Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Soal Investasi, PDIP Ingatkan Pemerintah jangan Sampai Dituding Neolib

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Kamis, 18 Juni 2015, 16:41 WIB
Soal Investasi, PDIP Ingatkan Pemerintah jangan Sampai Dituding Neolib
Hendrawan Supratikno
rmol news logo Peringatan yang disampaikan mantan Menteri Keuangan Chatib Basri agar pemerintah tidak mudah mengumbar fasilitas insentif untuk meningkatkan daya tarik investasi disambut baik.

"Saya kira itu bagus," ujar anggota Komisi XI, Prof. Hendrawan Supratikno, kepada Kantor Berita Politik RMOL petang ini.

Sebelumnya Chatib mengingatkan agar pemerintah tak mudah mengumbar fasilitas insentif untuk meningkatkan daya tarik investasi. Sebab insentif bukan satu-satunya yang menjadi pertimbangan utama investor menanamkan modal di dalam negeri.

Menurut Chatib, kepastian keberlangsuan proyek lebih penting dibandingkan sekedar tebar-tebar fasilitas insetif fiskal seperti tax allowance dan tax holiday.

Meski begitu, bukan berarti Prof. Hendrawan tidak setuju dengan rencana pemerintah akan memberikan fasilitas intensif kepada para calon investor.

"Pemerintah harus menjanlankan tugasnya, nggak apa-apa dalam rangka memperbaiki ikim investasi. Saya setuju. Tapi tidak usah terlalu digembar-gemborkan," kata gurubesar dari Universitas Kristen Satya Wacana ini mengingatkan.

Karena dia menambahkan, pemerintah malah nanti dituding terlalu mengandalkan dana asing dengan janji-janji yang diberikan tersebut. "Nanti dituding neolib lagi," ucap politikus senior PDI Perjuangan ini.

Menurutnya, investor akan datang kalau kondisi untuk berinvestasi terpenuhi. Misalnya, proses perizinan cepat dan adanya supremasi hukum atau penegakan hukum berjalan dengan baik.

"Nggak usah dijanjikan. Kalau terjadi seperti itu di lapangan, investor akan datang. Intinya, investor akan melihat bukti dibanding janji," ungkapnya.

Apalagi, dia menambahkan, investasi itu mudah berubah, mengikuti dinamika pasar. "Kalau kita sering gembar-gembor, sementara pasar cepat berubah pasar, itu nanti yang digembar-gemborkan bisa dipermalukan," demikian Prof. Hendrawan Supratikno yang pernah tercatat sebagai dekan termuda di Indonesia. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA