RMOL. Megawati Soekarnoputri dua kali kalah dalam pemilu presiden. Tapi popularitasnya masih tinggi menjadi Capres 2014.
Ini terlihat dari hasil survei yang dilaksanakan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang menemÂpatÂÂkan Ketua Umum PDI PerÂjuaÂÂngÂan itu teratas. Kemudian diÂÂÂsusul Prabowo Subianto dan AbuÂrizal Bakrie.
â€Kalau rakyat masih mengÂinginÂkan Megawati menjadi preÂsiden memangnya salah,†ujar poÂlitisi senior PDI Perjuangan SaÂÂbam Sirait kepada Rakyat MerÂdeka, di Jakarta, kemarin.
Berikut kutipan selengkapnya:
Memangnya tidak boleh. Apa Ical umurnya lebih pantas. BukÂtinya Mega masih sehat kok. AtuÂran saja masih memperboÂlehÂkannya kok.
Apa karena calon lain meÂmiliki masalah, sehingga popularitas MeÂga naik?
Saya tidak tertarik mengoÂmenÂtari calon lain. Rakyat paling tahu itu. Jangan menggurui rakÂyat, harus begini dan begitu.
Bukan menggurui tapi memÂbandingkan?
Nggak usahlah dibanding-banÂdingkan. Masing-masing maju saja. Kalau rakyat senang pasti dipilih.
Tapi Taufik ngotot agar MeÂga menjadi busur saja, anak paÂnahnya anak muda, tanggaÂpan Anda?
Saya belum dengar ada yang tidak setuju Megawati menjadi caÂÂpÂres. Sebab, itu keputusan kongÂres, kalau mau mengubahÂnya, ya buat kongres saja.
Yang jelas, faktanya Mega deÂkat dengan rakyat. Tetap turun ke bawah walau bukan presiden lagi. Beliau aktif sebagai peÂmimÂpin. Saya rasa masih pantas kok menÂjadi presiden 2014-2019.
Bagaimana kalau Taufik Kiemas tetap tidak mau Mega menjadi capres?
Sekarang Taufik Kiemas tidak bicara begitu lagi. Waktu itu meÂmang beliau bilang begitu. Tapi beberapa bulan ini saya lihat TauÂfik tidak bicara begitu lagi, itu yang saya ikuti.
Kenapa begitu?
Saya tidak tahu. Lagipula apa saÂlahnya kalau Taufik berbalik mendukung istrinya, MegaÂwaÂti. Beliau boleh juga menÂduÂkung anakÂnya, Puan MaÂharani unÂÂÂtuk maju.
Apakah Anda melihat Puan Maharani sudah matang?
Semua boleh belajar menjadi capres. Nanti diukur oleh duÂkungÂan masyarakat. Bukan diÂpaksakan menjadi pemimpin. KaÂlau ada pemaksaan, maka tidak ada demokrasi.
Harus mengenal rakyat dari Sabang sampai Merauke. Tidak boÂÂÂÂÂleh hanya kenal rakyat TrengÂgalek. Tidak boleh hanya kenal rakyat Samosir saja.
Selain itu harus mencintai InÂdonesia. Tahu masalah dan dan peÂmecahannya. Bung Karno perÂnah memprediksi, kapitalisme akan hancur tahun 1970-an. TerÂnyata hancur. Bayangkan beliau mampu memprediksi itu. Tapi sekarang kapitalis tumbuh dan berÂkembang subur di Indonesia.
Bahkan 80 persen kekayaan kita dari tambang, hutan dan lainÂnya malah dikuasai asing.
Seharusnya bagaimana?
Presiden mendatang harus bisa mengembalikannya menjadi miÂlik rakyat Indonesia sesuai deÂngan pasal 33 UUD 1945. Ya, tenÂÂÂÂÂÂÂÂtunya dengan strong leadership yang dimilikinya.
O ya, bagaimana mengenai survei LSI yang menyatakan PDIP berada di bawah Golkar?
Saya menghargai adanya surÂvei itu. Tapi kita lihat saja nanÂti fakÂta riilnya.
Artinya bisa mengungguli Golkar?
Lihat nanti saja. Yang jelas, PDIP tetap bekerja keras serta tiÂdak terlena dengan survei. SeÂbab, menggantungkan kinerja kaÂÂÂÂrena survei tidak diperbolehÂkan dan salah.
Kalau boleh jujur, kader kita di seÂluruh daerah saat ini banting tuÂlang mati-matian menjadi kartai partai wong cilik ini berÂkibar terus dan semakin dekat dengan rakyat.
Anda optimistis PDIP pemeÂnang Pemilu 2014?
Tugas PDIP toh tidak selamaÂnya menjadi opisisi terus kan. KaÂÂmi juga mau jadi pemerintah, kaÂrena kita mau menunjukkan baÂgaimana memerintah yang baik itu.
Kekuatan PDIP bagaimana?
Kekuatan kita adalah kekuatan organisasi dan didasarkan ideoÂlogi Pancasila, NKRI dan UUD 1945. Tujuan kita harus dicapai berÂsama-sama rakyat, bukan cipÂtaan pemerintah saja atau peÂmerintah jalan sendiri tentu itu tidak bisa.
Indonesia ke depan harus lebih baik dan maju asalkan pemeÂrintah dan rakyatnya membangun kejujuran dari pusat hingga daerah. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: