“Sumber Daya Manusia (SDM) kita banyak. Tapi kalau rekrutmennya asal-asalan, tentu hasilnya tidak bagus. Ujung-ujungnya seperti sekarang, banyak koruptor,†kata Ketua Umum Partai Hanura Wiranto kepada
Rakyat Merdeka usai diwisuda sebagai doktor dalam bidang Manajemen Sumber Daya Manusia, Universitas Negeri Jakarta (UNJ), di Jakarta International Expo, Kamis (10/10).
Wiranto berharap sistem rekrutmen terhadap politisi, pejabat negara maupun pemimpin ke depan lebih diperketat lagi.
“Makanya saya buat judul disertasi; Pengaruh Rekrutmen, Seleksi, Kompetensi dan Kebijakan Terhadap Perubahan Kondisi Nasional,†ujar bekas Panglima TNI/Menhankam itu.
Berikut kutipan selengkapnya:Apa masalahnya hanya rekrutmen?Ya. Memang ada masalah lainnya yang perlu diperhatikan. Tapi masalah rekrutmen yang paling utama. Sebab kalau rekrutmen banyak kesalahan. Maka hasilnya tidak akan pernah bagus. Kalau input yang masuk tidak bagus, maka outputnya juga tidak bagus.
Siapa yang bertanggung jawab atas rekrutmen itu?Saya kira ini bukan mencari siapa yang salah. Tapi bagaimana kita mencari akar permasalahan. Kemudian kita pecahkan bersama.
Yang penting harus jujur pada diri sendiri, masyarakat dan Tuhan. Dengan cara itu bisa kita benahi negeri ini. Perbaiki rekrutmen politisi dan pejabat secara total.
Makanya Partai Hanura memiliki suatu semangat untuk harus konsisten dan bersih sepanjang masa.
Apa solusi yang Anda tawarkan?Lewat punishment. Diberikan hukuman yang keras agar ada efek jera. Saya usulkan agar dipertimbangkan hukuman mati untuk koruptor.
Selain itu?Setiap parpol diharapkan menerapkan hati nurani. Kalau hanya menggunakan otak saja, itu tidak akan bagus. Sebab, otak penuh akal-akalan dan nafsu.
Apa sudah diajakan pimpinan parpol lain untuk membenahi sistem rekrutmen terhadap politisi?Tentu, selalu saya ajak partai lainnya. Kalau partai lain mau kan Alhamdulillah. Tapi kan dalam suatu persaingan politik ajakan bisa dianggap sebagai suatu hal yang kurang pas.
Padahal ini usul yang penting. Tapi saya tidak akan menyerah sebarkan paham hati nurani ini. Sebab, hati nurani ini bukan milik Hanura saja, tapi seluruh bangsa.
Setelah diwisuda mendapat gelar S3, tanggapan Anda?Tentu senang. Saya mendapat gelar doktor tidak semudah membalikkan telapak tangan. Saya menyelesaikan pendidikan ini tidak hanya 1-2 bulan, tapi tahunan.
Bukankah Anda sibuk, bagaimana belajarnya?Jika kita sungguh-sungguh ingin melaksanakannya, walaupun disela-sela kegiatan saya yang cukup padat, ternyata bisa diselesaikan juga. Saya kan tidak pernah absen saat kuliah.
Barangkali Anda diistimewakan?Selama kuliah, saya tidak diistimewakan. Saat saya menjadi mahasiswa, dari awal saya menempatkan diri seperti mahasiswa lainnya, yaitu memiliki kewajiban untuk belajar.
Saya tidak minta diistimewakan orang. Saya makan di kantin bersama kawan-kawan. Saya membawa mobil sendiri tanpa pengawalan.
Mendapat nilai tertinggi di angkatan dengan predikat cumlaude, apa tanggapan Anda?Saya diberi predikat cumlaude dengan indeks prestasi akhir 3.92. Saat nama saya disebut mendapatkan tepuk tangan yang sangat meriah dari wisudawan maupun orang tua wisudawan yang hadir saat wisuda itu.
Dalam wisuda kali ini UNJ meluluskan 2.740 lulusan yang terdiri dari program Diploma 271 orang, sarjana 1.997 orang, Magister 339 orang dan Doktor 133 orang. [Harian Rakyat Merdeka]
BERITA TERKAIT: