WAWANCARA

Khofifah Indar Parawansa: Saya Tidak Punya Parpol, Mana Bisa Jadi Cawapres

Selasa, 26 Juni 2012, 09:19 WIB
Khofifah Indar Parawansa: Saya Tidak Punya Parpol, Mana Bisa Jadi Cawapres
Khofifah Indar Parawansa

RMOL. Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa digadang-gadang Partai Golkar menjadi pendamping Aburizal Bakrie dalam Pemilu Presiden 2014.

“Saya tidak punyai partai. Mana bisa jadi cawapres. Un­dang-Un­dang Dasar kita masih men­sya­ratkan presiden dan wakil presi­den dicalonkan par­pol atau ga­bu­ngan parpol,” kata Khofifah Indar Parawansa kepa­da Rakyat Mer­deka, di Jakarta, kemarin.

Seperti diketahui, Khofifah masuk sebagai salah satu tokoh yang disebut Partai Golkar layak mendampingi Aburizal Bakrie dalam Pemilu Presiden 2014.

“Ada sejumlah tokoh yang di­usulkan daerah, yakni Sri Sultan Hamengku Buwono X, Sukarwo, Khofifah, Pramono Edhie, dan mahfud MD,” kata Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham.

 Khofifah Indar Parawansa selanjutnya mengatakan, tidak mungkin capres atau cawapres tidak mempunyai partai politik.     

“Sekarang ini saya tidak mem­pu­nyai partai. Lalu mau dibe­rang­kat­kan oleh siapa. Tidak mung­kin dari Muslimat NU, ka­rena Musli­mat NU itu kan hanya ormas,” kata­nya.

Berikut kutipan selengkapnya:

Tapi Anda diusulkan men­dam­pingi Ical, berarti diang­gap berpotensi?

Saya sangat berterima kasih jika ada yang memberi apresiasi apa yang selama ini saya lakukan. Saya tidak memikirkan capres atau cawapres. Saya memutari orbit dulu saja.


Maksudnya?

Masing-masing kita ini kan mempunyai orbit atau mempu­nyai sirkuit seperti galaxy yang memutari orbitnya. Barangkali setelah memutari orbit itu akan menemukan titik koordinat. Ka­rena itulah, nanti saja mem­bica­rakan masalah ini.

    

Sejumlah parpol mengga­dang-gadang Anda menjadi cawapres, apa pilihannya?

Saya tidak tahu kalau se­jumlah parpol menyebut seperti itu. Saya sekarang ini mengalir saja. Kalau ada yang meng­apresiasi saya, ya terimakasih. Tapi nantilah mem­bicarakan masalah itu.


Anda siap dipinang?

Kalau saya, lebih baik menga­lir saja. Sekarang saya be­lum bisa berbicara banyak soal ca­pres atau cawapres. Tahun 2014 itu masih jauh.

   

Bukankah Anda sedang dekat dengan Ical?

Kita ini mesti membangun ko­munikasi dengan banyak elemen, termasuk dengan Pak Ical. Kalau membangun komunikasi di da­lam proses sinergi itu kan sangat bagus.

   

Bukankah Anda sudah ma­suk tim sukses Ical?

Nanti Partai Golkar bisa marah lho. Partai Golkar itu kan partai yang besar. Tentunya mempunyai mekanisme yang dapat dipu­blikasi.

Partai Golkar merupakan partai yang memiliki basis komunitas dan basis pengambilan keputusan yang sudah mapan. Pasti meka­nis­me formal di dalam partai akan dilakukan.


Apa sudah ada pendekatan parpol kepada Anda?

Seperti yang saya bilang bahwa saya ini mengalir saja. Siapa tahu setelah memutari orbit dan kete­mu pada titik koordinat tertentu. Sekarangini saya memutari orbitku dulu.


Barangkali Anda punya masa besar di Muslimat NU, se­hingga dilirik menjadi ca­wapres?

Saya tidak bisa mengatakan itu. Biarlah Anda sendiri yang me­­nyimpulkannnya. Tapi saya ra­sa tidak ada seperti itu. Dalam AD/ART NU tidak diperbo­leh­kan dalam merangkap pengurus partai.

Karena itulah, saya pastikan bahwa saya tidak aktif di partai politik. Meski saya tahu banyak permasalahan bangsa yang harus diperbaiki.


Apa permasalahan paling krusial?

Kita ini kan punya RPJM dan RPJP sampai 2025. perencana-perencana kita ini orang-orang hebat. Bidang lingkungan, kese­hatan hingga manajemen keuang­an sudah ada. Kita juga punya pre­siden yang bergelar doktor dan jenderal.

Tapi seluruh perencanaan luar biasa itu ternyata belum diikuti dengan harmonisasi dan koor­dinsi dengan kebijakan yang lain. Misalnya, masing-masing ke­men­terian punya litbang. Bahkan direktorat jenderal juga punya litbang. Tapi kita masih impor singkong, kedelai, jagung, garam, ikan laut, dan lainnya.

Itu kan sama saja dengan me­nampar muka kita sendiri. Wila­yah Indonesia ini 85 persen mari­tim, kenapa kita masih impor ikan.

   

Pemberdayaan ekonomi kurang berhasil?

Tidak ada pemberdayaan eko­nomi secara sigfnifikan. Hal ini bukan karena ketidak­mampuan kita. Tapi ketidakmauan kita un­tuk memberdayakan petani. [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA