WAWANCARA

Dipo Alam: Lebih Baik Mundur Dari Jabatan Menteri Daripada Dimundurkan

Minggu, 08 Juni 2014, 07:11 WIB
Dipo Alam: Lebih Baik Mundur Dari Jabatan Menteri Daripada Dimundurkan
Dipo Alam
rmol news logo Saya ingin meluruskan pemberitaan sejumlah media, ini tak berkaitan atau menghalangi menteri jadi tim sukses. Kalau mereka tidak menyanggupi atau tidak fokus bekerja, lebih baik mundur sebelum dimundurkan.

Pernyataan itu dililontar-kan Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam meluruskan penya­taan Presiden SBY soal permin­taan pengunduran diri menteri dari kabinet.

Menurutnya, permintaan terse­but disampaikan Presiden agar para menteri lebih fokus menye­le­saikan pekerjaannya. Tidak ada kaitan dengan dukungan ter­ha­dap pasangan capres-cawap­res atau bekerja sebagai tim sukses.

“Presiden tak membawa nuan­sa politik dalam hal ini. Per­nya­taan itu tak ada kaitan, dia (men­teri) jadi tim sukses atau tidak. Yang diharapkan Presiden, mere­ka-mereka lebih konsentrasi be­ker­ja, menyelesaikan target-tar­get pemerintah,” ujar Dipo ke­pada Rakyat Merdeka.

Sebelumnya, Presiden SBY kembali mewanti-wanti menteri yang jadi timses capres-cawapres agar tetap fokus bekerja. Jika tak bisa mengatur fokus, SBY mem­persilakan para menteri mengun­durkan diri. Ia menegas­­kan, diri­nya tak akan mengha­langi men­teri yang akan meng­ambil cuti karena kampanye.

“Baca baik-baik ini, jika men­jadi tim sukses sehingga ti­dak mungkin melaksanakan tu­gas kementerian yang menjadi tang­gung jawabnya, tentu sau­dara bisa memilih barangkali untuk ti­dak melanjutkan kebera­daan di kabinet ini atau mengun­durkan diri,” kata SBY di Kantor Presi­den, Jakarta, Rabu (4/6).

Pernyataan serupa disampai­kan Presiden dalam Rapat Koor­dinas Nasional Pemantapan Pe­milihan Presiden dan Wakil Pre­siden 2014 di Sentul, Jawa Barat, Selasa (3/6). “Aturannya jelas, saya tidak mempersulit, cuma mengatur.

Mengapa? Karena saya bertanggung jawab atas apa yang harus dicapai peme­rin­tahan KIB II,” tegas Presiden.

Dipo Alam selanjutnya menya­takan, tak menghalangi menteri untuk mendukung salah satu pa­sangan capres. Mereka boleh jadi timses, namun harus ingat tu­gas­nya mengurus negara. “Kalau kegiatan itu pada akhirnya meng­­gangu pekerjaan sebagai menteri, Presiden meminta yang ber­sangkutan mengajukan pe­ngun­­duran diri,” jelas dia.

Berikut kutipan selengkapnya:

Apa Presiden kecewa dengan kinerja sejumlah menteri?
Seperti yang disampaikan Pre­siden, sebagian menteri memi­liki kinerja di bawah harapan. Ada 10 kementerian yang kita nilai di bawah 4,5.

Saya ingin meluruskan pem­beritaan sejumlah media, ini tak berkaitan atau menghalangi men­teri jadi tim sukses. Kalau mereka tidak menyanggupi atau tidak fokus bekerja, lebih baik mundur dari menteri daripada nanti di­mundurkan.

Menteri apa saja yang men­dapat rapor merah?

Kita kan menghadapi tanta­ngan-tantangan pembangunan ekonomi. Kami berharap men­teri-menteri yang membidangi per­soa­lan ini lebih fokus. Uta­manya, tim-tim dari ekonomi mau­pun Kesra. Kalau dalam kementerian Polhukam hampir nggak ada.

Rinciannya siapa yang men­dapat rapor merah?
Penilaian itu sudah disampai­kan Presiden kepada yang ber­sangkutan. Melalui UKP4, kami memiliki sistem untuk melihat kinerja seorang menteri, apa saja yang tidak tercapai. Ba­gaimana penilainnya. Tentu ada sis­temnya.

Saya dan Pak Sudi (Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi) ju­ga memonitor mereka. Saya bi­sa melihat, siapa yang absen da­lam sidang kabinet, kemudian absen saat sidang dengan Men­ko, semua ada catatanya. Maka­nya, Presiden berharap dalam waktu 4,5 bulan ini, menteri-menteri yang mendapat teguran dapat mem­perbaiki kinerjanya.

Kalau tidak ada perbaikan, apa Presiden berani memecat menteri tersebut?
Sudah diingatkan, tidak ada perbaikan, tidak mau mundur juga, ya kita berhentikan. Saya berharap, itu tidak terjadi. Sete­lah peringatan ini, mudah-mu­dahan mereka mau berubah.

Apakah waktu yang tersisa masih efektif untuk melakukan penggantian?
Soal itu, Presiden lebih tahu. Be­liau memiliki kewenangan un­tuk memilih orang yang pas. Yang saat ini diharapkan, setelah pre­si­den menyampaikan, tim akan be­kerja. Apakah mereka terus be­gitu? Kalau masih terus seperti itu, diundang oleh Menko tidak ha­dir, diundang sidang kabinet ti­dak hadir, ya lebih baik mundur. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA