RMOL. Papua terus bergejolak. Anak bangsa di ujung timur Indonesia itu selalu menangis. Inilah dampak ketidakadilan, kezaliman, dan kemiskinan, serta ketidakjelasan arah agenda nasional bangsa ini.
Begitu disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj keÂpada Rakyat Merdeka, di JaÂkarta, kemarin.
“Masalah Papua tidak diÂtaÂngani secara tuntas, sehingga seÂlalu muncul gejolak dan kerusuÂhan. Masyarakat mudah emosi, sehingÂga mengakibatkan kekeÂrasan dan kerusuhan,†kata Said Aqil Siradj.
Menurutnya, secara psikologis maÂsyarakat di sana mudah mengÂamuk. Sebab, kekecewaan yang sangat parah. Sebab, maÂsalahnya tidak pernah ditangani secara tuntas.
Berikut kutipan selengkapnya:
Rakyat Papua butuh tindakan riil. Mereka merasa tidak diperÂlakukan adil. Ada kezaliman di sana. Inilah yang memicu masyaÂraÂkat gampang marah, sehingga terjadilah kerusuhan.
Apakah masyarakat tidak percaya lagi dengan keadilan yang ada di bangsa ini?
Masyarakat Papua gampang marah, karena telah memendam masalah ketidakadilan itu bertaÂhun-tahun. Mereka merasa diperÂlakukan kurang adil. Kalau masaÂlah tidak tuntas ditangani, maka di sana bakal terus bergejolak.
Apa ada pihak luar menungÂgangi kerusuhan di Papua?
Masalah di Papua ini lebih keÂpada masalah politik dan ada inÂtervensi-intervensi. Potensi konÂflik Papua itu masih sederÂhana. Tapi didukung pihak asing.
Seberapa besar dukungan itu?
Sangat kuat. Hanya saja di daÂlam Papua itu yang tidak kuat. Ini berbeda dengan Aceh yang sudah lama ingin menjadi negara Islam, terpisah dari Indonesia. Tapi di luar tidak kuat. Memang di daÂlamnya kuat.
Siapa pihak luar yang mencampuri masalah Papua itu?
Mereka-mereka yang tidak senang dengan Indonesia. Ada yang tidak senang melihat bangÂsa ini kuat dan solid. MaÂkanya keÂruÂsuhan di Papua ini ada keÂpenÂtingan politik. ApaÂlagi, PaÂpua ini potensi kekaÂyaanÂnya sangat luar biasa.
Berarti ada campur tangan asing begitu?
Saya kira ada. Baik secara langÂsung atau tidak langsung keÂterlibatan asing sangat besar. SeÂperti yang saya bilang tadi, keÂkuatan luar itu yang sangat kuat. Padahal, di dalam Papua sendiri itu lemah.
Bagaimana dengan sikap aparat dalam menangani keruÂsuhan itu?
Dalam pandangan saya, kepoÂlisian kurang tegas dan sigap serta ada keragu-raguan. Sebab, dikaitÂkan dengan isu HAM yang menÂjadi alasannya, sehingga tidak mudah bertindak.
Saat polisi bertindak. MisalÂnya ada yang meninggal, maka banyak yang berbicara HAM. TerÂÂmasuk suara HAM internaÂsioÂnal. Padahal, kalau Amerika SeÂrikat mengebom Iran atau Lybia, tidak ada yang berbicara HAM.
Jika ada yang tertembak hanya hitungan jari saja, selalu diprotes dengan keras. Bukan berarti saya mendukung aksi seperti itu. PeÂnembakan dilakukan oleh siapa pun, itu salah.
Apa yang sebaiknya dilakuÂkan aparat?
Secara hukum, permasalahan ini harus segera diatasi. Setiap ada gerakan yang ingin merusak keÂsatuan, kita harus tegas. Ini buÂÂkan kriminal biasa.
Tetapi haÂrus tetap ada pendeÂkatan perÂsuasif. Di mana pun kelomÂpok senjata yang ingin meÂmeÂcah belah bangÂsa ini harus ditinÂdak tegas.
Barangkali, anggaran yang diterima masyarakat Papua ini masih kurang?
Yang saya tahu, sebenarnya pemerintah pusat ini sudah cukup mengeluarkan dana yang cukup besar untuk Papua. Bahkan hingÂga triliunan rupiah.
Tapi dana itu larinya kemana. Sebenarnya kita sendiri memakÂlumi pemerintah pusat, sudah cukup menganakemaskan Papua dengan kucuran dana yang luar biasa besar. Tetapi sampai di baÂwahnya kemana, kita juga nggak tahu.
Apakah perlu ditelusuri keÂmana larinya dana itu?
Ya. Namun serba salah juga. Sebab, bisa menjadi ancaman yang mengkhawatirkan atau akan terjadi sesuatu yang merepotkan pemerintah pusat.
Saya tidak menuduh sekelomÂpok tertentu. Ini secara umum seperti itu. Pada dasarnya hukum harus ditegakkan. Di Papua ini harus dilakukan pendekatan persuasif. Jangan gegabah.
Apa solusinya agar tidak terÂjadi kerusuhan lagi di Papua?
Bagi saya, harus dilakukan penÂdekatan kultur budaya, moral, keÂpribadian, karakter, sebelum penÂÂdekatan senjata. Secara umum bangsa ini belum matang menaÂngani masalah Papua. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: