“Namun upaya tersebut tidak berÂhasil. Demokrat justru
walk out dari persidangan paripurna,’’ kata Ketua Fraksi PDIP DPR, Puan Maharani, usai sidang Paripurna.
Menurut Ketua PDIP itu, bagi mereka 10 syarat itu tidak masaÂlah. Sebab, kedaulatan dalam pemilihan kepala daerah itu masih di tangan rakyat.
“Ini dinamika. Salah satunya yang diambil oleh PDIP, Hanura dan PKB yang mendukung opsi dari DeÂmokrat. Karena kami pikir keÂdaulatan rakyat tetap di tangan rakÂyat. Tapi kalau sudah tidak biÂsa diwujudkan, ya sudah. Itu piliÂhan masing-masing,†paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya; PDIP, PKB, dan Hanura akhirnya kalah, ini bagaiÂmana?Ini bukanlah mengenai menang atau kalah. Yang jelas, kami suÂdah konsisten dengan jalur yang dipilih, yakni sejak awal proses samÂpai kepada pengambilan keputusan, tetap keukeuh pada sikap mendukung Pilkada LangÂsung dan dengan keras menolak Pilkada melalui DPRD.
Tanggapan Anda mengenai kekalahan itu? Kami katakan ini kemunduran deÂmokrasi. Jadi, silakan nilai maÂna yang konsisten perjuangkan hak rakyat, mana yang tidak dan mana yang tidak bisa tentukan sikap. Kami sudah mati-matian membela kepentingan rakyat. NaÂmun, hasilnya tidak sesuai deÂngan yang kami harapkan, dan pilkada dikembalikan ke DPRD.
Anda kecewa?Ini bukanlah mengenai menang atau kalah, melainkan konsistensi dukungan terhadap kedaulatan rakyat. Konsistensi PDIP, PKB, dan Hanura dalam mendukung pilkada langsung sudah dilihat oleh publik malam ini.
Demokrat walk out, ini bagaimana?Itu pilihan politik. Seharusnya juga dilandasi dengan etika. Tapi Akhir-akhir ini sudah tidak ada lagi politik beretika. Jadi, tidak mungkin membangun bangsa tapi mentalitas politikusnya tidak punya etika saling menghargai, dan tak punya jiwa membangun bangsa.
Sikap SBY berbeda dengan sebelumnya, tanggapan Anda?Susilo Bambang Yudhoyono teÂlah bermain-main dengan perÂnyataannya sendiri. Sebelumnya, SBY menyatakan kedaulatan rakyat berada di tangan rakyat sendiri.
Dengan itu Demokrat menyatakan bahwa pilkada langsung adalah yang terbaik untuk rakyat, tapi nyatanya apa yang diperintah oleh ketua umum (Demokrat itu) kemudian tidak dilakukan secara baik dan benar oleh fraksi di DPR.
Apakah ini permainan drama dari Demokrat?Demokrat sebagai partai yang seolah mendukung kedaulatan rakyat. Namun akhirnya memÂperliÂhatkan sikap asli mereka daÂlam sidang paripurna.
Kami akan memperjuangkan kedaulatan rakyat dalam memÂberikan hak suaranya dalam pilkada. PDI PerÂjuangan dengan partai lain yang setuju dengan pilkada langsung bahkan memÂberikan dukungan kepada DeÂmokrat untuk meÂnguatÂkan opsi yang diinginkan oleh Partai Demokrat.
Namun, Demokrat justru meÂnarik diri di tengah jalan. Dan menyatakan bahwa Demokrat netral, tidak meÂmilih opsi DPRD ataupun pemilihan langsung.
Fraksi Demokrat menyataÂkan aksi walk out meniru PDIP, tanggapan anda?Aksi WO (walk out) yang kami lakukan tidak sama dengan yang dilakukan oleh Demokrat. Kami WO karena dari awal sudah tidak sepakat atau tidak menyetujui pembahasan, dan saat akan disahÂkan pengambilan keputusan.
Apakah PDIP merasa dicuÂrangi Demokrat?PDIP mencurigai setelah mendukung Fraksi Demokrat di forum lobi. Kami kira mereka akan senang, tapi ternyata sebaÂliknya. Namun fraksi Demokrat justru kaget dengan keputusan yang kami ambil. Bisa jadi ini hanyalah rekayasa politik untuk menampilkan pencitraan.
Bagaimana kalau judicial review?Saya tidak tahu. Sebab bukan kami yang ajukan. Kita lihat saja, pasti elemen masyarakat yang berdemo untuk menyampaikan pendapat dan aspirasinya sejak pagi, sudah pasti juga kecewa dengan keputusan ini. ***
BERITA TERKAIT: