WAWANCARA

Ruhut Sitompul: Demokrat Bisa Berkoalisi Asalkan Golkar Tak Sodorkan Nama ARB

Selasa, 20 Mei 2014, 09:16 WIB
Ruhut Sitompul: Demokrat Bisa Berkoalisi Asalkan Golkar Tak Sodorkan Nama ARB
Ruhut Sitompul
rmol news logo Pilihan Partai Demokrat tidak berpihak pada poros Jokowi dan poros Prabowo Subianto sempat menimbulkan tanda tanya.

Kenapa tidak disebutkan saja sudah siap menjadi partai oposisi, atau jangan-jangan ini hanya strategi cari simpati. Padahal, da­lam pilpres nanti mereka men­du­kung satu poros yang sudah ada.
  
Menanggapi hal itu, Juru Bica­ra Partai Demokrat Ruhut Sitom­pul  mengatakan, partainya sudah mantap mengambil sikap sebagai partai oposisi dalam pemerin­tahan hasil pilpres.

“Kami mengambil sikap tidak mendukung Jokowi dan Prabowo Subianto berarti kami—siap men­jadi partai oposisi,’’ kata Ruhut Sitompul kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

“Tapi tidak ada keinginan menjatuhkan pemerintahan yang sedang berlangsung. Kami men­dukung semua kebijakan yang baik dari pemerintahan hasil pil­pres mendatang. Apalagi jika me­lanjutkan program yang dija­lankan pemerintahan SBY,” tam­bah anggota DPR itu. 

Berikut kutipan selengkapnya:

Kenapa tidakmemilih poros yang sudah ada?
Pak SBY menyerahkan kepada kami peserta Rapimnas. Ada opsi untuk mendukung Jokowi atau Prabowo Subianto atau Demo­krat berada di luar pemerintahan. Hasilnya 50 persen lebih yang ada di Rapimnas mendukung De­mokrat di luar pemerintahan. Itu­lah keputusan yang kami ambil.

Tapi sesuai arahan Pak SBY. Kami tetap gunakan hak pilih dalam pilpres nanti dan tidak golput (golongan putih).

Partai Demokrat sudah man­tap menjadi oposisi?
Sudah. Tapi oposisi yang kami maksud tidak ingin menjatuhkan pemerintahan yang sedang ber­langsung. Dukung semua kebija­kan yang baik, apalagi bila me­lanjutkan program yang dijalan­kan pemerintahan SBY. Tapi Demokrat akan mengkritik bila kebijakan dinilai tidak berpihak sama rakyat. Tapi kritik yang ka­mi lakukan untuk membangun, bukan untuk menjatuhkan peme­rintahan.

Kenapa tidak berkoalisi dengan Partai Golkar untuk membentuk poros ketiga?

Sebab Golkar tetap ngotot me­majukan Aburizal Bakrie (ARB) sebagai capres.

Kalau bukan beliau yang maju, bisa saja kami koalisi sama Golkar. Padahal ka­mi sudah tawarkan kader Golkar yang lain, seperti Sultan Ha­meng­ku Buwono X untuk men­jadi capres. Pak SBY juga sudah bi­lang ke ARB . Lebih baik jadi king maker saja. Tapi Golkar tetap dengan pendiriannya.

Apa Partai Demokrat akan bergabung dengan partai yang kalah dalam pilpres
?
Semua kemungkinan masih terbuka. Bisa saja mereka akan mendekat ke kami.

Nanti akan ada langkah selanjutnya selesai pilpres.

Hatta Rajasa adalah besan SBY, kenapa tidak berkoalisi dengan Partai Gerindra?

Pak SBY mempertim­bang­kan banyak hal. Tidak hanya mem­pertimbangkan ada besan di situ sebagai cawapres Pra­bowo.

Jangan-jangan Partai De­mo­krat secara sembunyi-sem­bunyi mendukung pa­sangan Prabowo-Hatta Ra­jasa?
Pak SBY kan sudah jelas me­ngatakan, soal pilihan diserahkan kepada setiap kader Partai De­mokrat untuk memilih pasangan capres yang sudah ada.

O ya, apa sudah ada kader De­mokrat yang pindah ke partai lain agar bisa mendapat jabatan?
Hingga saat ini belum ada yang pindah. Pak SBY meminta para kader jangan berjiwa oportunis dan meminta jabatan. Jika tidak ada yang sepaham, silakan gabung ke partai lain.

Anda bagaimana?
Aku tetap di Demokrat bersa­ma Pak SBY. Dalam lima tahun kami akan benahi internal Demokrat. Semoga  Pemilu 2019  kami menang.

Apa saja yang dibenahi?
Lebih selektif menerima kader dan  paham betul mengenai pela­tihan kader. Mereka yang tidak terpilih di DPR, anggap saja ke­me­nangan yang tertunda.

Mulai bangun lagi di daerahnya masing-masing. Saya yakin, jika semua­nya berjalan dengan baik, kami tidak perlu menunggu 10 tahun untuk berjaya kembali. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA