Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Naik Suzuki APV, Pelakunya Ketawa-tawa Sehabis Nembak

Markas Organisasi Buruh Diberondong Peluru Gotri

Jumat, 17 April 2015, 10:43 WIB
Naik Suzuki APV, Pelakunya Ketawa-tawa Sehabis Nembak
ilustrasi/net
rmol news logo Rentetan suara mirip petasan cabe rawit terdengar dari ruang tamu kantor Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), di Jalan Cipinang Muara Raya Nomor 33, Jatinegara, Jakarta Timur. Awalnya tak ada peserta rapat yang curiga dengan suara itu. Sepersekian detik kemudian, alarm mobil yang diparkir di depan kantor menyalak keras.
 
"Coba cek ada apa," ujar Mudhofir, Presiden Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) menghentikan rapat persiapan peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day.

Sekretaris Wilayah KSBSI Jawa barat Baharudin Simbolon, dan Ketua DPC Federasi Serikat Makanan, Minuman, Pariwisata, Restoran dan Hotel (Kamiparho) Jakarta; Sunardi keluar. Suasana di jalan itu sudah sepi. Maklum sudah mendekati tengah malam.

Mereka melihat Suzuki APV biru muda melintas pelan di de­pan kantor. Kaca di deretan kursi baris tengah dibuka separuh. Dari balik jendela itu, dua orang menodongkan senjata jenis pis­tol. Tembakan dilepaskan. Suara mirip petasan cabe rawit kembali terdengar.

"Saya melihat langsung, dua orang rebutan nembak dari da­lam mobil," tutur Sunardi.

Aksi itu tak berhenti meski Sunardi dan Baharuddin keluar. "Orang itu membabi buta men­embak kami," lanjutnya.

Tembakan kemudian diarah­kan ke pintu depan kantor yang terbuka setengah. Dari jalan bisa terlihat jelas pimpinan KSBSI sedang rapat di ruang tamu. Peluru mengenai pintu depan kantor.

"Beruntung tidak ada yang kena," kata Sunardi, "Biasanya kita rapat di lantai 3."

Sunardi melihat mobil yang ditumpangi penembak itu sarat orang. "Di kursi belakang ada tiga orang. Setelah menembak mereka ketawa-tawa," ujarnya.

Kaca ruangan Serikat Garteks (garmen dan tekstil), juga ter­hantam pelor. Penghuni ruangan pun berhamburan keluar ke ru­ang tamu. "Kita ditembaki Pak," kata mereka.

Usai memberondong markas KSBSI, mobil yang ditump­angi penembak melaju kencang. Setelah mobil itu kabur, penghu­ni kantor ini baru berani keluar. Alarm mobil dimatikan.

Ada tiga mobil yang terkena tembakan, yakni Toyota Rush milik Mudhofir yang di parkir di jalan, Toyota Avanza milik Baharudin Simbolon yang diparkir paralel di depan kantor, dan Suzuki Ertiga milik Surnadi.

Usai peristiwa itu, pihak KSBSI mengontak polisi. Esok harinya polisi datang untuk olah tempat kejadian perkara (TKP). Garis polisi dibentangkan di depan kantor. Seluruh saksi mata dimintai keterangan.

Hasil olah TKP polisi menemukan peluru di lokasi penembakan. Pelaku diduga menembaki kantor KSBSI dengan airsoft gun. "Kaca mobil retak," ujar Ajun Komisaris Besar Tedy Sianipar, Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

Polisi, menurut dia, belum mengetahui motif penembakan terhadap kantor organisasi buruh ini. "Kami sedang mendalami. Saat kejadian, para pengurus KSBSI sedang rapat internal," ujarnya.

Peristiwa penembakan ini menjadi topik utama aktivis buruh yang di warung kopi di kantor KSBSI. Di depan pintu masuk Sunardo melihat lagi kondisi mo­bilnya yang ditembak. "Belum saya bawa pulang. Tapi polisi sudah periksa," ujar Surnadi.

Sunardi menuturkan ada 17 peluru yang ditemukan di dalam tiga mobil yang kacanya remuk ditembak. Delapan peluru ber­sarang di mobil milik Mudhofir, tiga di mobil Surnadi, dan enam di mobil Baharuddin.

Dua peluru bersarang di pintu kantor. Peluru membuat kaca di depan kantor itu bolong. "Pelurunya gotri, bulat-bulat gitu. Ada yang kuning, silver. Nah yang silver itu ada besi runcingnya. Lumayan kalau kena orang," kata Surnadi. Usai melihat kon­disi mobil, di masuk ke dalam.

Suasana di kantor KSBSI cu­kup ramai menjelang sore. Satu per satu aktivis buruh berdatan­gan untuk mempersiapkan May Day. Rencananya, organisasi ini akan turun ke jalan bersama ele­men lainnya pada 1 Mei nanti.

Surnadi menganggap, penembakan ini merupakan teror jelang May Day. Teror ini pernah dialami organisasi ini menje­lang peringatan Hari Buruh Internasional pada 2013 lalu. Sehari menjelang peringatan, di depan pagar kantor ditemukan bungkusan plastik hitam.

Polisi yang membukanya me­nemukan kotak berwarna merah bertuliskan KSBSI, lempengan printed circuit board (PCB), jam tangan, baterai telepon genggam, gulungan kertas, dan rangkaian kabel. Setelah diteliti tim gegana, rangkaian perangkat elektronik itu bukan bim. Polisi menganggap benda itu hanya untuk menakut-nakuti saja.

"Ini teror kedua terhadap kami," kata Surnadi.

Aksi teror ini tak membuat nyali para aktivitis buruh jadi ciut menggelar peringatan May Day. "Semangat kita justru semakin membara karena peristiwa ini. Kawan-kawan semakin bersemangat turun ke jalan," katanya.

Aksi turun ke jalan itu tak akan mengganggu masyarakat karena setiap tanggal 1 Mei telah ditetapkan sebagai hari libur nasional.

Kacanya Retak, Mobil Diinapkan di Kantor KSBSI
 

Menjelang sore, Presiden KSBSI Mudhofir datang da­tang. Turun dari mobil itu bergabung ke warung kopi di samping kantor. Tadi diantar anak,” katanya.

Mobil Toyot a Rush hitam yang menjadi tunggangannya sehari-hari tak bisa dipakai setelah kacanya retak-retak akibat ditembaki. Mobil itu kini didi­amkan di depan kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) di sebe­lah kantor KSBSI.

Seluruh kaca mobil di sebe­lah kanan retak-retak terhan­tam peluru dari airsoft gun. Mudhofir mengatakan kejadian ini tidak mengganggu aktivi­tas untuk datang ke kantor KSBSI.

Demikian juga Sunardi, Ketua DPC Kamiparho Jakarta. Mobilnya yang ikut diberondong peluru gotri juga diinapkan di kantor KSBSI.

Ia sempat melihat lagi kondisi mobilnya ketika datang ke­marin sore. Tangannya menen­teng sejumlah berkas. Masuk ke dalam, dia berhenti di meja resepsionis. Ia mengangkat telepon di meja itu. Lalu me­nekan tombol nomor telepon sambil melihat nomor di ber­kas yang dibawahnya.

Sunardi dealer, tempat dia membeli mobil setahun lalu. Ia ingin mengajukan klaim kerusukan akibat penembakan ini. Berbicara sekitar 15 menit, Sunardi mendapat jawaban bahwa urusan klaim kerusakan bukan tanggung jawab dealer, melainkan pihak asuransi.

"Nanti saya hubungi pihak asuransi. Mudah-mudahan bisa," harapnya.

Kini Sang Presiden Dikawal 2 "Panser"

Setelah ditembaki, penga­manan kantor KSBSI di Cipinang Muara, Jatinegara, Jakarta Timur, diperketat. Petugas piket ditambah dari dua menjadi empat orang.

"Itu yang wajib, kawan-kawan biasanya datang juga," kata Mudhofir, Presiden KSBSI.

Tidak hanya area kantor yang diperketat keamanannya, para pimpinan organisasi ini juga mendapatkan pengawalan. Mudhofir dikawal dua orang Pengamanan Serikat (Panser).

Mudhofir mengatakan di­rinya dikawal setelah peris­tiwa penembakan ke kantor KSBSI pada Selasa malam lalu. Pelakunya diduga sudah mengetahui kendaraan yang dipakai Mudhofir.

Setelah peristiwa ini, Mudhofir tak lagi menggunakan Toyota Rush hitam yang kacanya retak-retak terkena beron­dongan peluru gotri airsoft gun. Ia menganggap mobilnya sudah dikenali.

Demi keselamatan, Mudhofir akan menggunakan mobil lain maupun diantar saat bepergian. Saat datang ke kantor KSBSI kemarin, Mudhofir terlihat di­antar mobil yang dikemudikan anaknya.

Menurut Mudhofir, pen­embakan ini merupakan ben­trok teror terhadap organisasi. Pasalnya dilakukan di tengah para aktivis buruh mempersiapkan peringatan May Day.

Ia berharap polisi segera menemukan pelaku penemba­kan. "Kasus ini harus tuntas. Bisa saja menimpa organisasi lainnya," tegasnya.

Rencananya hari ini Mudhofir akan datang ke Polda Metro Jaya untuk menanyakan perkembangan pengusutan kasus ini. Setelah itu dia men­erima kedatangan perwakilan organisasi buruh lain yang ingin menyampaikan rasa soli­daritas atas peristiwa ini.

"Solidaritas dari elemen bu­ruh lainnya sangat diperlukan sebagai bentuk persatuan para buruh," tandasnya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA