WAWANCARA

Priyo Budi Santoso: Dalam Sejarah Golkar, Nggak Ada Ketum Incumbent Dicalonkan Lagi

Rabu, 24 September 2014, 09:21 WIB
Priyo Budi Santoso: Dalam Sejarah Golkar, Nggak Ada Ketum Incumbent Dicalonkan Lagi
Priyo Budi Santoso
rmol news logo Meski Aburizal Bakrie didesak dicalonkan menjadi Ketua Umum Partai Golkar periode 2015-2020, tidak menyurutkan niat Priyo Budi Santoso berebut kursi orang pertama di partai berlambang pohon beringin itu.

”Saya sudah diizinkan Pak ARB (Aburizal Bakrie) menjadi bakal calon Ketua Umum Partai Golkar, sehingga saya tetap maju. Apalagi beliau memberi apresiasi kepada saya,’’ kata Ketua DPP Partai Golkar, Priyo Budi San­toso, kepada Rakyat Merdeka, di Ge­dung DPR, Jakarta,  Senin (22/9).

Seperti diketahui, Ketua DPP Partai Golkar Tantowi Yahya me­nyebut banyak dukungan kepada ARB  untuk maju lagi sebagai ketua umum (ketum).

“Ada dorongan untuk beliau maju lagi. Beliau belum berikan ko­de maju apa tidak,” ujar Tantowi.

Priyo Budi Santoso selanjutnya mengatakan,  dirinya belum men­de­ngar adanya dukungan untuk men­calonkan lagi ARB.

”Saya belum melihat ada tan­da-tanda bahwa beliau akan men­calonkan kembali,’’ ucap Wakil Ketua DPR itu.

Berikut kutipan selengkapnya;


Sudah ada komunikasi de­ngan ARB?

Komunikasi masih berjalan seperti biasa. Baik komunikasi melalui telepon dan tatap muka.

Tapi belum ada tanda-tanda bahwa beliau akan mencalonkan kembali.

Barangkali ARB bisa ter­tarik memimpin partai itu lagi ka­rena Megawati juga akan di­pilih kembali memimpin PDIP?

Dalam sejarah Golkar, nggak pernah ada ketua umum incum­bent yang mencalonkan kembali menjadi ketua umum. Pucuk pim­pinan di Golkar selalu dinamis dan berganti-ganti wajah.

Kenapa?

Karena Golkar partai yang di­namis dan selalu mengerjakan se­suatu yang demokratis. Ini pe­ris­tiwa menarik setiap lima tahun se­kali.

Berarti kaderisasi Golkar ber­­hasil?

Ya. Salah satu kekuatan Golkar adalah mesin politik kami ber­jalan dengan baik. Figur berte­bar­an dimana-mana. Tidak pernah kekurangan stok.

Tokoh apapun, model apapun, posisi dan jabatan apapun itu ters­edia di Golkar, saya pastikan itu. Ka­mi punya jam terbang dan pe­ngalaman yang panjang.

Berarti seru dong dalam per­ta­­r­ungan menjadi Ketua Um­um Golkar?
Ya. Semua calon sama baiknya. Sama-sama mempunyai gagasan yang baik untuk Golkar ke depan. Saya sudah tentu akan bekerja sa­ma dengan mereka untuk me­wu­jud­­kan Golkar sebagai partai yang kuat dan berpengaruh.

Jika Anda menjadi ketua umum, apa kader yang dipecat akan dibalikin lagi?
Ke depannya kita harus ber­sa­ma-sama membangun partai un­tuk mengumpulkan tulang yang berserakan. Jangankan kader yang dipecat, kader yang seka­rang dipinjam oleh tetangga akan kita bujuk untuk kembali ke Golkar.

O ya, setelah Partai De­mok­­­rat ‘putar haluan’, apa Go­l­kar te­tap mendukung  pemi­lihan ke­pala daerah melalui DPRD?
Ya. Karena pemilihan kepala dae­rah lewat DPRD menye­der­ha­nakan sistem demokrasi kita. Itu masih sesuai dengan maklumat UUD 1945 asalkan dipilih secara de­mokratis.

Selain itu, biayanya lebih efi­sien dan menghindari gesekan so­sial di masyarakat.

Pilkada lewat DPRD bukan ke­mun­duran demokrasi. Tapi visi mem­­perkuat demokrasi kita.  ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA