WAWANCARA

Syamsul Maarif: Kami Siapkan 2 Hercules & 1 Jet Bawa 500 Orang Ke Daerah Rawan

Sabtu, 14 April 2012, 09:10 WIB
Syamsul Maarif: Kami Siapkan 2 Hercules & 1 Jet Bawa 500 Orang Ke Daerah Rawan
Syamsul Maarif

RMOL. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bergerak cepat menangani gempa di Aceh dan sekitarnya.

Badan yang dikomandoi Syamsul Maarif itu langsung membentuk tiga tim setelah mendapat informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).  

“Tim pertama bertujuan ke Aceh. Namun ketika magrib kami mendapat informasi bahwa Si­meuleu tidak bisa didarati. Se­bab, tidak ada lampu penera­ngan pen­daratan pada malam hari. Akhir­nya tim pertama, termasuk saya, mendarat di Padang,” kata Syam­sul Maarif kepada Rakyat Mer­deka, kemarin.

Tim kedua menuju Padang, sehingga bertemu dengan tim per­tama. Satu tim lagi menda­tangi Bengkulu. Ketika pihaknya mendapatkan informasi dari BMKG bahwa gempa sampai ke Lampung, BNPB pun langsung menugaskan tim yang kebetulan tim monitoring BNPB sedang berada di Lampung untuk mela­kukan assessment di sana.

“Tim-tim ini akan on the spot melihat peristiwa dan menang­gu­langi bencana di daerah, se­kali­gus membuat assessment ten­tang kerusakan. Termasuk membuka posko untuk mengen­dalikan penanggulangan ben­cana,” ujarnya.

Berikut kutipan selengkapnya:


Apa itu saja yang dilakukan?

BNPB juga sudah menyiapkan dua pesawat Hercules serta satu jet untuk membawa pasukan satuan reaksi cepat dengan jum­lah 500 orang untuk dibawa ke tempat yang sangat rawan.

Bagaimana hasil dari tim-tim tersebut?

Gempa ini tidak ada tsunami. Tapi masyarakat trauma dari kejadian gempa tahun-tahun se­belumnya. Makanya, Gubernur Padang langsung menugaskan petugas untuk menekan tombol sirine sebagai tanda agar masya­ra­kat mengungsikan diri dan menjauhi pantai.


Bukankah sirine tersebut ma­lah menimbulkan kepanikan dan kemacetan?

Memang terjadi kemacetan karena masyarakat kebanyakan membawa mobil. Kalau terjadi kepanikan itu pasti. Karena setiap bencana di seluruh dunia, ada yang namanya periode panik.

Berita panik ini sebaiknya tidak usah dibesar-besarkan. Saat gempa di Jepang, masya­rakat pun panik. Saya rasa tidak hanya men­jauhi bibir pantai, tetapi juga harus dibuat shelter-shelter verti­kal yang dekat de­ngan masya­rakat.

    

Kenapa masih ada daerah yang tidak membunyikan sirine?

Di Aceh memang ada sirine yang terlambat bunyi karena listrik mati. Ada juga yang me­mang tidak sempat disembuyikan karena petugasnya ikut panik, dan malah lari. Kami pun ha­rus menge­va­lua­si agar tidak terjadi kemacetan di masa-masa menda­tang ketika terjadi gempa.

   

Apakah shel­ter itu dibuat oleh BNPB?

Kami telah mem­­berikan ban­tuan untuk membuat shelter verti­kal yang dekat masyarakat. Tetapi masih ada shelter yang jaraknya masih jauh sekitar 1 kilometer. Sebaik­nya, shelter di­diri­kan pada radius 500 meter.

   

Dibutuh­kan be­rapa shel­ter?

Angka kasarnya sekitar 300 shleter di Sumatera Barat. Wujud shelter ini bisa berupa masjid. Contohnya Masjid Al Muhajirin di Kampung Pasir Putih Kota Padang. Saya sudah ke sana. Di sekeliling masjid tersebut ada tambahan lantai untuk bisa me­nampung sekitar 1.500 orang.

   

Shelter di Masjid bisa efek­tif?

Bisa dong. Masyarakat di se­kitar masjid bisa menggunakan shelter itu bila terjadi gempat.

   

Selain itu, apalagi yang dila­ku­kan?

Misalnya di Meulaboh (Aceh) ada beberapa ruko yang di luar­nya  dipasang tangga untuk me­lakukan evakuasi dengan ke­tinggian sekitar 8-9 meter yang di­lakukan oleh Badan penanggu­langan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

Saya mengharapkan adanya Peraturan Daerah bahwa setiap ada pembangunan gedung tinggi harus bisa digunakan sebagai shelter untuk menjaga-jaga bila terjadi tsunami.


Ada berapa korban hingga saat ini?

Ada 10 orang. Yakni di Kabu­paten Padang Pariaman 1 orang, Kota Banda Aceh 1 orang, Kabu­paten Lhoksemauwe 1 orang, Kabupaten Aceh Barat Daya 1 orang, Kabupaten Aceh Besar ada 6 orang. Sedangkan yang luka berat ada 4 orang dan 8 luka ringan.

   

Apakah ada indikasi terjadi gempa lagi?

Saya tidak tahu karena gempa itu kan tidak bisa diperkirakan. Yang bisa diperkirakan misalnya, kon­disi-kondisi tanah yang gem­bur atau yang berdekatan dengan bibir partai. Lokasi-lokasi itulah yang harus kita upayakan agar tidak membahayakan jika terjadi gempa.

Sebab, ketika terjadi gempa besar maka daerah-daerah terse­but itu akan mendapatkan keru­sakan yang paling parah. [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA