Regenerasi di sini, menurut Eva, bukan semata dilihat pada posisi ketua umum saja, lalu level menengah dan ke bawahnya mandek.
"Kalau di PDI-P kan sukses karena fokus untuk menyuplai para pemimpin dari level menengah dan ke bawahnya. Jadi tolong di redefinisi dari (kata) regenerasi tersebut," kata Eva, usai mengadiri diskusi Front Page bertajuk 'Jokowi Lawan Mafia Pajak!' yang diselenggarakan Kantor Berita Politik
RMOL, Minggu (11/1).
Disampaikan Eva, di bawah kepemimpinan Megawati Soekarnoputri tugas parpol melakukan regenerasi berjalan. Begitu juga tanggung jawab untuk melakukan pendidikan politik, konsolidasi partai dan lainnya.
"Mau tidak mau PDI-P paling diakui sukses untuk konsolidasi. Misal suplai para pemimpin termasuk Jokowi, Ganjar, Risma, dan seterusnya," klaim Eva.
Kenapa partai-partai yang lain tidak dinilai seperti itu? Karena, lanjut Eva, meskipun pemimpinnya ganti tapi pendidikan politiknya tidak jalan.
"(Partai lain) Kalau rekruitmen bingung cari orang. Kalau PDI-P justru bingung membagi orang dalam. Tidak perlu outsourcing ke luar, tidak bingung artis yang dipasang dan dimodali. Regenerasi harus dimaknai yang lebih luas," tandas mantan anggota Komisi III DPR itu.
[why]
BERITA TERKAIT: