Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

RUPS BNI

Angin Segar Itu Rizal Ramli

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Selasa, 17 Maret 2015, 14:58 WIB
Angin Segar Itu Rizal Ramli
rizal ramli
rmol news logo Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) memutuskan menunjuk mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli sebagai Komisaris Utama dan Achmad Baiquni sebagai Direktur Utama Bank BNI.

Sebelumnya kabar ini sudah berhembus dan telah diperkirakan para ekonom. Namun, kepastiannya telah datang beberapa saat lalu.

Dalam pesan yang didapatkan redaksi, susunan Komisaris yang baru dihasilkan dalam RUPS tadi siang adalah sebagai berikut:

Komisaris Utama,  Rizal Ramli; Wakil Komisaris Utama/Independen, Pradjoto (Ketua Dewan Etik Perbanas); Komisaris Independen, Anny Ratnawati (mantan Wakil Menkeu); Komisaris Independen, Jos Luhukay (mantan Wakil Dirut Bank Danamon); Komisaris, Pataniari Siahaan (Dosen FH Univ Trisakti); Komisaris Independen, Zulkifli Zaini (Komisaris PLN); Komisaris, Revrisond Baswir Kepala Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM); Komisaris Independen, Daniel T Sparringa (Komisaris BNI); Komisaris, Kiagus A Badaruddin (Komisaris BNI).

Penunjukan Rizal Ramli ini dapat dipastikan sebagai angin segar untuk BNI dan perekonomian nasional. Beberapa jabatan strategis dalam ekonomi nasional pernah dipegang oleh pria kelahiran Padang 10 Desember 1954 ini.

Di era Presiden Abdurrahman Wahid, ia dipercaya menjadi Menteri Koordinator bidang Perekonomian dan Menteri Keuangan. Ia juga pernah menjabat sebagai Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) sepanjang Maret 2000 sampai Februari 2001.

Rizal Ramli juga diangkat menjadi penasihat ahli Perserikatan Bangsa Bangsa  bersama ekonom internasional lainnya seperti peraih Nobel Ekonomi, Prof. Amartya Sen dari Harvard University.

Jejak menonjol Rizal Ramli atau RR di ranah mikro tampak ketika dia melakukan operasi penyelamatan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Atau ketika dia berhasil menggaet Rp 5 triliun dari Indosat dan Telkom untuk menambal APBN yang jebol. Uang itu ia peroleh tanpa harus menjual selembar pun saham PT Telkom dan Indosat.

Ia pun pernah sukses menghentikan rush yang melanda Bank Internasoinal Indonesia (BII) ketika bank milik taipan Eka Tjipta Wijaya itu kehilangan kepercayaan deposannya. Padahal waktu itu Bank Dunia dan IMF sudah menyarankan agar pemerintah melikuidasi BII dengan biaya sekitar Rp 4 triliun hingga Rp 5 triliun. Lagi-lagi, RR tidak memakai sesen pun uang pemerintah untuk menyelamatkan BII.

Kinerja gemilang RR atau di kalangan Nahdliyin disapa Gus Romli ini juga tampak ketika menjadi Komisaris Utama PT Semen Gresik. Di bawah komando RR, Semen Gresik Grup tampil sebagai salah satu BUMN terbaik dengan menempati peringkat ke-7. Padahal, sebelumnya PT SG selalu tercecer di luar 20 besar. Laba bersih tahun 2007 melonjak 37 persen dari Rp1,3 triliun tahun sebelumnya jadi Rp1,8 triliun. Inilah kinerja terbaik sepanjang sejarah berdirinya PT Semen Gresik.

Nama Rizal sempat melambung sebagai tokoh oposisi yang kritis di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, bahkan sempat terancam masuk penjara karena pidatonya yang dianggap subversif pada tahun 2008.

Di awal pemerintahan Joko Widodo, Rizal sempat melontarkan sebuah ide brilian menghadapi krisis subsidi bahan bakar minyak, yang dikenal juga sebagai "Jalan Tengah Rizal Ramli". Ia mengusulkan agar BBM yang beredar di pasar dibagi dua jenis. Jenis pertama adalah "BBM rakyat" yang beroktan 80-83 (saat ini jenis premium ber-oktan 88). Jenis kedua, "BBM super" dengan oktan 92 untuk jenis Pertamax dan oktan 94 untuk Pertamax Plus.

Kini publik menunggu gebrakan besar Rizal membangun bank plat merah terbesar ketiga itu. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA