Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia, Said Salahudin, menjelaskan, profil
swing voters itu adalah kaum terdidik, mereka
well informed. Karena itu mereka kritis, menelusuri, mencari tahu dan mempelajari visi misi capres. Baru setelah itu menetapkan pilihan.
Karena itu, mendekat pelaksanaan Pilpres pada 9 Juli mendatang, swing voters pun mulai menetapkan pilihan. Hal ini menyusul gencarnya kedua pasangan calon presiden menyampaikan visi-misi terutama dalam debat yang difasilitasi Komisi Pemilihan Umum.
"Dua-duanya mendapat limpahan swing voters. Tapi yang tertarik ke Jokowi memang ada tetapi tidak sesignifikan yang mendukung Prabowo," jelas Said (Rabu, 18/6).
Alasannya, kalau melihat antara visi misi kedua capres, menurut Said, Prabowo lebih unggul dalam memaparkan secara lebih detil yang memikat pemilih potensial seperti
swing voters itu.
"Ingat,
swing voters juga mengikuti debat dengan kritis. Pada debat terlihat Prabowo lebih rapi dan komprehensif menjawab pertanyaan dan begitu juga ketika mengajukan pertanyaan," tegas Said.
Merujuk hasil survei Puskaptis, persentase
swing voters terus menyusut. Survei 20-25 Mei menghasilkan data
swing voters sebanyak 16 persen sedangkan pada survei kedua yaitu 6 - 12 Juni menjadi 12,39 persen.
Elektabilitas Prabowo pun bergerak naik menjadi 44,64 persen alias lebih tinggi dibanding Jokowi sebesar 42,97 persen. Prabowo tercatat unggul di Indonesia barat dan tengah, sedangkan Jokowi unggul di Indonesia timur.
[zul]
BERITA TERKAIT: