RMOL. Kepolisian melakukan investigasi secara mendalam terkait kasus narkoba pengemudi maut, Afriani Susanti, yang menewaskan sembilan orang.
“Sebenarnya ada atau tak ada kasus Afriani, bandar narÂkoba terus kami buru,†tegas KeÂpala Bagian Penerangan Umum Polri, Boy Rafli Amar, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Seperti diketahui, terjadi keceÂlakaan maut di Tugu Tani, JaÂkarta, Minggu (22/1) pukul 11.00.
Mobil Xenia bernomor polisi B 2479 XI dikemudikan Afriani Susanti menabrak 12 orang peÂjalan kaki yang menewaskan semÂbilan orang dan melukai tiga orang. Afriani positif mengguÂnakan narkoba. Saat ini Afriani dan tiga temannya sudah ditetapÂkan menjadi tersangka.
Boy Rafli Amar selanjutnya mengatakan, pihaknya memÂprioÂritaskan penanganan kasus narÂkoba. Makanya sejumlah bandar besar sudah kami tangkap.
Berikut kutipan selengkapnya:
Apa ditingkatkan pengejaÂran terhadap bandar besar narkoba setelah terjadinya kasus ini?
Ada atau tidak ada momentum seperti kasus ini, Polri terus memÂburu bandar narkoba. Afriani ini kan hanya pengguna.
Untuk diketahui, kami telah menangkap Bandar sabu di daeÂrah Ujung Genteng, SukaÂbumi, Jawa Barat. Kami meneÂmuÂkan hampir 100 kilogram sabu-sabu. Itu menandakan sidikat besar. Pelakunya yang warga negara asing itu kami tembak. Terakhir di Tanjung Priok, Jakarta Utara, kami menangkap bandar narkoba dengan 20 kilogram sabu-sabu.
Capaian kami tahun lalu cukup bagus dalam mengantisipasi peÂnyebaran narkoba. Kami meningÂkatkan operasi dan melakukan penegakan hukum bagi para banÂdar itu. Narkoba itu kan musuh maÂsyarakat, sehingga harus diÂberantas.
Razia tetap diÂintensifkan?
Bukan itu yang kami kedepanÂkan. Tapi melakukan deteksi dini, penyelidikan, dan peÂnegakan huÂkum. Razia itu sifatnya sporadis saja, tiÂdak akan menÂjadi andalan.
O ya, bagaimana mengenai peÂÂnembakan di Papua?
Kami mengalami kendala daÂlam mengungkap pelakunya. SeÂbab, informasi yang kami dapatÂkan masih minim dan aspek geografis di sana.
Kami saat ini sedang melakuÂkan upaya pengejaran terhadap pelaku penembakan. Diduga kaÂwanan tersebut bersembunyi di daerah pegunungan yang menjadi ciri khas daerah Puncak Jaya.
Kemungkinan mereka (pelaku penembakan) sangat memahami kondisi lapangan. Namun upaya pengejaran tetap berlanjut diÂlakukan
Bagaimana kronologis kejaÂdianÂnya?
Dari laporan yang kami terima, telah terjadi penembakan terhaÂdap penduduk sipil di kampung Karubate, Distrik Mulia, pada hari Jumat (20/1), pukul 19.25 WIT. Korban bernama Krisna Rofik berusia 27 tahun. Korban mengalami luka tembak pada bagian leher hingga tembus ke mulut. Pelaku diduga dari kelomÂpok orang tak dikenal. PenyeliÂdiÂkan terhadap pelaku masih berlangsung.
Apa OPM pelakunya?
Dilakukan oleh kelompok orang tak dikenal. Kalau Anda meÂnyanyakan dilakukan oleh OPM atau bukan, selama ini kami menyebutnya kelompok sipil berÂsenjata. Sama seperti penembaÂkan terhadap anggota Brimob dan penyerangan terhadap Polsek Mulia.
Sejauhmana penangaÂnanÂnya?
Masih terus dilakukan pendalaÂman dan pemeriksaan terhadap saksi-saksi.
Kami juga lanjutkan dengan langkah penyelidikan di lapaÂngan. Tim yang kami terjunkan suÂdah di sana untuk membantu Polres Puncak Jaya untuk mengeÂjar pelaku.
Polri kecolongan terus, apa perlu penambahan fasilitas untuk pengamanan di Papua?
Pasti perlu itu. Luas wilayah Papua 3,5 kali pulau Jawa. Untuk itu dibutuhkan sarana dan praÂsarana yang memadai, terutama untuk patroli di wilayah perairan dan perbatasan. Baik itu terkait patroli udara, perairan dan untuk menembus wilayah perbatasan.
Prioritas utamanya?
Patroli udara. Tentu memerluÂkan alat penerbangan yang meÂmaÂdai untuk dapat memantau ke daerah yang lebih dalam. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: