Begitu kata Wakil Ketua Badan Pengkajian MPR RI, Tubagus Hasanuddin dalam diskusi MPR di gedung DPR, Senayan, Jakarta (Senin, 22/6).
"Masalah sengketa perbatasan atau masalah sengketa wilayah itu yang diperlukan adalah kecakapan dalam berdiplomasi. Jangan cuma berkoar-koar dan perang opini di media. Yang penting adalah kemampuan berdiplomasi dengan negara yang bermasalah," ujarnya.
Lebih lanjut, ketua DPD PDIP Jawa Barat itu mengisahkan mengenai kecakapan diplomasi Soeharto dalam menyelesaikan masalah Ambalat. Saat itu, masalah Ambalat diselesaikan dengan cara diplomasi yang santun dibalut dengan pertunjukan kekuatan militer ke negara tetangga.
"Waktu itu tahun 90-an juga masih soal Ambalat, saat itu Presiden Soeharto tetap berdiplomasi dengan Perdana Menteri Mahathir Muhammad. Namun di dalam negeri beliau perintahkan kepads TNI untuk latihan perang di Natuna sana, setelah itu Malaysia pun tunduk soal Ambalat," imbuhnya.
"Nah makanya selain kemampuan diplomasi juga perlu ada show off force kita. Kekuatan militer kita juga perlu ditingkatkan di daerah perbatasan. Jadi militer luar berpikir dua kali untuk melintas," tandas anggota Komisi I DPR RI ini.
[dem]
BERITA TERKAIT: