WAWANCARA

Achmad Mubarok: Menjaring Capres-Cawapres Lewat Konvensi Terbuka...

Minggu, 07 Oktober 2012, 08:37 WIB
Achmad Mubarok: Menjaring Capres-Cawapres Lewat Konvensi Terbuka...
Achmad Mubarok

rmol news logo Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum tidak akan diplot menjadi calon presiden 2014.

“Kami memilih Anas waktu itu untuk membesarkan partai, bu­kan menjadi capres,” kata ang­gota Dewan Pembina Partai De­mokrat, Achmad Mubarok, kepa­da Rakyat Merdeka, kemarin.

Untuk saat ini, lanjut Mubarok, pi­­haknya akan menggelar kon­vensi un­tuk menjaring tokoh-to­koh na­sio­­nal menjadi capres dan cawapres.

“Wacana yang berkembang se­ka­­­rang adalah membuka dan men­jalankan konvensi. Mungkin dila­kukan pertengahan 2013,” ujarnya.

Berikut kutipan selengkapnya:

Apa konvensi itu sudah pasti?

Sekarang sedang dalam pem­bicaraan dan ini sedang bergulir terus. Dengan konvensi itu akan bermunculan tokoh. Kemudian nanti dilihat elektabilitasnya.


Apa tidak mencalonkan ka­der sendiri?

 Yang jelas tidak harus menca­lonkan orang Partai Demokrat, bisa dari luar. Tergantung hasil konvensi nantinya.


Nggak takut dibilang menji­plak Konvensi Golkar?

Tidak dong. Kami beda. Kalau Partai Golkar kan konvensi ter­tutup, hanya bisa diikuti tokoh-to­koh partai itu yang memiliki pengaruh dan elektabilitas saja.


Kalau Partai Demokrat bagai­mana?

Konvensi yang kami lakukan ini sifatnya terbuka. Siapa pun bi­sa terpilih menjadi capres dan ca­­wapres Partai Demokrat. Ten­tunya tokoh itu yang potensial, re­levan, dan mampu menjawab tan­tangan masa depan Indonesia ke depan. Konvensi ini seman­cam referendum kecil-kecilan.


Bagaimana metode pemi­lihannya?

Kami nantinya melihat elekta­bi­litas paling tinggi dari masing-ma­sing calon di masyarakat se­cara riil.


Bagaimana kalau terjaring dari kader parpol lain?

Itu bisa saja. Bisa juga dari pur­nawirawan TNI atau tokoh ma­syarakat dan yang lainnya. Kalau elektabilitasnya tinggi maka itulah yang diusung.


Apa syarat yang harus dipe­nuhi para calon?

Kami akan menentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Tapi ka­lau saya lihat sekarang ini rak­yat kok rasanya kurang melihat dari sisi program yang dibawa pa­ra capres, tapi rakyat lebih melihat karakter dan rekam jejak.


Yakin seperti itu?

Ya. Program bisa dibuat de­ngan melibatkan para ahli. Tapi karakter tokoh capres yang muncul nanti akan dilihat rakyat. Itu  yang dianggap menarik untuk dipilih.


Sudah ada yang dinilai layak menjadi capres?

Belum. Kami saat ini hanya meng­inventarisir nama-nama to­koh yang muncul di media massa. Kami  tertawa saja melihatnya.


Loh kenapa tertawa?

Karena yang muncul sekarang menurut saya belum ada yang layak menjadi capres.


Termasuk Ani Yudhoyono?

Kalau Ibu Ani kan memang ng­gak akan maju. Sebab, Pak SBY tidak mengizinkan. Kemu­dian Ibu Ani juga tidak berpikir ke sana.


Apa itu artinya kader  De­mo­krat tertutup menjadi capres?

Masih dimungkinkan kok. Na­mun kami tidak mengharuskan. Yang penting, presiden nantinya dapat mengurusi Indonesia dari Sabang sampai Merauke.


Memangnya kenapa kalau kader Partai Demokrat?

Kalau dari kader Partai Demo­krat menjadi presiden dikha­wa­tirkan hanya membesarkan partai saja. Kalau presiden harus yang dapat membesarkan bangsa. Ka­lau pun yang dipilih dari internal Partai Demokrat harus yang me­miliki kapasitas, bukan mikirin partainya saja.  [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA