Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan perputaran uang itu terjadi di sektor penerbangan, akomodasi, transportasi, dan katering.
Dalam hal ini, bendahara negara itu memprediksi jumlah tersebut diperkirakan naik tiga kali lipat pada 2030 mendatang menjadi Rp194 triliun.
"Lonjakan itu seiring perubahan kebijakan pemerintah Arab Saudi melalui visi Saudi 2030," kata Sri Mulyani, dikutip Senin (7/10).
Selain itu, prediksi perputaran uang itu juga terjadi akibat meningkatnya jumlah jemaah haki dan umrah, yang mendapat kuota pokok haji terbesar sebanyak 221 ribu jemaah pada 2024.
Total jamaah haji dan umrah Indonesia diproyeksikan akan meningkat menjadi 3,3 juta pada 2030.
"Optimalisasi peran Indonesia dalam ekonomi haji dan umrah tersebut, akan memberikan efek berantai positif pada berbagai sektor ekonomi dalam negeri sehingga memberikan dampak signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia," katanya.
Selain ekosistem haji dan umrah, ia menyatakan bahwa Indonesia juga memiliki peluang ekonomi dengan menarik investor asing, terutama dari negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Islamic Development Bank (IsDB), melalui blended finance maupun kegiatan filantropi.
Ia pun berharap Kementerian Keuangan, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), dan seluruh kementerian/lembaga akan terus meningkatkan upaya untuk membangun blended finance yang tangguh dan kompetitif.
"Pada tahun 2023, Indonesia mengalami surplus perdagangan dengan negara anggota OKI sebesar 4,1 miliar dolar AS (Rp63,66 triliun). Ini adalah surplus sejak 2019. Tren tersebut perlu untuk terus kita tingkatkan dan kita jaga," jela
snya.
BERITA TERKAIT: