WAWANCARA

Aburizal Bakrie: Rapimnas Amanatkan Maju,Masa Saya Harus Mundur

Selasa, 19 Juni 2012, 08:22 WIB
Aburizal Bakrie: Rapimnas Amanatkan Maju,Masa Saya Harus Mundur
Aburizal Bakrie

RMOL. Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menanggapi biasa saja hasil survei yang menempatkan partainya di urutan atas.

‘’ Hasil survei itu bukan sebuah keuntungan untuk modal pada pileg dan pilpres mendatang. Itu hanya menguntungkan sesaat. Sebab, survei itu pemotretan se­saat,’’ kata Ical — sapaan Abu­ri­zal ­Bakrie — di Jakarta, kemarin.

Seperti diketahui, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei terkait tingkat keter­pilihan capres dan partai politik. Survei yang dilakukan  2-11 Juni 2012 ini menunjukkan, Megawati Soekarnoputri  di posisi pertama (18,3 persen, disusul Prabowo Su­bianto (18 persen). Posisi keti­ga ditempati Aburizal Bakrie (17,5 persen). Kemudian Hatta Ra­jasa (6,8 persen), dan Ani Yu­dhoyono ( 6,5 persen).

Sedangkan elektabilitas parpol, Partai Golkar berhasil menempati paling atas (20,9 persen), disusul PDIP (14 persen), dan Partai De­mo­krat (11,3 persen).

Untuk capres dari internal Par­tai Golkar, Ical menempati posisi paling atas (20,1 persen), disusul Sri Sultan Hamengku Buwono X (11,3 persen), Jusuf Kalla (11 per­sen), Akbar Tandjung (2,9 per­sen), Fadel Muhammad (1,3 per­sen), dan Theo L Sambuaga (0,3 persen).

Ical selanjutnya mengatakan, asil survei itu bukan masalah un­tung atau tidak untung. Se­bab, hasil survei bisa berubah-ubah.

Berikut kutipan selengkapnya:


Kenapa Anda bilang seperti itu?

Ya, memang begitu kondisi­nya. Hasil survei itu hanya pemo­tretan sesaat berdasarkan keadaan pada waktu itu (survei).


Apa Anda optimistis me­nang­­kan pileg dan pilpres  2014?  

Kalau lihat begitu cepat naik­nya (popularitas dan elekta­bili­tas) saya optimistis. Meski de­mikian kami semua tetap harus bekerja keras untuk menda­pat­kan hasil yang sangat besar seperti survei itu.

Apalagi yang Partai Golkar lakukan?

Ya, bekerja keras itu maknanya luas. Kami semua harus tetap bekerja keras untuk bisa menang pada Pemilu 2014. Meski hasil survei memperlihatkan hasil positif, kami harus terus kerja keras lebih banyak lagi.


Yakin dengan modal bekerja keras itu popularitas Partai Golkar terus naik hingga Pemilu 2014?

Ya, kalau kami terus berjuang keras, kan pasti yakin.


Makanya hasil survei, po­pularitas Anda sebagai capres terus naik ya?

Alhamdulillah...


Hasil survei selalu berbeda antara satu dengan lain, tanggapan Anda?

Setiap survei kan memang berbeda-beda. Biarkan saja.


Ada juga survei yang menga­takan nilai Golkar dan Ical tidak sejalan, apa tanggapan Anda?

Kalau dilihat memang partai mengalami peningkatan, Partai Golkar dari 14 persen ke 20 persen lebih. Kalau hasil survei saya dari 5 persen menjadi 17 persen. Kenaikannya mencapai 300 persen lebih. Ini kan luar biasa kenaikannya.


Bagaimana kemungkinan ke depan?

Insya Allah nanti pada 2013 akhir, elektabilitas Partai Golkar  akan lebih kecil dari saya. Sebab, yang memilih nanti bukan hanya kader dan simpatisan Partai Golkar, tapi seluruh rakyat In­donesia.

Ini artinya, pasti ada perbe­daan. Tapi nggak apa-apa juga kan seperti itu. Yang penting se­muanya hasil kerja keras dari sejak awal.


Apa yang Anda lakukan untuk menaikkan elekta­bilitas?

Ya, selain terus bekerja ke­ras, kami  harus dekat dengan rak­yat.


Misalnya seperti apa?

Salah satu yang kami lakukan adalah dengan menyelesaikan masalah-masalah dan kesulitan yang dihadapi rakyat.


Kalau sudah bekerja keras tapi elektabilitasnya nggak naik, apa Anda mundur?

Tentu tidak seperti itu, kami usahakan naik terus dong. Lagi pula yang suruh mundur siapa? kalau Rapimnas Partai Golkar sudah mengamanatkan maju, masa saya harus mundur.


Kabarnya dari survei di internal Golkar anda diba­yang-bayangi capres lain?

Tidak juga. Kalau saya lihat dari survei LSI tersebut, saya kan 20,1 persen, Sri Sultan Hameng­ku Buwono X 11,3 persen dan Jusuf Kalla 11 persen.


Apa cukup puas dengan hasil itu?

Yang jelas saya harus terus me­ne­rus bekerja agar makin lama elek­tabilitas partai dan capresnya me­ningkat terus. Idealnya nanti elekt­abilitas capresnya harus lebih besar da­ri elektabiltas Golkar. [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA