WAWANCARA

Adrianus Meliala: Saya Itu Pengawas Kepolisian Kok Dicecar Pertanyaan Selama 3 Jam

Kamis, 28 Agustus 2014, 10:00 WIB
Adrianus Meliala: Saya Itu Pengawas Kepolisian Kok Dicecar Pertanyaan Selama 3 Jam
Adrianus Meliala
rmol news logo Meski belum ada persetujuan dari Menko Polhukam, Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Adrianus Meliala tetap memenuhi pemanggilan Polri.

“Seharusnya ada persetu­ju­an dari Menko Polhukam. Sebab, antara Kompolnas dan kepoli­si­an ada nota kesepahaman da­lam hal tata cara pemanggilan ko­mi­sioner Kompolnas,’’ kata Adria­nus Meliala kepada Rakyat Mer­deka, yang dihubungi via te­lepon, kemarin.

Seperti diberitakan sebelum­nya, Adrianus Meliala dipanggil Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, Selasa (26/8). Pemanggilan ini buntut dari pernyataan Adria­nus di salah satu stasiun televisi swasta nasional, yang menilai Bareskrim sebagai “ATM” Polri.

Adrianus Meliala selanjut­nya me­­ngatakan, dalam wa­wan­cara de­ngan stasiun televisi itu kalau di­­lihat secara utuh sudah berim­bang.

“Saya malah justru memberi­kan apresiasi kepada Polri,” kata Adrianus.

Berikut kutipan selengkapnya;

Kenapa Anda datang meme­nu­hi panggilan itu?
Saya pribadi sebagai masyara­kat mempunyai itikad baik untuk memenuhi panggilan itu. Saya juga sudah meminta maaf perihal komentar saya yang tidak pada konteksnya.

Menurut Anda, kenapa Polri bertindak seperti itu?
Mungkin kepolisian mengang­gap pernyataan saya yang terlalu sensitif. Padahal, saya hanya men­contohkan ini sebuah feno­me­na. Saya berbicara secara umum dan tidak merujuk ke kasus tertentu. Ada kegalauan di Polri. Di satu sisi ada keberha­silan mengungkap ka­sus-kasus di tubuh Polri. Sisi lain­nya ada anak buah di lapangan yang masih ‘kotor’, sehingga jika ada pernya­taan yang menying­gung, mereka langsung bertindak.

Apa Anda punya data me­ngenai ‘ATM’ itu?
Ada. Tidak mungkin Kompol­nas hanya asal ngomong jika tidak berdasarkan data dan fakta.

Dari mana datanya?

Dari kunjungan kami, menda­patkan pengaduan dari masya­rakat, melalui surat yang masuk dari berbagai pihak. Kami ber­kesimpulan memang benar ada kasus-kasus yang melibatkan oknum anggota kepolisian.

Apa Anda merasa tertekan atas pemanggilan itu?

Ini menjadi tekanan bagi saya pri­­badi. Saya merasa seperti ti­dak dianggap sebagai anggota Kom­polnas. Saya dicecar ba­nyak per­ta­nyaan selama tiga jam.

Pe­nga­was kok diperlak­u­kan tidak sela­yaknya. Padahal sa­ya dan te­man-teman di Kom­polnas yang me­ngawasi kinerja mereka (Polisi). Namun, ini bukan per­soalan takut atau tidak. Tapi hanya membuat kami kaget.

Apa ini sebuah intervensi terhadap Kompolnas?
Kejadian yang saya alami me­ru­pakan bagian dari upaya Polri untuk melemahkan secara psiko­logis terhadap Kompolnas dan semua orang-orang yang ada di dalamnya, sehingga bisa mem­pengaruhi kinerja dari para komi­sioner Kompolnas.

Apa langkah Anda selan­jutnya?
Sudah ada rapat dari internal Kompolnas dan beberapa kawan-kawan dari Koalisi Masyarakat Sipil. Namun, saya pribadi tidak berhak menjelaskan isinya. Biar Ketua Kompolnas yang akan memberikan keterangan. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA