WAWANCARA

Surya Paloh: Ayo Sebutkan, Parpol Mana Yang Berani Menekan Jokowi

Rabu, 24 September 2014, 09:16 WIB
Surya Paloh: Ayo Sebutkan, Parpol Mana Yang Berani Menekan Jokowi
Surya Paloh
rmol news logo Presiden terpilih Jokowi mengalokasikan 16 menteri dari parpol. Sejumlah kalangan menilai, itu terlalu banyak.

Apalagi, Jokowi sebelum pil­pres sudah berkali-kali me­nga­takan, koalisi pendukungnya tan­pa syarat, tidak ada bagi-bagi kur­si menteri.

Apakah perubahan sikap Jo­kowi ini karena parpol pen­du­kung meminta jatah kursi men­teri?        

Menanggapi hal itu, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Pa­loh mengatakan, parpol pen­du­kung­­­nya tidak meminta jatah men­teri.

“Ah, tidak ada itu bagi-bagi ja­tah menteri. Toh yang dipilih dari parpol adalah yang profesional di bi­dangnya,” kata Surya Paloh ke­pada Rakyat Merdeka, kemarin.

Berikut kutipan selengkapnya:

Kenapa menteri dari parpol masih banyak?
Presiden terpilih Jokowi telah me­ngumumkan  komposisi ka­bi­net yang terdiri dari 18 menteri pro­fesional murni dan 16 menteri dari parpol. Menurut saya itu cu­kup memberikan gambaran bah­wa ini kabinet profesional yang ba­gus dan tepat. Saya berharap kom­­­posisi itu bisa menjadi andal­an dan tim kerja pemerintahan ke depan.

Di awal ngomongnya kabinet ramping, kok malah gemuk ju­ga?
Secara kuantitatif presentasi pro­fesional murni dalam kabinet Jokowi-JK lebih banyak diban­ding­kan orang parpol. Tapi harus kita sadari, banyak orang parpol yang memiliki profesionalitas yang cukup baik di bidangnya.

Jokowi pernah bilang tidak ada bagi-bagi kursi menteri ba­gi parpol pendukung, ini ba­gai­mana?
 Kalau ada yang bilang ini ada­lah bagi-bagi jatah, itu inter­pre­tasi yang salah.

Kenapa?
Karena ada anggapan seakan-akan parpol tidak memiliki hak sa­ma sekali, itu salah. Parpol me­miliki hak untuk masuk kabinet. Tapi parpol menghargai hak pre­ro­gatif presiden dalam pengisian pos-pos menteri itu.

Bukankah itu namanya bagi-bagi jatah menteri?

Tidak ada bagi-bagi jatah men­teri. Yang ada adalah hak pre­ro­gatif presiden dalam menunjuk pem­bantunya sebagai menteri, baik dari kalangan parpol atau non parpol.

Kalau tidak ada jatah men­teri, kenapa 16 menteri dari par­­pol?

 Kok dikesankan ada bagi-bagi kursi menteri. Orang parpol yang mengisi nanti harus memerankan fungsinya di kementerian agar berjalan dengan baik.

16 menteri ini bukan tekanan dari parpol?
Siapa yang berani tekan Pak Jo­kowi. Ayo sebutkan, parpol ma­na yang berani menekannya. Saya rasa tidak ada. Bahkan Nas­dem sejak awal mendukung koa­lisi tanpa syarat itu tidak berani menekan.

Apa pimpinan parpol diajak bicara menentukan  menteri?
Tentunya kami akan diajak bi­cara. Tapi saya belum tahu kapan.

 Apa Anda sudah dihubungi?
Sampai hari ini belum.

Kalau Anda ditawari men­te­ri, bagaimana?
Kalau saya bukan lagi masanya masuk dalam posisi kabinet.

Bagaimana koalisi Jokowi-JK menghadapi koalisi merah pu­tih di parlemen nanti?
Pemerintahan Jokowi-JK me­miliki resep khusus yang jitu meng­­hadapi parlemen nanti.

Apa itu?
Begini, sepanjang niatnya un­tuk membangun bangsa yang lebih baik,  dan menempatkan ke­pentingan nasional di atas ke­pen­tingan pribadi serta kelom­pok­nya, saya optimistis du­kungan rakyat tidak akan ber­kurang.

Menghadapi kekuatan koalisi merah putih adalah dinamika ter­sendiri. Itu bagus sekali kalau di par­lemen terjadi check and ba­lance. Ini menghidupkan sistem de­mokrasi kita. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA