"Saya kira itu bagus," ujar anggota Komisi XI, Prof. Hendrawan Supratikno, kepada
Kantor Berita Politik RMOL petang ini.
Sebelumnya Chatib mengingatkan agar pemerintah tak mudah mengumbar fasilitas insentif untuk meningkatkan daya tarik investasi. Sebab insentif bukan satu-satunya yang menjadi pertimbangan utama investor menanamkan modal di dalam negeri.
Menurut Chatib, kepastian keberlangsuan proyek lebih penting dibandingkan sekedar tebar-tebar fasilitas insetif fiskal seperti
tax allowance dan
tax holiday.Meski begitu, bukan berarti Prof. Hendrawan tidak setuju dengan rencana pemerintah akan memberikan fasilitas intensif kepada para calon investor.
"Pemerintah harus menjanlankan tugasnya, nggak apa-apa dalam rangka memperbaiki ikim investasi. Saya setuju. Tapi tidak usah terlalu digembar-gemborkan," kata gurubesar dari Universitas Kristen Satya Wacana ini mengingatkan.
Karena dia menambahkan, pemerintah malah nanti dituding terlalu mengandalkan dana asing dengan janji-janji yang diberikan tersebut. "Nanti dituding neolib lagi," ucap politikus senior PDI Perjuangan ini.
Menurutnya, investor akan datang kalau kondisi untuk berinvestasi terpenuhi. Misalnya, proses perizinan cepat dan adanya supremasi hukum atau penegakan hukum berjalan dengan baik.
"Nggak usah dijanjikan. Kalau terjadi seperti itu di lapangan, investor akan datang. Intinya, investor akan melihat bukti dibanding janji," ungkapnya.
Apalagi, dia menambahkan, investasi itu mudah berubah, mengikuti dinamika pasar. "Kalau kita sering gembar-gembor, sementara pasar cepat berubah pasar, itu nanti yang digembar-gemborkan bisa dipermalukan," demikian Prof. Hendrawan Supratikno yang pernah tercatat sebagai dekan termuda di Indonesia.
[zul]
BERITA TERKAIT: