Banyak predikat kurang terpuji diberikan kepada DPR. Misalnya, dicap nggak peka terhadap suara rakyat. Hanya memikirkan dirinya sendiri dan kelompoknya saja.
Tapi bagi Rektor Universitas PaÂraÂmadina Anies Baswedan masih ada politisi DPR yang bersih. MaÂsih ada yang peka terhadap suara rakyat. Namun seringkali mereka tidak bersuara.
“Dalam revisi Undang-Undang KPK, saya berharap politisi berÂsih itu bersuara nyaring-lah. ToÂlak revisi tersebut,’’’kata Anies BasÂwedan kepada Rakyat MerÂdeka, kemarin.
Berikut kutipan selengkapnya:
Kalau mereka bersuara, tentu yakin bisa digagalkan. Politisi yang anti-korupsi harus berdiri tegak. Mereka jangan tutup mata. Jika para politisi mendukung atau memÂperkuat KPK, justru imbasÂnya akan membuat citra positif bagi semuaÂnya, termasuk politisi DPR.
Sampai sekarang rencana revisi UU KPK itu masih terus berlanjut kan?
Betul. Tapi dengan banyaknya duÂkungan yang mengalir ke KPK, saya rasa politisi DPR terÂkeÂÂtuk hatinya untuk tidak mengÂamputasi kewenangan KPK.
Undang-Undang KPK yang ada sekarang sudah cukup bagus. KaÂlau mau revisi, jangan meleÂmahkan tetapi menguatkan KPK.
Bagaimana penilaian dengan kinerja KPK saat ini?
Kalau sempurna, saya rasa masih belum. Tetapi dari adanya serangan yang dihadapi KPK itu sudah meÂnunjukkan bahwa KPK dipanÂdang sebagai ancaman. Sebab, KPK tugasnya memerangi korupÂtor. TenÂtunya koruptor pasti menyeÂrang balik. Dengan adanya seÂrangan balik itulah, bisa dikaÂtakan KPK sudah menjalankan tugasnya.
Sekarang ini banyak pihak yang menyerang KPK. Makanya duÂkungan masyarakat sangat diÂharapkan agar kewenangan KPK tidak dilemahkan. Kalau KPK lemah, tentu tidak bisa meÂwuÂjudÂkan harapan masyarakat terÂhadap pemberantasan korupsi.
Bagaimana seharusnya sikap Presiden?
Presiden diminta untuk turun tangan dan bertindak tegas. SeÂbab, beliau telah berjanji untuk memÂberantas korupsi. Saya rasa, kalau Presiden SBY mengambil tindakan tegas, maka banyak piÂhak yang lebih tegas lagi.
Pemberantasan korupsi tidak akan pernah berhenti. Namun, KPK harus didukung semua eleÂmen dari yang paling puncak hingÂga rakyat jelata.
Jangan sampai, perang melaÂwan korupsi ini hanya didukung rakÂyat jelata. Tetapi KPK harus diÂdukung dari yang paling punÂcak agar lebih kuat. Karena saat ini KPK sedang diserang.
Makanya saya bersama SaÂlahuddin Wahid (Adik Gus Dur), KoÂmarudin Hidayat (Rektor UIN Jakarta), dan budayawan Taufik Ismail mendatangi pimpinan KPK, Senin lalu, sebagai bentuk duÂkuÂngan kepada KPK agar lebih kuat dan terus memberantas korupsi dengan tidak pandang bulu.
Kapasitas Anda mendatangi KPK sebagai apa?
Sebagai warga negara saya merasa punya kepedulian kepada KPK. Dukungan saya dan teman-teman yang lain ke KPK agar KPK terus maju di dalam seluruh penyelidikan.
Saya sangat yakin, banyak seÂkali komponen bangsa yang meÂniÂtipkan harapan pada KPK unÂtuk memberantas korupsi. MaÂkaÂnya saya hadir di kantor KPK unÂtuk menyampaikan itu kepada paÂra pimpinan KPK.
Anda dan beberapa tokoh itu sudah merencakan sebelumnya untuk datang ke KPK?
Saya dengan yang lainnya saÂling ngobrol dan sama-sama meÂrasakan keprihatinan. Ada kesaÂmaan peraÂsaan mengenai keadaÂan KPK saat ini. Lalu kami atur untuk bareng-bareng ke KPK menyamÂpaikan dukungan. Kami pun ketemu dengan pak Abraham Samad dan pimpinan KPK lainnya.
Sejauhmana keprihatinan itu?
KPK terus diserang. Makanya kita perlu mendukungnya. Tujuan KPK ini kan berbeda dengan proÂgram pemerintah, seperti penÂdidiÂkan, kesahatan, dan pekerjaan umum. KPK ini tujuannya memÂbongkar dan merusak. Ini tentu tidak disukai sebagian orang yang selama ini menikmati hasil koÂrupsinya.
Maksud Anda merusak itu apa?
KPK ini memang dibangun untuk membongkar dan merusak para koruptor itu. KPK itu kan memangkas penghasilan korupÂtor, menyeret para koruptor ke penjara.
KPK ini sifatnya memerangi tinÂÂÂdakan korupsi. Para koruptor pun tidak akan tinggal diam. Tapi melawan KPK dengan mengÂguÂnakan segala cara untuk mengÂhamÂbat pemberantasan korupsi. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: