WAWANCARA

Mayjen (Purn) Syamsul Maarif: Saya Khawatir Meletusnya April Saat Ujian Dan Pemilu Legislatif

Rabu, 12 Februari 2014, 09:58 WIB
Mayjen (Purn) Syamsul Maarif: Saya Khawatir Meletusnya April Saat Ujian Dan Pemilu Legislatif
Mayjen (Purn) Syamsul Maarif
rmol news logo Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Mayjen (Purn) Syamsul Maarif mengatakan, kondisi Gunung Sinabung, di dataran tinggi, Tanah Karo, Sumatera Utara, belum aman.

“Kami harapkan masyarakat bersabar menunggu hingga aman benar,” kata Syamsul Maarif kepada Rakyat Merdeka, usai menghadiri acara diskusi panel bertema  “Indonesia: Peta Bencana dan Antisipasi” yang diselenggarakan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) di Gedung PBNU, Jakarta, kemarin.

Syamsul meminta masyarakat untuk tidak mendekati Gunung Sinabung. Sebab, dikhawatirkan masih ada awan panas. “Tim Vulkanologi masih meneliti, masyarakat diminta sabar,” ujarnya

Berikut kutipan selengkapnya:

Kapan Sinabung aman?
Kalau sampai kapannya dari pusat Vulkanologi belum mengumumkan. Tapi BNPB sudah kembalikan masyarakat yang di luar jarak aman 5 kilometer.

Apa masyarakat masih ada yang mendekati Gunung Sinabung?
Saya rasa tidak ada yang berani. Mereka masih tinggal di pengungsian. Ini memang membosankan dan menimbulkan banyak kerugian. Tapi diharapkan di kemudian hari mendatangkan berkah.

Selama 2013 berapa dana yang digunakan BNPB untuk penanggulangan bencana?
Dana yang kami gunakan mencapai Rp 114 miliar untuk bencana banjir dan Sinabung dari dana yang kami miliki Rp 200 miliar. Sekarang kami sudah mengajukan lagi Rp 500 miliar.

Bagaimana kerja sama BNPB dengan pihak terkait?
Kami tidak bisa bekerja sendiri. Dari PU menyediakan air bersih dan bangunan rumah. Dari Kehutanan siapkan lahan dan lainnya. Kemudian dari Kesehatan menangani masalah kesehatan. Kami juga berharap ke depan bencana bisa dikendalikan dengan baik.

Apa bisa dikendalikan?
Bisa kok. Bencana itu sebenarnya bertemunya ancaman gejala alam kepada manusia. Kalau ada gejala alam, tapi manusia tidak terancam kan tidak apa-apa.  Manusia di sini konteksnya adalah perencanaan. Ke depan akan terus kita kendalikan bencana ini.

Bagaimana caranya?
Bencana bisa dikontrol dengan penataan tata ruang wilayah yang baik. Misalnya, kalau tinggal di tempat rawan gempa, dibuatkan rumah yang bisa menghadapi gempa.  Pondasinya yang bagus dengan bangunan yang ringan, seperti di Jepang.

Saya lihat sebuah rumah bergeser semua saking ringannya. Orangnya tidak meninggal dunia.

Ada 19 gunung di Indonesia statusnya waspada, ini bagaimana?
Berdasarkan data gunung api aktif di Indonesia ada 127.  Artinya 13 persen gunung api di dunia berada di Indonesia.

Bagaimana dengan Gunung Kelud?
Saya baru diberi tahu Gunung Kelud, di Kediri, Jawa Timur, juga sudah siaga. Kalau Gunung Kelud radiusnya sampai 10 kilometer, maka saya harus segera melakukan evakuasi sebanyak 212. 000 orang.

Apa yang dilakukan?
Kami akan menjauhkan masyarakat dari bencana sedini mungkin.

Sudah koordinasi dengan pemerintah daerah?
Sudah. Pemerintah daerah akan menggunakan dana tak terbatas. Kami tinggal melatih kalau evakuasi diperlukan. Misalnya, bagaimana mempersiapkan penampungan.

Saya khawatir nanti meletusnya pas April, itu kan lagi Ujian Nasional. Maka harus siapkan rumah sementara dan tempat belajar sementara. Apalagi April itu juga pas pemilu legislatif.  Jadi harus pikirkan. Jangan sampai bencana itu menghalagi pelayanan publik dan kegiatan politik.

Apa bisa diprediksi meletusnya 19 gunung itu?
Bisa diprediksi kok. Sebab, ada level-levelnya. Level 1 normal, level 2 waspada, level 3 siaga dan level 4 awas.  Setiap level itu sudah memiliki prosedur standar penanganan bencana dari BNPB Pusat dan daerah.

O ya, mengenai kebakaran hutan di Riau, apa BNPB turun tangan?
Ya. Saya tadi juga sudah rapat mengenai itu. Untuk Sumatera dan Kalimantan sebentar lagi akan turun hujan,  itu bisa menutup asap. Tapi saya sudah koordinasi dengan TNI, Polri dan kementerian serta lembaga mengiventarisir daerah-daerah rawan bencana.
 
Apa TNI juga dilibatkan?
Ya. Kami libatkan untuk kontrol kerusakan. Sebab, terjadinya kebakaran hutan itu karena dibakar, bukan terbakar. Makanya penting  penegakan hukumnya.

Apa langkah antisipasi asap ke Singapura?
Kami menyiapkan pesawat untuk penyiraman air ke wilayah kebakaran itu dengan menggunakan pesawat Hercules. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA