Kenapa tidak disebutkan saja sudah siap menjadi partai oposisi, atau jangan-jangan ini hanya strategi cari simpati. Padahal, daÂlam pilpres nanti mereka menÂduÂkung satu poros yang sudah ada.
Menanggapi hal itu, Juru BicaÂra Partai Demokrat Ruhut SitomÂpul mengatakan, partainya sudah mantap mengambil sikap sebagai partai oposisi dalam pemerinÂtahan hasil pilpres.
“Kami mengambil sikap tidak mendukung Jokowi dan Prabowo Subianto berarti kami—siap menÂjadi partai oposisi,’’ kata Ruhut Sitompul kepada
Rakyat Merdeka, kemarin.
“Tapi tidak ada keinginan menjatuhkan pemerintahan yang sedang berlangsung. Kami menÂdukung semua kebijakan yang baik dari pemerintahan hasil pilÂpres mendatang. Apalagi jika meÂlanjutkan program yang dijaÂlankan pemerintahan SBY,†tamÂbah anggota DPR itu.
Berikut kutipan selengkapnya:Kenapa tidakmemilih poros yang sudah ada?Pak SBY menyerahkan kepada kami peserta Rapimnas. Ada opsi untuk mendukung Jokowi atau Prabowo Subianto atau DemoÂkrat berada di luar pemerintahan. Hasilnya 50 persen lebih yang ada di Rapimnas mendukung DeÂmokrat di luar pemerintahan. ItuÂlah keputusan yang kami ambil.
Tapi sesuai arahan Pak SBY. Kami tetap gunakan hak pilih dalam pilpres nanti dan tidak golput (golongan putih).
Partai Demokrat sudah manÂtap menjadi oposisi?Sudah. Tapi oposisi yang kami maksud tidak ingin menjatuhkan pemerintahan yang sedang berÂlangsung. Dukung semua kebijaÂkan yang baik, apalagi bila meÂlanjutkan program yang dijalanÂkan pemerintahan SBY. Tapi Demokrat akan mengkritik bila kebijakan dinilai tidak berpihak sama rakyat. Tapi kritik yang kaÂmi lakukan untuk membangun, bukan untuk menjatuhkan pemeÂrintahan.
Kenapa tidak berkoalisi dengan Partai Golkar untuk membentuk poros ketiga?Sebab Golkar tetap ngotot meÂmajukan Aburizal Bakrie (ARB) sebagai capres.
Kalau bukan beliau yang maju, bisa saja kami koalisi sama Golkar. Padahal kaÂmi sudah tawarkan kader Golkar yang lain, seperti Sultan HaÂmengÂku Buwono X untuk menÂjadi capres. Pak SBY juga sudah biÂlang ke ARB . Lebih baik jadi king maker saja. Tapi Golkar tetap dengan pendiriannya.
Apa Partai Demokrat akan bergabung dengan partai yang kalah dalam pilpres?
Semua kemungkinan masih terbuka. Bisa saja mereka akan mendekat ke kami.
Nanti akan ada langkah selanjutnya selesai pilpres.
Hatta Rajasa adalah besan SBY, kenapa tidak berkoalisi dengan Partai Gerindra?Pak SBY mempertimÂbangÂkan banyak hal. Tidak hanya memÂpertimbangkan ada besan di situ sebagai cawapres PraÂbowo.
Jangan-jangan Partai DeÂmoÂkrat secara sembunyi-semÂbunyi mendukung paÂsangan Prabowo-Hatta RaÂjasa?Pak SBY kan sudah jelas meÂngatakan, soal pilihan diserahkan kepada setiap kader Partai DeÂmokrat untuk memilih pasangan capres yang sudah ada.
O ya, apa sudah ada kader DeÂmokrat yang pindah ke partai lain agar bisa mendapat jabatan?Hingga saat ini belum ada yang pindah. Pak SBY meminta para kader jangan berjiwa oportunis dan meminta jabatan. Jika tidak ada yang sepaham, silakan gabung ke partai lain.
Anda bagaimana?Aku tetap di Demokrat bersaÂma Pak SBY. Dalam lima tahun kami akan benahi internal Demokrat. Semoga Pemilu 2019 kami menang.
Apa saja yang dibenahi?Lebih selektif menerima kader dan paham betul mengenai pelaÂtihan kader. Mereka yang tidak terpilih di DPR, anggap saja keÂmeÂnangan yang tertunda.
Mulai bangun lagi di daerahnya masing-masing. Saya yakin, jika semuaÂnya berjalan dengan baik, kami tidak perlu menunggu 10 tahun untuk berjaya kembali. ***
BERITA TERKAIT: