WAWANCARA

Arrmanatha Nasir: 10 WNI Yang Ditangkap di Turki Sudah Pulang Ke Indonesia, Mereka Bukan ISIS

Rabu, 10 Juni 2015, 09:39 WIB
Arrmanatha Nasir: 10 WNI Yang Ditangkap di Turki Sudah Pulang Ke Indonesia, Mereka Bukan ISIS
Arrmanatha Nasir/net
10 Warga negara Indonesia yang sempat ditangkap di Turki, kini sudah berada di Indonesia.
1 Juni lalu, 10 WNI dari Forum Indonesia Peduli Syam/FIPS) bersama 2 warga Suriah ditu­runkan dari pesawat oleh otoritas keamanan Turki. Dugaan kuat, mereka diturunkan dari pesawat lantaran membahas soal ISIS di dalam pesawat.

Tetapi ternyata, menurut keterangan Juru bicara Kementrian Luar Negeri (Kemlu), Arrmanatha Nasir, penangkapan 10 WNI di Turki yang diduga in­gin bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) hanya kesalahpahaman be­laka.

Kenapa terjadi kesalahpaha­man? Berikut wawancara Rakyat Merdeka dengan Arrmanatha Nasir, kemarin:


Apa sebenarnya yang terjadi?

Dari keterangan yang diper­oleh, 10 WNI itu bermaksud mengunjungi Turki pada 29 Mei hingga 3 Juni 2015 untukper­temuan dengan sebuah lembaga swadaya masyarakat di Turki, Humanitarian Relief Foundation.

Mereka juga akan menghadiri peringatan Mavi Marmara (peristiwa ditembaknya kapal Mavi Marmara milik Turki oleh tentara Israel) di Istanbul serta penyaluran bantuan kemanusiaan secara langsung kepada para pengungsi Suriah di kota Hatay.

Kapan 10 WNI itu telah pulang ke Indonesia?
Dua WNI sudah dipulangkan Selasa (2/6) malam ke Indonesia, sementara delapan lainnya di kembalikan Kamis (4/6) lalu.

Yang delapan orang tersebut saat kembali dibarengkan dengan dua WNI lainnya yang bukan rombongan FIPS. Kedua orang itu terkena razia polisi di Ankara karena tidak memiliki dokumen travel karena hilang. Kedua orang tersebut dirazia saat berencana naik bus dari Ankara ke Hatay, kota perbatasan dengan Syria. Pemerintah Turki menerapkan aturan yang ketat terkait orang asing yang akan ke kota perbatasan.

Kedua orang itu bukan bagian dari rombongan awal FIPS, namun kembali ke Indonesia bareng dengan delapan anggota FIPS.

Apakah benar awal mulanya 10 WNI tersebut dituduh akan bergabung dengan ISIS?
Iya. Pada Senin (1/6) sekitar 17.00 waktu setempat, KJRI Istanbul menerima laporan dari Kepala Polisi Istanbul Unit Antiterorisme, yang menginformasikan ada 10 WNI yang tergabung dalam Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) bersama dengandua warga Suriah ditahandi Bandara Ataturk Istanbul. Mereka dalam perjalanan menuju Hatay, salah satu kota di Turki yang berbatasan langsung dengan Suriah. Dari keterangan polisi, saat ke-10 orang tersebut berada di pesawat dan siap lepas landas, salah seorang penumpang pesawat mendengar percakapan beberapa anggota FIPS dalam Bahasa Arab dan menangkap beberapa kalimat yang membicarakan mengenai jihad dan ISIS. Karena kecurigaan tersebut, penumpang kemudian melapor kepada kru pesawat, yang kemudian men­ghubungi kepolisian bandara. Ke-10 orang tersebut, beserta dua warga Suriah dibawa ke kantor kepolisian bandara.

Dari pemeriksaan, mereka tak bersalah?
Iya. Ini kesalahpahaman. Dari hasil pemeriksaan diketahui bah­wa para WNI dari FIPS bermaksud mengunjungi Turki pada 29 Mei hingga 3 Juni dalam rangka per­temuan dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Turki, yaitu Humanitarian Relief Foundation. Kesepuluh WNI itu juga ingin menghadiri acara peringatan Mavi Marmara di Istanbul, yakni per­istiwa ditembaknya kapal Mavi Marmara milik Turki oleh tentara Israel, serta menyalurkan bantuan kemanusiaan secara langsung kepada para pengungsi Suriah di kota Hatay. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA