"Coba cek ada apa," ujar Mudhofir, Presiden Konfederasi
Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) menghentikan rapat persiapan
peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day.
Sekretaris
Wilayah KSBSI Jawa barat Baharudin Simbolon, dan Ketua DPC Federasi
Serikat Makanan, Minuman, Pariwisata, Restoran dan Hotel (Kamiparho)
Jakarta; Sunardi keluar. Suasana di jalan itu sudah sepi. Maklum sudah
mendekati tengah malam.
Mereka melihat Suzuki APV biru muda
melintas pelan di deÂpan kantor. Kaca di deretan kursi baris tengah
dibuka separuh. Dari balik jendela itu, dua orang menodongkan senjata
jenis pisÂtol. Tembakan dilepaskan. Suara mirip petasan cabe rawit
kembali terdengar.
"Saya melihat langsung, dua orang rebutan nembak dari daÂlam mobil," tutur Sunardi.
Aksi itu tak berhenti meski Sunardi dan Baharuddin keluar. "Orang itu membabi buta menÂembak kami," lanjutnya.
Tembakan
kemudian diarahÂkan ke pintu depan kantor yang terbuka setengah. Dari
jalan bisa terlihat jelas pimpinan KSBSI sedang rapat di ruang tamu.
Peluru mengenai pintu depan kantor.
"Beruntung tidak ada yang kena," kata Sunardi, "Biasanya kita rapat di lantai 3."
Sunardi
melihat mobil yang ditumpangi penembak itu sarat orang. "Di kursi
belakang ada tiga orang. Setelah menembak mereka ketawa-tawa," ujarnya.
Kaca
ruangan Serikat Garteks (garmen dan tekstil), juga terÂhantam pelor.
Penghuni ruangan pun berhamburan keluar ke ruÂang tamu. "Kita ditembaki
Pak," kata mereka.
Usai memberondong markas KSBSI, mobil yang
ditumpÂangi penembak melaju kencang. Setelah mobil itu kabur, penghuÂni
kantor ini baru berani keluar. Alarm mobil dimatikan.
Ada tiga
mobil yang terkena tembakan, yakni Toyota Rush milik Mudhofir yang di
parkir di jalan, Toyota Avanza milik Baharudin Simbolon yang diparkir
paralel di depan kantor, dan Suzuki Ertiga milik Surnadi.
Usai
peristiwa itu, pihak KSBSI mengontak polisi. Esok harinya polisi datang
untuk olah tempat kejadian perkara (TKP). Garis polisi dibentangkan di
depan kantor. Seluruh saksi mata dimintai keterangan.
Hasil olah
TKP polisi menemukan peluru di lokasi penembakan. Pelaku diduga
menembaki kantor KSBSI dengan airsoft gun. "Kaca mobil retak," ujar Ajun
Komisaris Besar Tedy Sianipar, Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum
Polda Metro Jaya.
Polisi, menurut dia, belum mengetahui motif
penembakan terhadap kantor organisasi buruh ini. "Kami sedang mendalami.
Saat kejadian, para pengurus KSBSI sedang rapat internal," ujarnya.
Peristiwa
penembakan ini menjadi topik utama aktivis buruh yang di warung kopi di
kantor KSBSI. Di depan pintu masuk Sunardo melihat lagi kondisi
moÂbilnya yang ditembak. "Belum saya bawa pulang. Tapi polisi sudah
periksa," ujar Surnadi.
Sunardi menuturkan ada 17 peluru yang
ditemukan di dalam tiga mobil yang kacanya remuk ditembak. Delapan
peluru berÂsarang di mobil milik Mudhofir, tiga di mobil Surnadi, dan
enam di mobil Baharuddin.
Dua peluru bersarang di pintu kantor.
Peluru membuat kaca di depan kantor itu bolong. "Pelurunya gotri,
bulat-bulat gitu. Ada yang kuning, silver. Nah yang silver itu ada besi
runcingnya. Lumayan kalau kena orang," kata Surnadi. Usai melihat
konÂdisi mobil, di masuk ke dalam.
Suasana di kantor KSBSI cuÂkup ramai menjelang sore. Satu per satu aktivis buruh berdatanÂgan untuk mempersiapkan
May Day. Rencananya, organisasi ini akan turun ke jalan bersama eleÂmen lainnya pada 1 Mei nanti.
Surnadi
menganggap, penembakan ini merupakan teror jelang May Day. Teror ini
pernah dialami organisasi ini menjeÂlang peringatan Hari Buruh
Internasional pada 2013 lalu. Sehari menjelang peringatan, di depan
pagar kantor ditemukan bungkusan plastik hitam.
Polisi yang
membukanya meÂnemukan kotak berwarna merah bertuliskan KSBSI, lempengan
printed circuit board (PCB), jam tangan, baterai telepon genggam,
gulungan kertas, dan rangkaian kabel. Setelah diteliti tim gegana,
rangkaian perangkat elektronik itu bukan bim. Polisi menganggap benda
itu hanya untuk menakut-nakuti saja.
"Ini teror kedua terhadap kami," kata Surnadi.
Aksi
teror ini tak membuat nyali para aktivitis buruh jadi ciut menggelar
peringatan May Day. "Semangat kita justru semakin membara karena
peristiwa ini. Kawan-kawan semakin bersemangat turun ke jalan," katanya.
Aksi turun ke jalan itu tak akan mengganggu masyarakat karena setiap tanggal 1 Mei telah ditetapkan sebagai hari libur nasional.
Kacanya Retak, Mobil Diinapkan di Kantor KSBSI
Menjelang
sore, Presiden KSBSI Mudhofir datang daÂtang. Turun dari mobil itu
bergabung ke warung kopi di samping kantor. Tadi diantar anak,â€
katanya.
Mobil Toyot a Rush hitam yang menjadi tunggangannya
sehari-hari tak bisa dipakai setelah kacanya retak-retak akibat
ditembaki. Mobil itu kini didiÂamkan di depan kantor Lembaga Bantuan
Hukum (LBH) di sebeÂlah kantor KSBSI.
Seluruh kaca mobil di
sebeÂlah kanan retak-retak terhanÂtam peluru dari airsoft gun. Mudhofir
mengatakan kejadian ini tidak mengganggu aktiviÂtas untuk datang ke
kantor KSBSI.
Demikian juga Sunardi, Ketua DPC Kamiparho Jakarta. Mobilnya yang ikut diberondong peluru gotri juga diinapkan di kantor KSBSI.
Ia
sempat melihat lagi kondisi mobilnya ketika datang keÂmarin sore.
Tangannya menenÂteng sejumlah berkas. Masuk ke dalam, dia berhenti di
meja resepsionis. Ia mengangkat telepon di meja itu. Lalu meÂnekan
tombol nomor telepon sambil melihat nomor di berÂkas yang dibawahnya.
Sunardi
dealer, tempat dia membeli mobil setahun lalu. Ia ingin mengajukan
klaim kerusukan akibat penembakan ini. Berbicara sekitar 15 menit,
Sunardi mendapat jawaban bahwa urusan klaim kerusakan bukan tanggung
jawab dealer, melainkan pihak asuransi.
"Nanti saya hubungi pihak asuransi. Mudah-mudahan bisa," harapnya.
Kini Sang Presiden Dikawal 2 "Panser" Setelah
ditembaki, pengaÂmanan kantor KSBSI di Cipinang Muara, Jatinegara,
Jakarta Timur, diperketat. Petugas piket ditambah dari dua menjadi empat
orang.
"Itu yang wajib, kawan-kawan biasanya datang juga," kata Mudhofir, Presiden KSBSI.
Tidak
hanya area kantor yang diperketat keamanannya, para pimpinan organisasi
ini juga mendapatkan pengawalan. Mudhofir dikawal dua orang Pengamanan
Serikat (Panser).
Mudhofir mengatakan diÂrinya dikawal setelah
perisÂtiwa penembakan ke kantor KSBSI pada Selasa malam lalu. Pelakunya
diduga sudah mengetahui kendaraan yang dipakai Mudhofir.
Setelah
peristiwa ini, Mudhofir tak lagi menggunakan Toyota Rush hitam yang
kacanya retak-retak terkena beronÂdongan peluru gotri airsoft gun. Ia
menganggap mobilnya sudah dikenali.
Demi keselamatan, Mudhofir
akan menggunakan mobil lain maupun diantar saat bepergian. Saat datang
ke kantor KSBSI kemarin, Mudhofir terlihat diÂantar mobil yang
dikemudikan anaknya.
Menurut Mudhofir, penÂembakan ini merupakan
benÂtrok teror terhadap organisasi. Pasalnya dilakukan di tengah para
aktivis buruh mempersiapkan peringatan May Day.
Ia berharap
polisi segera menemukan pelaku penembaÂkan. "Kasus ini harus tuntas.
Bisa saja menimpa organisasi lainnya," tegasnya.
Rencananya hari
ini Mudhofir akan datang ke Polda Metro Jaya untuk menanyakan
perkembangan pengusutan kasus ini. Setelah itu dia menÂerima kedatangan
perwakilan organisasi buruh lain yang ingin menyampaikan rasa
soliÂdaritas atas peristiwa ini.
"Solidaritas dari elemen buÂruh lainnya sangat diperlukan sebagai bentuk persatuan para buruh," tandasnya. ***