Keprihatinanwarga Myanmar dan Bangladesh itu meÂnyentuh hati rakyat Indonesia, termasuk pejabatnya.
Misalnya, Ketua MPR Zulkifli Hasan mengikuti lelang batu giok untuk bantuan pengungsi Rohingya di Universitas Muhammadiyah Aceh, Rabu (27/5) lalu. Upaya membantu pengungsi Rohingya itu patut diapresiasi. Tapi apakah harus Indonesia meÂnampung mereka dalam waktu yang lama?
Bagaimana tanggung jawab Myanmar dan Bangladesh? Bagaimana pula tanggung jawab ASEAN? Apa solusi yang akan dilakukan Indonesia?
Simak wawancara
Rakyat Merdeka dengan Zulkifli Hasan usai mengikuti lelang batu giok itu:
Apa solusinya menurut Anda? Negara-negara ASEAN harus segera urun rembuk mencarikan jalan keluar penanganan pengungsi Rohingya. Jika tidak, masalah ini bisa terulang. Indonesia bisa terus dijadikan tempat pelarian. Ini tentu menjadi masalah.
Kenapa harus ASEAN? Karena pengungsi Rohingya bukan cuma dari Myanmar, tapi juga dari Bangladesh. Makanya Dubes (Duta Besar) negara-negara di ASEAN perlu dipangÂgil untuk mencari solusi atau jalan keluar terhadap pengungsi Rohingya.
Apa Anda setuju dengan usuÂlan agar diberikan saja satu pulau untuk menampung pengungsi Rohingya? Saya nggak setuju.
Alasannya? Nanti kalau ada lagi, bagaimaÂna. Apa harus dikasih pulau lagi. Tanggung jawab negara asal mereka di mana.
Bukankah itu (memberikan pulau) juga bagian dari kemaÂnusiaan? Tapi jangan sampai kita memÂbantu tapi justru kita jadi korÂban, ya kan.
Apa penanganan pengungsi Rohingya yang terdampar di Aceh sudah tepat? Pemerintah sudah melakukan penanganan dengan cepat. Kita harus apresiasi. Yang terpenting pengungsi Rohingya ditampung dulu.
Ada yang menilai masalah ini akan menambah beban pemerintah jika berlangsung lama, pendapat Anda? Kita tampung untuk sementara. Ini kan bagian dari kemanusiaan.
Maksudnya? Tidak mungkin juga dalam waktu yang lama, karena persoÂalan kita juga banyak. ***
BERITA TERKAIT: