban. Keenam, negara yang mempuÂnyai informasi penting, misal mesinnya dibuat di mana.
Kalau dalam kasus kecelaÂkaan pesawat Trigana Air?Mesinnya ini dibuat di Kanada. Nah Kanada harus dikirimkan laporannya. Kecelakaan ini terÂjadi di Indonesia, salah satu yang harus menginvestigasi adalah negara Indonesia. Pelaksananya KNKT. Negara-negara yang terkait itu harus mengirimkan orangnya ke Indonesia untuk berkoordinasi.
Negara mana saja itu?Pertama, Perancis yang mendesain dan membuat pesawat itu. Kedua, Kanada yang membuat mesinnya. Ketiga,
black box-nya buatan Amerika Serikat. Pesawat itu diregister dan dioperasikan di Indonesia, nah jadi pemerintah Indonesia dalam hal ini Dirjen Perhubungan Udara harus daÂtang. Korbannya semuanya orang Indonesia.
Sejauh ini apa KNKT ada kesulitan?Ini agak enteng bagi KNKT, karena laporannya hanya bagi Perancis, Amerika Serikat, Kanada, Indonesia. Nanti setÂelah 10 bulan,
draft final report diberikan ke negara-negara tersebut. Kemudian diberi wakÂtu dua bulan oleh internasional untuk nambahin atau nguÂrangin. Nah nanti bulan ke 12 harus sudah selesai, final report. Itu nggak boleh diungkit-ungkit lagi. Semua sudah ikut serta di situ.
Targetnya untuk kasus keÂcelakaan Trigana Air berapa bulan?Targetnya saya selalu beruÂpaya di bawah standar 12 bulan. Tapi tidak boleh saya menyatakan tiga bulan, empat bulan. Etikanya tidak boleh. Kalau sudah jadi, itu akan dipublikasikan, lihat di website KNKT. Itu sudah ada. Laporan udara, laut, darat, kereta api sekarang sudah ada. ***
BERITA TERKAIT: