RMOL. Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa digadang-gadang Partai Golkar menjadi pendamping Aburizal Bakrie dalam Pemilu Presiden 2014.
“Saya tidak punyai partai. Mana bisa jadi cawapres. UnÂdang-UnÂdang Dasar kita masih menÂsyaÂratkan presiden dan wakil presiÂden dicalonkan parÂpol atau gaÂbuÂngan parpol,†kata Khofifah Indar Parawansa kepaÂda Rakyat MerÂdeka, di Jakarta, kemarin.
Seperti diketahui, Khofifah masuk sebagai salah satu tokoh yang disebut Partai Golkar layak mendampingi Aburizal Bakrie dalam Pemilu Presiden 2014.
“Ada sejumlah tokoh yang diÂusulkan daerah, yakni Sri Sultan Hamengku Buwono X, Sukarwo, Khofifah, Pramono Edhie, dan mahfud MD,†kata Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham.
Khofifah Indar Parawansa selanjutnya mengatakan, tidak mungkin capres atau cawapres tidak mempunyai partai politik.
“Sekarang ini saya tidak memÂpuÂnyai partai. Lalu mau dibeÂrangÂkatÂkan oleh siapa. Tidak mungÂkin dari Muslimat NU, kaÂrena MusliÂmat NU itu kan hanya ormas,†kataÂnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Saya sangat berterima kasih jika ada yang memberi apresiasi apa yang selama ini saya lakukan. Saya tidak memikirkan capres atau cawapres. Saya memutari orbit dulu saja.
Maksudnya?
Masing-masing kita ini kan mempunyai orbit atau mempuÂnyai sirkuit seperti galaxy yang memutari orbitnya. Barangkali setelah memutari orbit itu akan menemukan titik koordinat. KaÂrena itulah, nanti saja memÂbicaÂrakan masalah ini.
Sejumlah parpol menggaÂdang-gadang Anda menjadi cawapres, apa pilihannya?
Saya tidak tahu kalau seÂjumlah parpol menyebut seperti itu. Saya sekarang ini mengalir saja. Kalau ada yang mengÂapresiasi saya, ya terimakasih. Tapi nantilah memÂbicarakan masalah itu.
Anda siap dipinang?
Kalau saya, lebih baik mengaÂlir saja. Sekarang saya beÂlum bisa berbicara banyak soal caÂpres atau cawapres. Tahun 2014 itu masih jauh.
Bukankah Anda sedang dekat dengan Ical?
Kita ini mesti membangun koÂmunikasi dengan banyak elemen, termasuk dengan Pak Ical. Kalau membangun komunikasi di daÂlam proses sinergi itu kan sangat bagus.
Bukankah Anda sudah maÂsuk tim sukses Ical?
Nanti Partai Golkar bisa marah lho. Partai Golkar itu kan partai yang besar. Tentunya mempunyai mekanisme yang dapat dipuÂblikasi.
Partai Golkar merupakan partai yang memiliki basis komunitas dan basis pengambilan keputusan yang sudah mapan. Pasti mekaÂnisÂme formal di dalam partai akan dilakukan.
Apa sudah ada pendekatan parpol kepada Anda?
Seperti yang saya bilang bahwa saya ini mengalir saja. Siapa tahu setelah memutari orbit dan keteÂmu pada titik koordinat tertentu. Sekarangini saya memutari orbitku dulu.
Barangkali Anda punya masa besar di Muslimat NU, seÂhingga dilirik menjadi caÂwapres?
Saya tidak bisa mengatakan itu. Biarlah Anda sendiri yang meÂÂnyimpulkannnya. Tapi saya raÂsa tidak ada seperti itu. Dalam AD/ART NU tidak diperboÂlehÂkan dalam merangkap pengurus partai.
Karena itulah, saya pastikan bahwa saya tidak aktif di partai politik. Meski saya tahu banyak permasalahan bangsa yang harus diperbaiki.
Apa permasalahan paling krusial?
Kita ini kan punya RPJM dan RPJP sampai 2025. perencana-perencana kita ini orang-orang hebat. Bidang lingkungan, keseÂhatan hingga manajemen keuangÂan sudah ada. Kita juga punya preÂsiden yang bergelar doktor dan jenderal.
Tapi seluruh perencanaan luar biasa itu ternyata belum diikuti dengan harmonisasi dan koorÂdinsi dengan kebijakan yang lain. Misalnya, masing-masing keÂmenÂterian punya litbang. Bahkan direktorat jenderal juga punya litbang. Tapi kita masih impor singkong, kedelai, jagung, garam, ikan laut, dan lainnya.
Itu kan sama saja dengan meÂnampar muka kita sendiri. WilaÂyah Indonesia ini 85 persen mariÂtim, kenapa kita masih impor ikan.
Pemberdayaan ekonomi kurang berhasil?
Tidak ada pemberdayaan ekoÂnomi secara sigfnifikan. Hal ini bukan karena ketidakÂmampuan kita. Tapi ketidakmauan kita unÂtuk memberdayakan petani. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: