"Kita orang Sumatera dari keÂcil sudah biasa berbahasa keras. Bukan suatu yang aneh," tutur Basuri alias Yuyu, yang kini menjabat Bupati Belitung Timur ketika ditemui
Rakyat Merdeka di bilangan Menteng, Jakarta, Jumat (20/3).
Seperti diketahui, Ahok kemÂbali menyita perhatian publik setelah sempat mengeluarkan bahasa keras dalam sebuah wawancara ekslusif salah satu televisi swasta. Ada yang pro dan kontra dengan gaya semacam itu.
Komite Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bahkan meÂminta Mendagri mengusut bahasa keras Ahok yang memÂbahas dana siluman APBD DKI pada jam tayang utama (prime-time) sebuah stasiun televisi.
Dialog itu juga bukan terÂmasuk jenis tayangan publik yang memerlukan pengawasan orangtua, sehingga meÂmungkinkan juga ditonton anak-anak. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) juga bahkan mengecamnya.
Lantas bagaimana respons sang adik, Basuri Tjahja Purnama? Anda suka marah-marah juga? Siapa bilang saya tidak marah-marah.
Kalau di rumah bagaimaÂna? Di rumah, kalau diskusi denÂgan abang dengan adik, tetangga bilang; wih anak muda ini beÂrantem nih.
Termasuk sering mengeluarkan kata-kata keras? Sekarang begini, kalau Anda dalam situasi menghadapi masalah yang sudah tidak daÂpat dibaikkan, akan bersikap bagaimana.
Maksud Anda? Kita ini sudah terlalu diselubungi dengan (membungkukÂkan badan), berpura-pura baik, santun. Tapi bersikap berbeda. Apa yang kita harapkan itu untuk merubah Indonesia. Ini munafik.
Jadi harus bagaimana? Kita harus buat satu perubaÂhan, sehingga menyadarkan masyarakat.
Belum sadarnya dalam hal apa? Contoh saja pendidikan kita harusnya bermutu. Tapi yang terjadi berbuku. Biaya begitu banyak. Tuntutan begitu banÂyak. Akhirnya bikin anak kita stres. Itu yang mau kita sebut santun. Anak bangsa kita hanÂcur terus lho.
Kenapa saya selalu marah dan selalu bilang, pada 1970-an kita itu gurunya Malaysia. Sekarang banyak TKI bekerja di sana. Besok-besok jadi pembantu di negara sendiri.
Artinya memang denÂgan marah bisa mengubah Indonesia? Kalau kamu lihat lagi, Basuki kan bukan tiap hari marah, situaÂsi yang membuat dia marah.
Anda sering dihadapkan dengan situasi seperti itu, juga bertindak sama? Gimana saya nggak marah kaÂlau pembahasannya seperti itu. Mau beli laptop lagi. Bilangnya rusak semua, saat diperiksa ternyata cuma satu yang rusak. Wajar toh kalau marah. Kalau nggak marah, kita gila. Kira-kira gitu.
Orangtua pernahkah ngingatin Ahok supaya jaga emosi? Pasti, mama saya selalu mengÂingatkan.
Kenapa masih suka marah-marah? Kadang dalam hidup ini nggakbisa semua dalam koridor agar pencitraan bagus. Kalau orang politik boleh. Masalahnya Basuki (Ahok) bukan orang politik.
Tapi Ahok kan pejabat pubÂlik. Tidak takut reputasi dan citranya rusak? Itu risiko bila bersikap apa adanya. Kebanyakan orang kan kalau ada panu ditutupi. Kalau Basuki kan apa adanya. ***
BERITA TERKAIT: