WAWANCARA

Ramadhan Pohan: Saya Siap Hadapi Pengaduan Ical

Jumat, 03 Februari 2012, 09:09 WIB
Ramadhan Pohan: Saya Siap Hadapi Pengaduan Ical
abu rizal bakrie dan Ramadhan Pohan

RMOL. Aburizal Bakrie melalui pengacaranya mengadukan Wakil Sekjen Partai Demokrat, Ramadhan Pohan, ke Mabes Polri, Selasa (31/1), atas tuduhan pencemaran nama baik. Namun dikabarkan, gugatan itu tiba-tiba dicabut, Kamis (2/2).

Menanggapi hal itu, Rama­dhan Pohan tidak ambil pusing. Dia bersama pengacaranya tetap mendesak  kepolisian menyeli­diki secara tuntas indikasi kons­pirasi yang terjadi di Bima.

“Besok (hari ini), pengacara saya yang berjumlah enam orang akan mengecek apakah gugatan itu dicabut atau tidak. Saya tidak bisa hanya mendengar dari kabar orang,” ujar Ramadhan Pohan, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Seperti diberitakan, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie tidak terima dengan per­nyataan Ramadhan Pohan yang menuduhnya memiliki saham di PT Sumber Mineral Nusantara (SMN), sebuah perusahaan tam­bang pemicu konflik di Bima.

Dalam laporan kuasa hukum Ical itu, Ramadhan telah menu­duh PT SMN sebagai mesin ATM Ical dan kelompoknya.

Ramadhan Pohan selanjutnya mengatakan, pernyataannya di salah satu media itu masih se­batas dugaan, bukan tuduhan terhadap Ical.

“Pak Ical terlalu besar buat saya. Kemudian beliau mengha­dapi saya dengan 13 pengacara, berarti sesuatu banget. Tapi saya siap hadapi gugatan tersebut,” papar anggota Komisi II DPR itu.

Berikut kutipan selengkapnya:

Anda yakin ini bukan pence­maran nama baik?

Ini momen emas bagi bang Ical dan Partai Golkar  untuk menjer­nihkan diri bahwa mereka tidak bersalah. Sebab, bukan rahasia lagi, rumor yang beredar di sana. Itu bukan pencemaran nama baik. Ini berada di ruang politik. Kasus ini sebenarnya sederhana. Tidak perlu dibesar-besarkan. Seperti­nya kasus ini dialihkan ke politik. Ini terlalu jauh. Dan saya siap meng­hadapi pengaduan itu dengan segala konsekuensinya.


Bagaimana cerita sebenar­nya?

Saya diwawancara wartawan Jurnas, saya menyampaikan in­dikasi keterkaitan Pak Ical de­ngan PT SMN. Indikasi itu ber­dasarkan laporan yang diberikan masyarakat, baik dalam bentuk lisan, SMS, dan BBM. Itu baru indikasi.

Indikasi yang saya sampaikan itu dimuat di media massa, se­harusnya ditanggapi di media saja. Mungkin konteksnya hak jawab, klarifikasi, dan lain-lain.

 

Anda punya bukti?

Apakah salah, anggota DPR mengangkat info yang disam­paikan masyarakat. Saya menye­butkan indikasi, kan artinya ada dugaan. Nah silakan dibuktikan. Malah di twitter saya, infonya lebih banyak dan vulgar, bisa dibaca siapapun.


Kenapa tidak disampaikan info yang banyak itu ke publik?

Kalau seperti itu, saya niat banget dong. Ini kan tidak. Se­benarnya ada langkah-langkah lanjutan yang akan saya lakukan. Tapi kalau sudah seperti ini, sudah bias.

Saya sudah menyusun upaya investigasi yang akan melahir­kan laporan lebih komprehensif, dan saya mengunjungi Kabupa­ten Bima. Tapi kalau sudah meledak dari dua minggu lalu oleh Lalu Mara (Wakil Sekjen Partai Golkar), dan merembet­nya ke mana-mana, sehingga tidak seru lagi.


Anda menyesalkan kasus ini berlanjut ke kepolisian?

Ya. Banyak hal bernilai dan ber­harga yang sedang saya kerja­­kan. Kalau indikasi saya itu mentah dan tidak kredibel, ya katakan tidak kredibel. Se­harus­nya kami beradu di tataran yang sama. Saya kan punya informan di sana (Bima) yang me­laporkan dugaan itu. Saya secara pribadi tidak mungkin ber­musuhan dengan orang se­kali­ber Bang Ical.


Anda menilai masalah ini di­besar-besarkan, apa di balik itu?

Saya menduga, ada di ling­karan bang Ical yang mengom­pori beliau. Mereka mengira pernyataan saya mengganggu popularitas beliau sebagai capres dan Ketua Umum Partai Golkar. Saya kira terlalu jauh melihat hal seperti itu.


Apa Anda memiliki kepen­ti­ngan politik di balik pernya­taan itu?

Persoalan di Bima adalah per­soalan bangsa dan rakyat. Saya menginginkan masalah ini diusut tuntas siapun yang terlibat. Makanya, saya mengindikasikan ada keterkaitan antara Bang Ical dengan PT SMN, dan Bupati di sana. Apakah saya salah meng­angkat adanya indikasi yang berkembang di masyarakat.


Sesama parpol pendukung pe­merintah, kenapa tidak diko­munikasikan saja?

Saya tidak tahu. Lalu Mara bilang ada upaya membicarakan di Setgab. [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA