WAWANCARA

Teuku Faizasyah: Kemlu Sedang Selidiki 4 WNI Yang Ditembak Di Malaysia

Kamis, 17 Oktober 2013, 10:26 WIB
Teuku Faizasyah: Kemlu Sedang Selidiki 4 WNI Yang Ditembak Di Malaysia
Teuku Faizasyah
rmol news logo Kementerian Luar Negeri sudah memberikan laporan kepada Presiden SBY soal penembakan empat warga negara Indonesia (WNI) oleh Kepolisian Diraja Malaysia.

“Sekarang Kementerian Luar Negeri (Kemlu) sedang me­la­­ku­kan verifikasi, guna men­dapatkan keterangan lebih jelas tentang ke­jadiannya,’’ ujar Juru Bi­cara Pre­siden Bidang Hubu­ngan Luar Negeri Teuku Fai­zasyah kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Seperti diketahui, ada empat WNI yang ditembak mati Kepoli­si­an Malaysia dalam operasi peng­gerebekan di sebuah rumah su­sun di Hiliran Ampang, Kuala Lum­pur, Jumat (11/10). Keem­pat­­nya diduga aparat Malaysia se­bagai ang­gota geng yang kerap mela­kukan perampokan di bebe­rapa wilayah Malaysia.

Teuku Faizasyah selanjutnya me­ngatakan, Duta Besar In­do­ne­sia untuk Malaysia juga telah me­ngadakan pertemuan dengan pe­jabat Kemlu Malaysia. Tujuan­nya, meminta penjelasan terkait peristiwa penembakan tersebut.

“Tapi saya belum mendapat­kan laporan apa saja hasil per­temuan tersebut. Yang pasti saat ini Kem­lu sedang menyelidiki  mengenai penembakan empat WNI tersebut se­cara  serius,” pa­par bekas Juru Bi­cara Kemlu itu.

Berikut kutipan selengkapnya:

Apa sikap Presiden terhadap penembakan itu?

Kami prihatin dengan peris­tiwa ini. Terlepas yang tertembak itu TKI atau bukan. Tetap saja me­reka adalah Warga Negara In­donesia (WNI). Maka kami akan melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk me­nyele­saikan kasus ini.

Kejadian seperti ini bukan pertama kali, kenapa pemerin­tah tidak mengajukan protes?
Kita tunggu dulu perkem­ba­ng­an­nya. Saat ini kan semua ma­sih diselidiki Kemlu. Mini­mal sete­lah kita mengetahui secara jelas kronologinya, baru kami menen­tukan sikap.
 
Bukankah sebelumnya su­dah ada kesepakatan dengan Ma­laysia agar menjaga WNI?

Beberapa waktu lalu, saat Pak SBY bertemu dengan Perdana Men­teri Malaysia, sudah ada pem­bahasan terkait penang­gu­langan masalah WNI di Malay­sia. Kedua pemimpin negara se­pa­kat untuk bekerja sama men­jaga WNI.

Ada yang menilai pe­me­rintah tidak tegas terhadap Ma­laysia mengenai kasus se­belumnya,  ini bagaimana?

Tidak betul itu. Sekitar tiga ta­hun yang lalu saat terjadi pe­nem­bakan terhadap WNI, pe­merin­tah langsung mengaju­kan protes ke­ras kok. Makanya bisa ada mo­ratorium.

Istana dinilai kurang meres­pons kasus semacam ini, apa benar?
Jangan mendikotomikan Istana dengan Kemlu. Istana dan Kemlu itu satu, yaitu pemerintah. Selama ini pemerintah melalui Kemlu selalu bertindak cepet kok dalam menangani kasus semacam ini.

Dalam berbagai macam kasus, kami juga selalu menugaskan Ata­se Kepolisian kita di negara tem­pat semua WNI berada. Tapi ka­re­na jumlahnya terbatas dan ruang lingkupnya luas, akibat­nya cukup kesulitan juga untuk mela­kukan pengawasan. Untuk itu di­butuhkan kerja sama yang baik dari negara lain.

Apa Malaysia menanggapi serius?
Serius kok. Setiap ada peristi­wa, pemerintah Malaysia selalu me­lakukan evaluasi. Jika dite­mu­kan kesalahan prosedural, me­re­ka selalu menindaknya. Dalam pe­ristiwa tiga tahun yang lalu, langsung direspons kok. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA