Kelemahan pertama bersumber pada mahalnya biaya politik. Hal ini, lanjut Adhie, terjadi lantaran SBY telah mengubah modal sosial menjadi finansial pada 2004 lalu, yaitu melalui adanya dana kampanye dan sebagainya.
"Kedua, pihak penyelenggara pemilu terutama KPU (Komisi Pemilihan Umum) tidak memiliki profesionalitas," jelasnya di Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (15/12).
Akibat dari ketidakprofesionalan KPU ini, menurut informasi yang didapat Adhie, muncul kebijakan partai yang mewajibkan setiap caleg Gerindra dipungut uang ratusan juta hanya untuk membiayai saksi di tempat pemungutan suara, bukan untuk aktifitas partai.
Sedang faktor ketiga bersumber pada masyarakat Indonesia yang makin apatis terhadap situasi yang ada sekarang ini.
[ian]
BERITA TERKAIT: