Hal itu dikatakannya dalam kesempatan wawancara di studio
Metro TV yang disiarkan langsung beberapa saat lalu (Selasa petang, 6/3). Dia diminta menanggapi tuduhan dari Wasekjen DPP Demokrat Ramadhan Pohan bahwa dirinya berada di balik gerakan yang ingin menjatuhkan SBY-Boediono.
Mantan Panglima ABRI itu mengaku, setelah mendengar tudingan dari Ramadhan dia pertama-tama mencari tahu apakah pernyataan itu merupakan sikap partai atau individu.
"Saya baru dapat kabar, pengurus Demokrat Andi Nurpati katakan itu pernyataan pribadi. Dan mereka mau rapat evaluasi internal untuk masalah itu," kata Wiranto.
Dengan enteng dia katakan, kalau pernyataan yang sensitif itu adalah sikap induvidu, maka dirinya tak usah pusingkan.
"Dijawab saja oleh teman-teman di DPR. Ini masalah sensitif, kudeta itu tak mudah," tegasnya.
Dia tegaskan lagi bahwa kudeta bisa terjadi kalau pemimpin nasional berhalangan tetap, tercipta
national disorder, dan ada kekuatan luar biasa dan pemimpinnya yang melangsungkan kudeta.
"Jadi kenapa mereka selalu khawatir ada kudeta," ucapnya.
Mengapa Partai Hanura selalu berseberangan dengan pemerintah, jawab Wiranto, karena Hanura lahir untuk pahami hati nurani rakyat sehingga apa yang dirasakan rakyat selalu disikapi cepat oleh Hanura.
"Kalau kami berseberangan, itu masalah kebijakan dan bukan pribadi," singkatnya.
Dia menyarankan, "Pernyataan harus dipikirkan dulu tak boleh asal dilontarkan dan keluar dari garis etika."
Wiranto ingkatkan, sejak lama ada isu pelengseran pemerintah. Tapi itu selalu berpulang ke pemerintah.
"Kalau baik berpihak pada rakyat tanpa rakyat minta-minta, tidak akan ada demo. Demo terjadi karena rakyat menuntut keadilan," tuturnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: