“Apabila ada yang melanggar, pasti segera kami informasikan kepada pemangku kepentingan lainnya untuk diambil tindakan,’’ kata Kepala BIN Marciano Norman kepada
Rakyat Merdeka, Selasa (29/10).
Menurut Marciano, pihaknya bertindak netral dalam pemilu nanti. Ini demi menciptakan pesta rakyat yang demokratis dan berkualitas.
“Saya pertaruhkan reputasi BIN untuk selalu netral dalam penyelengaraan Pemilu 2014,†ujarnya.
Berikut kutipan selengkapnya;Banyak kalangan mencurigai BIN tidak netral, ini bagaimana?Kami tidak mentolelir jika ada anggota BIN yang bermain atau membuat pesta demokrasi di 2014 tercederai. Tidak akan saya tolelir tindakan apapun yang melanggar aturan.
Apa BIN bisa memastikan pemilu nanti aman?Seluruh tahapan pemilu itu kami pastikan berjalan dengan kondusif, sehingga bisa melahirkan calon pemimpin yang dikehendaki rakyat.
BIN berperan untuk meyakinkan pemilu itu berjalan sesuai dengan tahapan. Kemudian mengharapkan seluruh masyarakat yang memiliki hak untuk menggunakannya.
Apa BIN mendeteksi kecurangan pemilu?Itu pasti. Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat bisa melaksanakan pesta demokrasi dengan sebaik-baiknya. Diharapkan tidak ada kelompok atau orang per orang yang merasa tidak berani melakukan aktivitasnya hanya karena terintimidasi. Kami berusaha semaksimal mungkin mencegah itu.
Kami akan imbau masyarakat agar bisa melakukan pesta demokrasi dengan sebaik-baiknya.
Bagaimana kalau ada anggota BIN yang tidak netral?Tidak ada toleransi kalau ada anggota kami yang melanggar. BIN harus menjaga netralitas pemilu legislatif dan pemilu presiden.
Apa BIN mampu mendeteksi money politics?Tugas kami mendeteksi money politics Pemilu 2014. Kami lakukan pencegahan secara dini. Caranya, mengimbau kepada seluruh masyarakat dan peserta pemilu untuk bisa melaksanakan haknya secara bermartabat dan bertanggung jawab.
Seperti apa sih mekanisme kerja BIN?Saya rasa kita akan melakukan tugas seperti biasa. BIN itu tugasnya mengkoordinasikan komunitas intelijen yang ada di Indonesia. Kemudian kami harus menjaga stabilitas keamanan dengan melakukan tindakan-tindakan. Pokoknya, kami akan lakukan langkah intelijen yang bisa diterima saat ini. Kita hidup di zaman sekarang ini, tidak bisa kami melakukan operasi intelijen dengan ukuran seperti masa lalu.
Bagaimana cara mendekati masyarakat?Di era sekarang ini dibutuhkan agen-agen intelijen yang cerdas. Mereka harus bisa menyatu di masyarakat. Saat mengumpulkan informasi, masyarakat tidak merasa diinterogasi. [Harian Rakyat Merdeka]