WAWANCARA

Agus Gumiwang Kartasasmita: Kepemimpinan Pak Aburizal Nggak Bisa Dilanjutkan Lagi

Kamis, 20 November 2014, 09:49 WIB
Agus Gumiwang Kartasasmita: Kepemimpinan Pak Aburizal Nggak Bisa Dilanjutkan Lagi
Agus Gumiwang Kartasasmita
rmol news logo Jelang Munas Golkar, calon-calon nakhoda partai beringin sudah bermunculan. Baik dari tokoh senior maupun dari kalangan anak muda. Dari tokoh senior muncul MS Hidayat, Agung Laksono dan Hajriyanto Y Tohari. Sedangkan dari kalangan anak muda adalah Agus Gumiwang Kartasasmita, Priyo Budi Santoso, Airlangga Hartatarto dan Zainudin Amali.

Selain tujuh nama itu, ketum Golkar incumbent, Aburizal Ba­krie atau Ical, juga akan ikut bertarung lagi, meski ba­nyak suara di markas beringin yang menginginkan agar Ical ti­dak mencalonkan lagi.

Beberapa waktu lalu, tujuh pe­nan­tang Ical sudah menyatu­kan sikap akan pentingnya regenera­si di tu­buh Golkar. Kendati de­mi­­­kian, mereka siap jika nanti harus tetap melawan Ical, asal per­ta­rungan dilakukan secara fair, ti­dak ada te­kan-menekan dan an­cam-me­ng­ancam ke pe­milik suara.

Sikap seperti ini juga yang di­harapkan Agus Gumiwang Kar­tasasmita. Politisi muda Golkar yang pernah menjadi Wakil Ke­tua Komisi I DPR ini berharap, Mu­nas Golkar memilih pemim­pin baru Golkar yang mampu mem­bawa kebangkitan Golkar.

Ka­rena saat ini Golkar di bawah kepemimpinan Pak Ical sedang terpuruk,” kata Agus yang dipecat Ical Cs karena mendu­kung Jokowi-JK di Pilpres lalu. Berikut ku­tipan selengkapnya.

Agung Laksono beberapa waktu lalu menyebut ada aro­ma curang” yang dilakukan DPP Golkar untuk memulus­kan Ical menjadi ketum lagi di munas. Pendapat Anda?

Saya cenderung berpendapat sama dengan Pak Agung. Ini kita lihat secara jelas dalam forum Rapimnas di Yogyakarta, dimana Pak Ical Cs tidak berupaya mem­pertahankan keputusan Rapat Pleno DPP Partai Golkar yang memutuskan Munas Golkar dige­lar Januari 2015. Bahkan terlihat ada reka­yasa melalui DPD Provin­si untuk membatal­kan Munas.

Rapimnas Golkar di Yogya­karta kemarin apa berjalan sesuai harapan?
Tidak sesuai harapan, terlihat dari tidak adanya upaya Pak Ical dkk untuk mempertahankan ke­putusan Rapat Pleno terkait Mu­nas. Selain itu, upaya untuk mens­­trukturkan KMP (Koalisi Merah Putih) sampai tingkat Kabupaten/Kota akan merugikan beberapa daerah. Konsep kami adalah Partai Golkar akan kami bawa untuk mendukung Jokowi-JK, dan untuk tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota, kami serahkan kepada ‘kearifan lokal’. Fleksi­bi­litas kami serahkan kepa­da dae­rah masing-masing.

Sampai tadi malam, Rapim­nas Golkar sepertinya akan menetapkan Munas Golkar akhir bulan ini. Apa Anda siap?
Kalau memang Munas digelar akhir November ini, walaupun keputusan itu penuh denga misteri dan terkesan akal-akalan, tentu harus siap.

Ada usulan, untuk melawan Ical, anda dan kandidat lain harus bersatu. Apa mungkin?

Bisa saja dan sangat baik ka­lau kami bertujuh bisa bersatu. Ini sekarang sedang dirumuskan. Pe­nyatuan ini semata-mata ka­rena kami punya pandangan yang sama tentang Partai Golkar, bu­kan karena alasan lainnya.

Ical ngotot mau maju lagi. Sebenarnya pantas­kah Ical maju?

Kalau saya tanya ke daerah, mereka menjawab bahwa kepe­mimpinan Pak Ical adalah ke­pe­mimpinan paling jelek dalam sejarah Partai Golkar. Dan oleh sebab itu, tidak bisa dilanjutkan dan saya cenderung setuju.

Kenapa kepemimpinan Ical dinilai buruk?
Di mata saya, DPP Golkar di bawah kepemimpinan Pak Ical banyak sekali kegagalan, mana­jemen Golkar juga buruk. Banyak terjadi pelanggaran aturan partai, termasuk partai banyak diguna­kan untuk ke­pentingan pribadi.

Apa ada hal lainnya?
Pencapaian Golkar dalam Pemilu 9 April 2014 di bawah kepemimpinan Pak Ical meru­pakan hasil terburuk sepanjang sejarah partai, Golkar hanya sanggup meloloskan 91 kader­nya ke DPR. Bandingkan de­ngan pencapaian Golkar pada Pileg 2009 di saat dipimpin Pak Jusuf Kalla yang berhasil me­ngan­tarkan 100 kader lebih menjadi anggota DPR, padahal saat itu ada 38 parpol peserta pemilu.

Anda sudah menyiapkan strategi melawan Ical nanti?
Strategi utamanya, kami tidak akan bosen-bosennya mengetuk hati pemilik suara.

Anda telah keliling sampai­kan visi misi ke daerah-daerah, bagaimana responsnya?
Saya mendapat kesan sangat positif. Dan respons daerah ter­ha­dap pemikiran kami me­ngenai perubahan dan konti­nuitas, dan program umum yang kami ta­warkan, juga ditanggapi positif.

Dukungan atas pencalonan  Anda seperti apa?
Saya adalah ca­lon terak­hir yang memutuskan maju. Al­hamdullilah dalam wak­tu hanya 2 bulan, secara marathon dan in­tensif, kami bisa mengum­pulkan surat dukungan dari 40 persenan pe­milik suara.

Saat bertemu dengan kader-kader di daerah, seperti apa suara dan aspirasinya kepada ketum baru?
Saya mendapat kesan yang sa­ngat kuat bahwa teman-teman dae­rah juga menginginkan ada­nya pe­rubahan mendasar terha­dap pe­nge­­lolaan partai ke de­pan, agar Partai Golkar bisa men­da­pat tem­pat di hati ka­dernya dan juga publik.

Anda mengusung ‘perubah­an dan‘ kontinuitas’’dalam visi misi sebagai calon ketum, bisa dijelaskan lebih rinci?
Diperlukan perubahan karena kita melihat ada fenomena dan gejala yang harus diperbaiki. Contohnya terhadap pengelo­laan partai.

Kami juga akan mengubah tagline Suara Golkar Suara Rak­yat, menjadi Suara Rakyat Suara Golkar. Berkaitan dengan Kon­tinuitas, kita akan me­ngam­bil in­tisari yang baik-baik dari pe­nga­­laman kepemimpinan era se­belumnya untuk kembali dite­rap­­kan pada kepemimpinan kami.

Bagaimana daerah meres­pons dua isu yang anda usung itu?
Sangat positif. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA