"Benar sepenuhnya bahwa PAN memang anak kandung Muhammadiyah karena kelahirannya atas rekomendasi Tanwir Semarang 1998. Siapapun warga Muhammadiyah mafhum akan hal ini," jelas Mamun Murod Albarbasy, Wakil Sekretaris Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PP Muhammadiyah kepada Rakyat Merdeka Online (Minggu, 26/2).
Tapi, yang pasti membuat kebanyakan warga Muhammadiyah tidak paham, kenapa mengaku diri anak kandung Muhammadiyah, PAN lupa dengan ibunya dan kurang bersahabat dengan sesama anak yang dilahirkan Muhammadiyah.
"Sebaliknya, ini terjadi jelang Pemilu 2009, PAN seakan mendua mencoba mencari ibu lainnya dan bahkan merasa kebakaran jenggot ketika Muhammadiyah mencoba 'mengasuh' anak yang pada mula kelahirannya tidak dikehendaki oleh Muhammadiyah: PMB," bebernya.
Mantan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah yang saat ini aktif di Partai Demokrat ini memang tidak memerinci apa yang ia maksud PAN pernah mencoba mencari ibu lainnya, selain Muhammadiyah. Tapi kuat dugaan, yang ia maksud adalah saat PAN di bawah kepemimpinan Soetrisno Bachir gencar mendekati warga Nahdlatul Ulama.
Bahkan, pada masa itu, kepanjangan PAN diplesetkan menjadi Partai Anak Nahdliyin. Nahdliyin adalah sebutan warga NU.[zul]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: