Dan jika Bank Indonesia (BI) terus memperketat moneter, maka pertumbuhan ekonomi hanya akan 4-4,5 persen.
Menurut dia, saat ini inflasi sudah lebih rendah, dan BI sebetulnya masih punya ruang untuk menurunkan suku bunga dan melonggarkan moneter.
"Kecuali, BI monetarist konservatif," singgung Rizal Ramli lewat twitter @RamliRizal beberapa jam lalu.
Ekonom ahli Perserikatan Bangsa Bangsa ini menyebutkan, pertumbuhan ekonomi 4-4,5 persen mempersulit upaya mengurangi kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja tahun 2015.
"Perlu ada terobosan-terobosan untuk membalik keadaan," seru mantan Menko Perekonomian ini.
Rizal melanjutkan, inflasi di pedesaan dua kali inflasi di perkotaan. Perbedaan inflasi yang tinggi tersebut harus dikurangi agar kemiskinan berkurang.
"Secara prinsip, saya tidak setuju program bagi-bagi uang, kecuali untuk yang cacat. Lebih baik program kerja yang dibayar, bangun jalan desa, irigasi tertier dan lainnya," ucapnya.
Selain itu ia jelaskan inflasi makanan pun masih tinggi karena nilai rupiah anjlok dan tata niaga masih sistem kuota dan kartel.
"Jokowi mesti berani sikat sistem kuota mafia impor pangan," tegas Rizal lagi.
[ald]
BERITA TERKAIT: