WAWANCARA

Yuddy Chrisnandi: Rakyat Masih Mengingat Wiranto Mengawal Reformasi

Sabtu, 06 Oktober 2012, 09:21 WIB
Yuddy Chrisnandi: Rakyat Masih Mengingat Wiranto Mengawal Reformasi
Yuddy Chrisnandi

rmol news logo Partai Hanura tetap menjagokan Wiranto menjadi capres 2014. Tidak terpengaruh dengan usul agar bekas Panglima TNI itu menjadi king maker saja.

“Kalau ada yang menilai se­per­ti itu, boleh-boleh saja. Tapi Pak Wiranto memiliki kapabi­li­tas menjadi capres. Sebab,  pe­ngala­man dan karier politik­nya sudah lengkap,” kata Ketua DPP Hanu­ra Yuddy Chrisnandi ke­pada Rak­yat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

Wiranto, lanjut Yuddy juga per­­­nah menjabat sebagai Pang­lima TNI/Menhankam dan Men­ko Pol­­kam. Kemudian ber­peran sen­tral dalam reformasi di negeri ini.

Kemudian Yuddy menyitir sa­lah sa­tu pidato Bung Karno ber­ju­­dul; Jas Merah, jangan sekali-kali me­ning­galkan sejarah. Ini be­rarti ja­ngan di­lupakan peran Wi­ranto da­lam mengawal reformasi tahun 1998, sehingga peralihan kepe­mim­pinan bisa berlangsung de­ngan aman.

Ini membuka jalan bagi Indo­ne­­sia sebagai negara demokrasi terbesar di dunia saat ini. Padahal, saat itu Wiranto memiliki Surat Pe­­rintah Presiden untuk melaku­kan semua hal yang dianggap per­lu, semacam Supersemar.

‘’Namun beliau tidak meng­gu­na­kannya karena lebih men­dengar­kan suara hati nurani rak­yat dan ingin menjaga demo­kra­si,’’ ujar Yuddy.

Berikut kutipan selengkapnya:

Apa rakyat masih mengingat sejarah itu?

Saya yakin rakyat masih meng­ingatnya. Makanya survei yang di­­la­­ku­kan Independent Polling ta­hun 2011 menyebutkan, tingkat ke­terke­nalan Wiranto dalam po­sisi ke­tiga ( 72,6 persen) di bawah SBY (97, per­­sen) dan Megawati (93,3 persen).

Kemudian Jaringan Survei In­do­nesia, 12 Agustus 2012 me­nye­but­kan, posisi Wiranto masuk lima be­sar dengan tingkat keter­ke­nalan 83 persen. Dan yang ter­baru survei yang dilansir Saiful Munjani Re­search and Con­sul­ting, 27 Septem­ber 2012 me­nya­takan, tingkat ke­ter­­kenalan masih berada di posisi ke­empat dengan angka 72,8 persen.

Ini berarti suka atau tidak suka, Wiranto masih berada lima besar tokoh yang paling disukai rakyat.

 

Pencalonan Wiranto sudah final?

Itu sudah final, mengingat hasil Rakernas Partai Hanura, Desem­ber 2011, secara aklamasi DPD di seluruh Indonesia mengingin­kan Pak Wiranto menjadi  capres 2014. Makanya, pencalonan be­liau sudah mengikat secara insti­tusi partai dan merupakan kepu­tusan dari selurh kader partai.


Bukankah Wiranto sudah dua kali gagal?

Setiap orang punya penilaian masing-masing. Tapi yang na­manya perjuangan itu nggak bo­leh surut dan pantang menyerah. Sangat tergantung dari niatnya untuk apa.

Kami meyakini Pak Wiranto ini tidak mengejar kekuasaan atau sekadar menjadi presiden dan ikut-ikutan. Tapi ini sebuah pang­gilan perjuangan   mendarma­bak­ti­kan sisa hidupnya untuk bangsa ini. Beliau masih sehat, memiliki kon­sep, memimpin parpol serta masih dapat dukungan.

Apalagi Pak Wiranto juga ber­ha­sil menjaga kadernya bersih dari korupsi. Ini bisa dilihat dari data Seskab Dipo Alam bahwa ta­hun 2004 hingga 2012 dari sekian banyak parpol dan kader yang ter­jangkit korupsi tidak ada satupun dari Hanura.

Makanya ketika kami para kader Hanura meminta beliau men­jadi capres 2014, kami telah memiliki dasar kuat. Dari sudut mana pun, beliau masih layak dijagokan menjadi capres.


O ya, kenapa nggak diberi­kan kepada yang muda saja?

Untuk menjadi pemimpin na­sio­nal dalam hal ini presiden, di­kotomi tua dan muda tidak rele­van. Syarat jadi pemimpin nasio­nal adalah kapabilitas, kemam­puan memahami persolan dan memiliki solusi dalam memecah­kan masalah.

Tidak semua orang tua anti pe­rubahan, contohnya Pak Wiranto yang menginginkan kondisi kese­jahtaraan berubah menjadi le­bih baik, penegakkan hukum ber­jalan untuk memenuhi rasa ke­adilan masyarakat. Hal se­macam ini be­lum tentu dimiliki ge­nerasi muda.

   

Memangnya kenapa kalau pemimpin muda?

Banyak juga generasi muda yang mengekor dan anti kema­panan. Di sisi lain, apakah orang tua sudah pasti status quo dan korupsi, belum tentu juga.

Ada juga orang muda yang meniti kariernya masih seumur jagung sudah terjangkit masalah korupsi yang sangat mempri­hatinkan dengan skandal korupsi ratusan miliar, bahkan triliunan, ini kan sesuatu yang kontras.

   

Anda yakin masyarakat ma­sih percaya dengan Wiranto?

Ada langkah-langkah strategis yang harus dilakukan Hanura un­tuk meyakinkan masyarakat. Pak Wiranto ini memiliki track record yang lengkap untuk jadi pemim­pin nasional.


Anda optimistis Wiranto ma­sih dapat dukungan masyara­kat?

Optimistis dong. Ini didasar­kan pada situasi kebangsaan dan sua­ra rakyat yang menghedaki de­­­mokrasi, penegakan hukum le­­­bih baik, dan kesejahteraan rak­­yat semakin meningkat. Pak Wiranto peka atas keinginan ma­­syarakat.  Masyarakat ini su­dah lelah dengan retorika dan janji-janji.

   

Diprediksi banyak capres berlatar belakang jenderal, apa nggak gentar?

Nggak dong. Saya rasa wajar saja karena jiwa tokoh berlatar­be­lakang militer dalam membela ta­nah air itu semangatnya tinggi. Nasionalismenya kental.


Apa bedanya Wiranto de­ngan jenderal lainnya?

Kalau dilakukan keunggulan komparatif antar jenderal atau an­tar tokoh pembesar dari kalangan militer, Pak Wiranto memilik ke­ung­gulan komparatif tertinggi.

   

Apa buktinya?

Beliau berpangkat bintang em­pat, sudah mencapai puncak karier­nya sebagai Panglima TNI. Pernah jadi KSAD, pernah jadi Men­hankam, dan Menko Polkam. [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA