Untuk asuransi kerugian yang wajib dimiliki adalah asuransi tempat tinggal ataupun asset properti Anda, preminya pun tidak mahal, maksimal 0,2 persen dari uang pertanggungan. Sebagai contoh jika rumah Anda berniat untuk diasuransikan, maka perusahaan asuransi akan menghitung berdasarkan berapa yang dibutuhkan untuk membangun rumah Anda kembali, dalam hal ini lokasi strategis tidak akan berpengaruh terhadap nilai rumah Anda. Misal setelah dihitung aktuaria asuransi rumah Anda bernilai 400 juta maka preminya kurang lebih 0,2 persen adalah sebesar 800 ribu rupiah. Manfaat yang didapatkan asuransi kerugian ini antara lain: kebakaran, kecurian, banjir, gempa Bumi.
Sedangkan asuransi kendaraan untuk kendaraan: TLO dan All Risk (umumnya sudah memiliki) biasanya kurang dari 4 persen nilai kendaraan.
Pastikan Anda dapat mentrasfer risiko yang dapat merugikan Anda dengan mengalihkannya pada penanggung atau perusahaan asuransi.
Nah tiba saatnya nih kita bahas tentang rasio keuangan keluarga, rasio ini adalah sebagai panduan untuk menilai sehat atau tidaknya keuangan Anda. Rasio tersebut Antara lain :
Pertama, Rasio Likuiditas
Kedua, Rasio Tabungan
Ketiga, Rasio Utang terhadap Asset
Keempat, Rasio Kemampuan Pelunasan Hutang
Kelima, Rasio Pelunasan Hutang Non HipotikRasio Kebangkrutan
Yuk coba kita kupas satu persatu, apa saja rasio keuangan tersebut:
1. Rasio Likuiditas = kas atau setara kas dibanding dengan pengeluaran bulanan. Hal ini mengindikasikan berapa lama Anda dapat bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan jika penghasilan tidak ada sama sekali. Rasio ini minimal adalah enam kali pengeluaran bulanan.
2. Rasio Tabungan = tabungan dibanding dengan pendapatan kotor. Ssebuah indikator yang menyatakan berapa persen dari pendapatan kotor yang disisihkan untuk konsumsi di masa depan (dalam bentuk tabungan). Panduannya, untuk pemula minimal 10 persen, layaknya yang masih
single mampu menyisihkan 20 persen sampai dengan 40 persen dari penghasilan kotornya untuk menabung maupun investasi
3. Rasio Utang terhadap Asset = Total Hutang dibanding Total Asset. Rasio ini dipergunakan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam membayar hutang-hutangnya. Jadi nilai total hutangnya harusnya lebih kecil dari total assetnya. Panduannya, rasio harus lebih kecil dari 50 persen rasio cicilan utang.
4. Rasio Cicilan Utang = Total Pembayaran Hutang Bulanan dibanding dengan Penghasilan Pencari Nafkah Utama Bulanan. Hal ini menunjukan seberapa banyak dari dana penghasilan pencari nafkah utama untuk membayar cicilan utang. Panduannya, maksimal 30 persen. Angka diatas 35 persen dikategorikan berbahaya.
5. Rasio Cicilan Hutang Tanpa Agunan= Total Pembayaran Cicilan tanpa agunan bulanan dibanding dengan Penghasilan Utama Bulanan. Hampir sama dengan nomor empat, namun biasa digunakan untuk hutang konsumtif dan untuk hutang jangka pendek yang tenornya kurang dari 1 tahun. Panduannya, maksimal 15 persen, dan di atas 20 persen masuk kategori berbahaya.
6. Rasio Kebangkrutan= Total Nilai Bersih Kekayaan dibanding dengan Total Asset. Rasio Kebangkrutan ini menunjukkan persentase tingkat kemungkinan kebangkrutan seseorang. Panduannya, minimal 35 persen, tapi diusahakan diatas 50 persen.
Dari rasio tersebut Anda dapat menghitung sendiri dan melakukan chek up kesehatan keuangan pribadi Anda. Sebelum melakukan investasi mencapai tujuan keuangan Anda, pastikan keuangan Anda sehat terlebih dahulu.
Jangan berinvestasi yang memiliki return 25 persen per tahun jika Anda masih mempunyai utang konsumtif kartu kredit yang punya bunga 48 persen pertahun. Lunasi dulu utangnya, atur cashflow (pengeluarannya) dan buat tujuan keuangan dengan investasi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
Mari Kita sebarkan ilmu ini demi mewujudkan keluarga-keluarga Indonesia yang mandiri secara finansial. Memperkuat ekonomi bangsa di pasar modal, dan menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang kuat dan besar di masa depan. [***]
BERITA TERKAIT: