KEKUATAN SILATURRAHIM (8)

Silaturrahim Lintas Agama

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/nasaruddin-umar-5'>NASARUDDIN UMAR</a>
OLEH: NASARUDDIN UMAR
  • Selasa, 28 Juli 2015, 08:07 WIB
Silaturrahim Lintas Agama
nasaruddin umar/net
ISLAM sejak awal menghar­uskan umatnya bersilaturrahim dengan umat-umat lain. Silaturrahim dalam arti menjalin tali kasih dengan siapap­un sesama makhluk Tuhan. Allah Swt mencontohkan berdialog dengan iblis dan memenuhi permintaannya untuk dipanjangkan hidup­nya sepanjang hidup umat manusia (Q.S. Shad/38:75-85). Ketika Rabi'ah Adawiyah dit­anya apakah engkau membenci Iblis? Ia men­jawab: Cintaku sudah memenuhi semua ruang dalam tubuhku sehingga tidak ada lagi tempat untuk membenci kepada siapapun. Pengakuan Iblis bahwa semua orang akan takluk dihada­panku, "kecuali hamba-Mu yang mukhlashin" (Illa min 'ibadik al-mukhlashin).

Silaturrahim tidak dipilah dan dibedakan oleh atribut-atribut primordial manusia, seperti agama, ras, etnik, suku-bangsa, negara, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, dan lain sebagainya. Al-Qur’an menegaskan: "Dan sesungguhnya telah kami mu­liakan anak cucu Adam" (Q.S. al-Isra’/17:70). Tu­han tidak menggunakan redaksi "Allah memuliakan orang-orang Islam" (wa laqad karramna al-mus­limun). Ini artinya siapapun sebagai anak cucu Adam wajib dihormati sebagai manusia. Al-Qur'an juga menggagas konsep" ukhuwah imaniyah", persaudaraan orang-orang yang berkeimanan. Al-Qur’an mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikan­lah saudaramu" (Q.S. al-Hujurat/49:10). Tuhan tidak mengatakan "sesungguhnya orang-orang Islam itu bersaudara" (innamal muslimin ikhwah). Ini arti­nya pengakuan terhadap orang-orang yang beri­man. Soal keimanannya itu benar atau salah ada­lah persoalan lain dan itu lebih merupakan urusan Allah Swt. Al-Qur’an menegaskan: "Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu" (Q.S. al-Hujurat/49:13).

Kedalaman dan keluasan wawasan tokoh-to­koh NUyang pernah menggagas sinergi tiga kon­sep ukhuwah yang hidup di dalam wadah NKRI, yaitu persaudaraan kemanusiaan (ukhuwah basyariyah), persaudaraan kebangsaan (ukhu­wah wathaniyah), dan persaudaraan keislaman (ukhuwah islamiyah). Tidak boleh atas nama sa­lahsatu konsep ukhuwah digunakan untuk mer­usak tatanan ukhuwah yang sudah mapan. Al­lah Swt dengan tegas mengatakan: Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memer­angimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawan­mu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang lalim. (Q.S. al-Mumtahinah/60: 7-8). Nabi juga pernah men­egaskan: "Barang siapa yang mendhalimi orang-orang yang menjalin perjanjian damai (mu'ahhad) atau melecehkan mereka, atau membebaninya sesuatu di luar kesanggupannya, atau mengam­bil hartanya tanpa persetujuannya, maka saya akan menjadi lawannya nanti di hari kemudian" (HR. Bukhari-Muslim). ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA