RMOL. Kapolda Sumatera Utara (Sumut) Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro serius menindak anak buahnya yang terbukti terlibat kasus narkoba.
“Jika ada polisi yang nakal, ikut membekingi peredaran narkoba, pasti ditindak tegas,†kata Wisjnu Amat Sastro kepada Rakyat MerÂdeka, Jumat (22/6).
Sebelumnya diberitakan, Wakil Ketua Komisi III DPR Nasir DjaÂmil mengatakan, polisi di Sumut yang tidak memperÂlihatÂkan seÂbagai pengayom dan peÂlindung masyarakat harus diÂberi sanksi tegas.
Misalnya, 17 oknum polisi suÂdah diamankan terkait kasus narÂkoba sejak Januari-Mei 2012. OkÂÂnum polisi berinisial Briptu BS yang tersandung kasus penÂcabulan. Oknum polisi beraksi ala koboi dengan memukul penaÂrik becak bermotor.
Ada juga oknum polisi yang berÂtugas di Polda Sumut beriniÂsial SG diduga menjual rumah adik iparnya di Srigunting, SungÂÂgal, Medan, tanpa seÂpengeÂÂÂtaÂhuan ahli waris.
‘’Seharusnya polisi itu menjadi teladan dan panutan yang selalu melindungi dan mengayomi masyarakat,’’ kata Nasir Djamil.
Wisjnu Amat Sastro selanÂjutÂnya mengatakan, pihaknya tidak akan melindungi anak buahnya yang melakukan kesalahan.
Berikut kutipan selengkapnya:
Apa Anda serius bertindak tegas terhadap anak buah yang melakukan kesalahan?
Ya dong. Pasti itu. Sekarang ini kan zamannya terbuka semua. Tidak perlu ada yang ditutup-tutupi. Bahkan, anggota polisi yang positif menggunakan narÂkoba setelah dites urinnya akan kami didik.
Kenapa tidak diproses hukum?
Kan tidak ada barang buktinya. Kami melakukan tes secara meÂrata. Yang kedapatan positif, diÂlakukan pendidikan dan pemÂbinaan mental agar tidak memaÂkai lagi. Kami tidak akan melinÂdungi yang benar-benar salah.
Bagaimana dengan oknum Kompol berinisial SG yang bertugas di Bagian Sarana Prasarana Polda Sumut diduga menjual rumah adik iparnya?
Tidak semua masalah saya kuasai. Bagi yang merasa dirugiÂkan, silakan lapor saja dan beriÂkan bukti-buktinya. Setelah itu, kami akan melakukan penyelidiÂkan terhadap oknum tersebut.
Jika ada polisi menipu, pasti kami proses sesuai aturan. Tapi bagaimana saya mau menangani, saya belum tahu laporannya.
Barangkali berinisiatif menyelidiki?
Laporkan saja dulu. Kalau betul ada yang merasa dirugikan, ya datanglah buat laporan. ApaÂlagi pesoalannya sudah jelas. Bila perlu datang ke Polda, akan saya terima. Bagaimana saya mau meÂnangani kalau saya sendiri belum tahu laporan dan masalahnya. Kalau sudah jelas, maka dipangÂgil yang bersangkutan.
Jika ada laporan dari warga yang merasa dirugikan itu, Anda siap memprosesnya?
Saya tidak akan menutup-nutupi. Kalau ada anak buah saya yang nakal, maka harus diproses. Tetapi harus ada bukti-bukti dan lapoÂrannya juga. Kami secara peÂlan-pelan menyampaikan ke anak buah untuk tiak berbuat semena-mena.
O ya, bagaimana tingkat kerusuhan di Sumut?
Sampai hari ini, alhamdulillah suatiasinya masih kondusif, berkat semua pihak, baik kepoÂlisian, TNI, Muspida, dan masyaÂrakat serta ormas.
Bukankah lagi ramai masaÂlah pertanahan?
Memang sekarang ini yang lagi ngetren itu menyangkut masalah tanah. Ada beberapa PTPN yang HGU (hak guna usaha)-nya tidak diÂperpanjang, sehingga menilai taÂnah itu milik rakyat walaup tanah itu masih milik negara. Ini masuk daÂlam inventarisir kekaÂyaan negara.
Tapi rakyat tidak mau tahu. Mulai melakukan patok-patok baÂtas tanah dan menanam pohon. SeÂmentara PTPN bilang, tanahÂnya milik mereka. Akhirnya PTPN pun kembali menanam pohon dan dihadang masyarakat. Terjadilah sedikit bentrok.
Apa yang Anda lakukan?
Sedang kami data karena ada PTPN II, III dan IV. Kami data beÂrapa tanah PTPN yang diperÂpanÂjang dan yang tidak diperÂpanjang. Kami minta gubernur untuk merapatkan. Akhirnya guÂbernur membuat surat keputusan memÂbentuk tim untuk mendata ulang.
PTPN hanya memiliki hak guna usaha?
Dulunya itu tanah HGU yang tidak diperpanjang oleh PTPN dan disisihkan seluas 8.837-an hektar. Rencananya akan diÂbagikan ke masyarakat seÂkitar. Makanya dibentuk tim unÂtuk menÂdata agar tidak terjadi masalah.
Tim itu siapa saja?
Terdiri dari Pemda, BPN, KeÂpoÂlisian, Kodam. Sekarang ini tim sedang bekerja. Kami berÂsaÂma-sama untuk mengatasi masaÂlah ini. Alhamdulillah gejolak-gejolak selama ini bisa diatasi.
Saya sebagai Kapolda Sumut telah mengambil langkah-langÂkah. Misalnya, mengundang seluÂruh jajaran Muspida, BPN, ahli pertanahan, tokoh masyarakat, PTPN yang bermasalah dan toÂkoh kelompok tani bermasalah, kita bicarakan bagaimana solusiÂnya. Jangan sampai terjadi kasus Mesuji di Sumut.
Kapan dilakukan pertemuan lagi?
Pada 1 Juli nanti kami rapatkan lagi. Pak Gubernur Sumut sebaÂgai ujung tombaknya. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: