Din Syamsuddin: Ada Dugaan, Teroris Dipelihara Untuk Memperpanjang Proyek

Selasa, 16 Oktober 2012, 08:40 WIB
Din Syamsuddin: Ada Dugaan, Teroris Dipelihara Untuk Memperpanjang Proyek
Din Syamsuddin
rmol news logo .Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsuddin geram dengan tindakan teroris yang kerap kali dikait-kaitkan dengan Islam.

“Islam tidak pernah meng­ajar­kan tindakan merusak dan menjadi teroris,” kata Din Syam­suddin kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta.

Menurutnya, kinerja lembaga-lembaga yang menangani teroris­me belum maksimal.

“Kalau sudah tahu siapa-siapa jaringannya, ya ditangkap dong,” ujarnya.

Berikut kutipan selengkapnya:

Kenapa Anda menilai kiner­ja penanganan teroris belum optimal?

Kita lihat saja di lapangan. Se­lama masih ada teroris, berarti be­lum berhasil dong. Makanya lem­baga yang berkewajiban me­nangani hal itu seperti Badan Na­sional Penanggulangan Teroris­me (BNPT), Badan Intelijen Ne­gara (BIN) dan Densus 88 perlu meningkatkan kinerjanya untuk mengusir teroris dari Indonesia.

Tapi sangat disayangkan, ke­napa dikait-kaitkan teroris de­ngan umat muslim. Seharusnya hal seperti ini dihindari.

Saran Anda bagaimana?

Dari dulu Muhammadiyah selalu berpesan kepada Densus 88, BIN dan BNPT untuk jangan sekali-sekali mengaitkan agama dengan teroris.

Apa yang harus dilakukan?

Sebenarnya mudah saja. Kalau mau memberantas terorisme dan mendapatkan dukungan penuh dari umat Islam, maka jangan kait­kan dengan agama. Sebab, Islam tidak ada kaitannya dengan terorisme dan terorisme tidak punya akar ke Islam.

Tapi BNPT pernah mengata­kan teroris yang ada sekarang ada kaitannya dengan DI/ TII yang berbasis Islam?

Ini saya nilai kesimpulan yang ke­liru. Saya sering dapat penje­la­san seperti itu, mungkin BNPT am­bil jalan pintasnya saja.        Sa­ya juga heran sekali-sekali di du­nia internasional mengaitkan te­roris dengan Wahabi atau Al Qai­da. Sa­ya sesalkan analisisnya yang meng­gunakan teori kaca­ma­ta kuda.

Sebab, banyak faktor penyebab te­roris, seperti  kesenjangan so­sial, kesejahteraan, ekonomi, po­litik, dan bahkan ada konspirasi terselubung.

Tapi pemerintah selalu bi­lang punya data akurat menge­nai itu?

Kalau pemerintah punya data kenapa tidak dilakukan pende­katan tersendiri atau lapor kepada kami agar pihak yang dicurigai sebagai teroris bisa dibina. Saya curiga jangan-jangan orang ini bisa dipanggil dan dimanfaatkan untuk tujuan tertentu

Kenapa Anda bilang begitu?

Kalau sudah tahu ada kelom­pok Cirebon, Solo, Ambon dan lain­nya, kenapa tidak ditangkap saja. Ini kan pertanyaan. Maka­nya ada dugaan terorisme ini sengaja dipelihara untuk mem­per­panjang proyek biar angga­rannya jalan terus.

BNPT bilang ada pemaha­man agama yang salah di kala­ngan remaja, ini bagaimana?

Jangan masalah rendahnya pemahaman agama dijadikan kambing hitam.

Nanti Menteri Agama-nya bi­sa disalahkan juga.

Sekarang apa yang dilaku­kan Muhammadiyah?

Kami di internal selalu mema­gari umat dengan dakwah. Tentu dalam dakwah itu kita sampaikan tentang jalan kebenaran.

Karena sebenarnya tidak ada dalil dalam Islam dan agama lain­nya yang memperbolehkan sese­orang melakukan aksi bunuh diri atau teror. Apalagi hingga jatuh korban meninggal dunia. [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA