‘’Di Jatim sudah 47 titik yang berhasil kami tutup. Diantaranya di Banyuwangi 11 lokasi. Surabaya enam lokasi. Malang, Tulungagung dan kota lainnya sudah bersih,’’ kata Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf Al Jufri, kepada
Rakyat Merdeka, di Istana Negara, Senin (30/6).
Menurutnya, penutupan lokalisasi Gang Dolly dilakukan perencanaan yang matang. Persiapannya panjang selama bertahun-tahun.
“Kami pikirkan kelangsungan hidup mereka setelah tidak menjadi PSK lagi. Lalu keluarga dan anak-anak mereka juga kami berikan santunan. Kami ingin mengembalikan jati diri PSK,†paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya;Apa tujuan Kemensos menutup Dolly?Di Dolly telah terjadi human trafficking. Mereka itu dililit hutang. Terbelenggu perilaku para mucikari dan bandar. Mau tidak mau mereka jual diri. Kami ingin memanusiakan PSK di Dolly. Kami ingin mereka punya pekerjaan. Segala sesuatunya sudah kami persiapkan dengan baik.
Sempat tarik ulur, apa kesulitannya menutup Dolly?Kesulitannya meyakinkan mereka bahwa bisa hidup dengan pekerjaan yang lain. Sebenarnya mereka ingin meninggalkan pekerjaan itu bila ada pekerjaan.
Kalau diberikan pekerjaan lain dan ada income, mereka mau pindah. Saya yakin mereka juga tahu kalau pekerjaan yang mereka jalani itu memalukan dan tidak sehat. Alhamdulillah akhirnya kami berhasil memberikan solusi kepada mereka.
Apa saja solusinya?Kami memberikan jaminan hidup selama tiga bulan kepada semua eks PSK di Dolly. Sebab, biasanya yang beralih pekerjaan itu pada bulan pertama sampai ketiga belum ada income. Itu kami yang nanggung. Kami juga berikan modal transportasi untuk mereka yang akan pulang ke kampung halamannya.
Bantuannya tidak berhenti di situ. Nanti kalau mereka membuka usaha ke daerah, kami akan lakukan pendampingan, supaya usaha yang mereka jalankan berhasil.
Bagaimana cara penyaluran bantuannya?Mereka mempunyai rekening untuk menampung uang yang kami berikan. Besarannya Rp 5.050.000 per orang.
Bagaimana dengan anak-anak dari eks PSK?Untuk anak-anak lain lagi. Mereka akan kami ikutkan program keluarga harapan, beasiswa siswa miskin. Kemensos dan Pemerintah Daerah tidak asal melakukan penutupan saja. Tapi sudah dipikirkan dengan matang.
Nanti di lokasi Dolly akan dibuat semacam pasar kuliner dan pusat jajanan tradisional. Dengan begitu, mereka juga tetap akan mendapatkan penghasilan dengan cara yang lebih baik.
Ada kekhawatiran, PSK itu akan praktek secara terselubung, ini bagaimana?Dalam aturan, menggunakan hotel untuk prostitusi melanggar aturan. Menggunakan rumah juga demikian. Tapi kalau berbuat sembunyi-sembungi, mana bisa diketahui. Hal tersebut menjadi urusan yang melakukan dengan Tuhan.
Bagaimana dengan lokalisasi lainnya di luar Pulau Jawa?Sudah ada permintaan dari kota-kota lain. Ada beberapa titik di Kalimantan, Sumatera dan pulau lainnya yang segera diambil tindakan. Kami tidak ingin perempuan Indonesia jual diri. ***
BERITA TERKAIT: