WAWANCARA

Surya Paloh: Ada Kemajuan, Tapi Ekspektasi Masyarakat Lebih Besar Dari Pencapaian Pemerintah

Rabu, 10 Juni 2015, 09:50 WIB
Surya Paloh: Ada Kemajuan, Tapi Ekspektasi Masyarakat Lebih Besar Dari Pencapaian Pemerintah
Surya Paloh/net
rmol news logo Persepsi publik terhadap pemerintahan Jokowi-JK terus menurun. Otomatis akan berdampak pada partai pendukung. Yang paling dekat imbasnya menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 9 Desember 2015. Bagaimana partai politik yang bergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) menyikapi hal itu?

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh tidak memungkiri adanya penurunan persepsi pub­lik itu. Tapi diyakini persepsi publik akan naik kembali. Sebab, Presiden Jokowi memiliki itikad baik.

"Sudah ada kemajuan-kemajuan yang dicapai, tapi eks­pektasi masyarakat lebih besar dari pencapaian pemerintah," kata Surya Paloh kepada Rakyat Merdeka, Jumat (5/6).

Berikut kutipan selengkapnya:

Apa pencapaian itu sudah sesuai dengan cita-cita Anda?
Memang belum sempurna, belum semuanya betul. Tapi kita harus bergerak terus.

Pemerintah dituding cenderungpro neolib?
Kita asyik menuduh ini neolib, itu neolib. Tapi kalau kita lemah, bagaimana kita mengalahkan orang lain. Lahan pertanian kita semakin sempit, petani semakin sedikit. Terus dengan gagah perkasa kita bilang tidak impor beras.

Sebenarnya apa masalah mendasar yang dihadapi pe­merintahan saat ini?
Ada ruang kosong yang be­lum terisi. Padahal sudah ada program dan visi-visi besar. Sebetulnya sudah ada kema­juan-kemajuan yang dilakukan pemerintah, tapi tidak tampak, karena ekspektasi masyarakat lebih besar dari itu.

Cuma itu?
Selain itu, ada miskoordi­nasi. Misalnya terkait kenaikan harga dasar bahan pokok. Kita menghabiskan energi dengan berpolemik, sehingga terkuras energi untuk hal tidak perlu. Kita harus menyadari bahwa ada lawan pemerintah di sini.

Tim Komunikasi Kepresidenan membuat kesalahan penulisan tanggal lahir Bung Karno. Apa masukan Anda agar kasus seperti ini tidak terulang?
Perkuat Staf Kepresidenan. Buat apa Staf Kepresidenan ka­lau ada salah, harus diupayakan error diperkecil. Kemudian jan­gan ada lagi tumpang tindih.

Ada desakan reshuffle kabi­net, tanggapan Anda?

Partai Nasdem tidak mau ambil pusing soal isu reshuffle kabinet. Karena menurut kami, reshuffle memang haknya Presiden. Kami konsisten menyerahkan hal itu kepada Presiden.

O ya, dalam seleksi pimpi­nan KPK, apa KIH tidak akan mengintervensi Pansel KPK?
Apa kepentingannya bagi KIH untuk mengintervensi.

Bukankah KIH berkepentingan?
Kami pasti punya kepentingan,yakni supaya KPK menjadi baik.

Siapa saja nama-nama calon yang dijagokan?
Bukan siapa orangnya. Kami berkepentingan pada kapasitas dan integritas orang itu. Sebenarnya kalau kami tidak suka dengan lembaga itu, kan bisa dibubarin saja. Tapi kami menganggap lembaga ini masih penting, maka diberi dukungan.

Apa pandangan Anda men­geni calon Panglima TNI?
Posisi itu sangat stategis dan menjadi positioning penentu untuk menjamin stabilitas ke­hidupan masyarakat agar tidak tergoyahkan.

Apa kriterianya?
Yang pasti harus orang baik agar saat menjalankan fungsi dan perannya bisa membang­kitkan semangat masyarakat, menciptakan keamanan yang baik, situasi politik yang baik. Pokoknya, memberi yangterbaik untuk kehidupan masyarakat.

Kali ini idealnya dari TNI AD, AL atau AU menjadi Panglima TNI?
Kita serahkan kepada Presiden saja. Presiden pasti akan mema­hami yang terbaik. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA