WAWANCARA

Boy Rafli Amar: Ada Atau Tak Ada Kasus Afriani, Bandar Narkoba Tetap Diburu

Rabu, 25 Januari 2012, 08:47 WIB
Boy Rafli Amar: Ada Atau Tak Ada Kasus Afriani, Bandar Narkoba Tetap Diburu
Boy Rafli Amar

RMOL. Kepolisian melakukan investigasi secara mendalam terkait kasus narkoba pengemudi maut, Afriani Susanti, yang menewaskan sembilan orang.

“Sebenarnya ada atau tak ada kasus Afriani, bandar nar­koba terus kami buru,” tegas Ke­pala Bagian Penerangan Umum Polri, Boy Rafli Amar, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Seperti diketahui, terjadi kece­lakaan maut di Tugu Tani, Ja­karta, Minggu (22/1) pukul 11.00.

Mobil Xenia bernomor polisi B 2479 XI  dikemudikan Afriani Susanti menabrak 12 orang pe­jalan kaki yang menewaskan sem­bilan orang dan melukai tiga orang. Afriani positif menggu­nakan narkoba. Saat ini  Afriani dan tiga temannya sudah ditetap­kan menjadi tersangka.

Boy Rafli Amar selanjutnya mengatakan, pihaknya mem­prio­ritaskan penanganan kasus nar­koba. Makanya sejumlah bandar besar sudah kami tangkap.

Berikut kutipan selengkapnya:


Apa ditingkatkan pengeja­ran terhadap bandar besar narkoba setelah terjadinya kasus ini?

Ada atau tidak ada momentum seperti kasus ini, Polri terus mem­buru  bandar narkoba. Afriani ini kan hanya pengguna.

Untuk diketahui, kami telah menangkap Bandar sabu di dae­rah Ujung Genteng, Suka­bumi, Jawa  Barat. Kami mene­mu­kan hampir 100 kilogram sabu-sabu. Itu menandakan sidikat besar. Pelakunya yang warga negara asing itu kami tembak. Terakhir di Tanjung Priok, Jakarta Utara, kami menangkap bandar narkoba dengan 20 kilogram sabu-sabu.

Bukankah pemakaian nar­koba tetap saja marak walau ada keberhasilan?

Capaian kami tahun lalu cukup bagus dalam mengantisipasi pe­nyebaran narkoba. Kami mening­katkan operasi dan melakukan penegakan hukum bagi para ban­dar itu. Narkoba itu kan musuh ma­syarakat, sehingga harus di­berantas.


Razia tetap di­intensifkan?

Bukan itu yang kami kedepan­kan. Tapi melakukan deteksi dini, penyelidikan, dan pe­negakan hu­kum. Razia itu sifatnya sporadis saja, ti­dak akan men­jadi andalan.


O ya, bagaimana mengenai pe­­nembakan di Papua?

Kami mengalami kendala da­lam mengungkap pelakunya. Se­bab, informasi yang kami dapat­kan masih minim dan aspek geografis di sana.

Kami saat ini sedang melaku­kan upaya pengejaran terhadap pelaku penembakan. Diduga ka­wanan tersebut bersembunyi di daerah pegunungan yang menjadi ciri khas daerah Puncak Jaya.

Kemungkinan mereka (pelaku penembakan) sangat memahami kondisi lapangan. Namun upaya pengejaran tetap berlanjut di­lakukan


Bagaimana kronologis keja­dian­nya?

Dari laporan yang kami terima, telah terjadi penembakan terha­dap penduduk sipil di kampung Karubate, Distrik Mulia, pada hari Jumat (20/1), pukul 19.25 WIT. Korban bernama Krisna Rofik berusia 27 tahun. Korban mengalami luka tembak pada bagian leher hingga tembus ke mulut. Pelaku diduga dari kelom­pok orang tak dikenal. Penyeli­di­kan terhadap pelaku masih berlangsung.


Apa OPM pelakunya?

Dilakukan oleh kelompok orang tak dikenal. Kalau Anda me­nyanyakan dilakukan oleh OPM atau bukan, selama ini kami menyebutnya kelompok sipil ber­senjata. Sama seperti penemba­kan terhadap anggota Brimob dan penyerangan terhadap Polsek Mulia.


Sejauhmana penanga­nan­nya?

Masih terus dilakukan pendala­man dan pemeriksaan terhadap saksi-saksi.

Kami juga lanjutkan dengan langkah penyelidikan di lapa­ngan. Tim yang kami terjunkan su­dah di sana untuk membantu Polres Puncak Jaya untuk menge­jar pelaku.


Polri kecolongan terus, apa perlu penambahan fasilitas untuk pengamanan di Papua?

Pasti perlu itu. Luas wilayah Papua 3,5 kali pulau Jawa. Untuk itu dibutuhkan sarana dan pra­sarana yang memadai, terutama untuk patroli di wilayah perairan dan perbatasan. Baik itu terkait patroli udara, perairan dan untuk menembus wilayah perbatasan.


Prioritas utamanya?

Patroli udara. Tentu memerlu­kan alat penerbangan yang me­ma­dai untuk dapat memantau ke daerah yang lebih dalam. [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA