WAWANCARA

Dipo Alam: Sejumlah Menteri Tidak Aktif, Makanya Perlu Reshuffle Lagi

Kamis, 12 Januari 2012, 09:25 WIB
Dipo Alam: Sejumlah Menteri Tidak Aktif, Makanya Perlu Reshuffle Lagi
Dipo Alam

RMOL. Reshuffle kabinet dilakukan tiga bulan lalu. Tiba-tiba Sekretaris Kabinet Dipo Alam mengusulkan kepada Presiden SBY agar dilakukan perombakan lagi.

Ini sangat menarik. Sebab, SBY bukan tipikal sering-sering mela­kukan reshuffle kabinet. Dipo Alam tahu mengenai hal itu. Tapi mengapa diusulkan lagi perom­bakan tersebut.

“Saya melihat ada sejumlah menteri yang tidak cepat melaku­kan klarifikasi terhadap masalah. Saya sudah sering ingatkan, tapi tetap saja diam. Makanya saya usulkan reshuffle kabinet,’’ kata Dipo Alam kepada Rakyat Mer­deka, di Jakarta, kemarin.  

Berikut kutipan selengkapnya:

Apa SBY sudah mengingat­kan menteri agar cepat mela­ku­kan klarifikasi kalau ada ma­sa­lah?

Sudah sering dibicarakan saat sidang kabinet. Presiden SBY me­minta agar menteri-menteri aktif memberikan penjelasan ke­pada publik dan meluruskan pem­beritaan yang merugikan pe­merintah atau Presiden. Tapi ke­nyataannya para menteri itu diam saja. Tidak mau meluruskan. Harus­nya diluruskan dong.


Barangkali para menteri itu takut salah?

Tidak perlu merasa takut salah.  Para menteri kan sudah menge­ta­hui permintaan Pak SBY. Ya, la­kukan saja. Jangan diam saja.


Apa Anda ingin menjadi men­teri, sehingga mengusulkan re­shuffle kabinet lagi?

Saya nggak perlu yang begitu-begitu. Saya bekerja bukan ka­rena saya meminta. Tapi karena diminta kok. Buat apa saya cari-cari lagi. Saya sudah dapat kok. Sebelum jadi Seskab pun saya sudah lama jadi deputi.


Apa motivasi Anda mengu­sul­kan reshuffle kabinet lagi?

Kan saya bilang kalau mereka diam saja atau nggak aktif. Kalau kondisinya seperti itu, saya me­ngusulkan dilakukan saja re­shuffle. Boleh saja kan. Ini me­mang hak prerogatif presiden, bukan hak saya. Saya sudah bebe­rapa kali kasih tahu ke para men­teri. Tapi diam saja. Sama sekali tidak aktif memberikan informasi kepada publik.


Bukankah reshuffle kabinet tidak mungkin terjadi lagi?

Saya nggak tahu ada reshuffle lagi atau tidak. Tapi kalau tahun 2012 masih ada menteri yang tidak menggunakan secara efektif Humas-nya, ini menjadi catatan kita. Selanjutnya mengusulkan reshuffle kabinet kepada Bapak Presiden.


Bisa disebutkan siapa saja men­teri yang tidak cepat mela­kukan klarifikasi itu?

Contohnya saja, ada isu Men­teri Luar Negeri Marty Natale­gawa dikatakan hubungannya retak dengan Presiden. Jelas-jelas isu itu bohong. Tapi dijadikan pem­beritaan. Herannya, menteri tersebut diam saja. Tidak menje­laskan ke publik kondisi sebenar­nya. Makanya sejumlah duta be­sar bertanya kepada saya bagai­mana kondisi sebenarnya.


Apa saja yang ditanyai duta besar itu?

Ada beberapa pertanyaan duta besar. Mereka menanyakan ke­pada saya bahwa di Indonesia ada beberapa keributan politik dan kekerasan dan sebagainya se­hingga investor ragu masuk untuk berinvestasi.


Duta besar mana saja?

Nggak usah disebutkanlah ya. Yang jelas, ada dua duta besar yang mempertanyakan seperti itu. Padahal kita sedang mem­bangun ekonomi. Sementara men­­teri yang terkaitnya diam saja. Ini menjadi rusak semua, kan sayang. Persoalannya kan se­derhana, hanya perlu klarifikasi.

Kalau kita tidak cepat men­jelaskan kepada publik, sangat disayangkan. Padahal itu berita omong kosong saja. Tapi dikutip media massa dengan meminta komentar ke komisi I DPR. Jadi panjang urusannya. Makanya saya minta kepada menteri terkait untuk cepat menjelaskan.


Apa ada investor yang berta­nya kepada Anda terkait masa­lah itu?

Ada juga. Makanya saya bi­lang, klarifikasi setiap masalah itu perlu cepat dilakukan.


Siapa investor itu?

Tidak usah saya sebutkan. Yang pasti investor besar dong. Anda bisa selidiki sendiri inves­tor yang besar.


Kalau menterinya tidak men­je­laskan, apa yang Anda la­ku­kan?

Ya. Saya yang menjelaskan­nya. Lalu masalah ini sudah klir. Tapi ke depan, hal-hal seperti ini perlu dilakukan klarifikasi secara cepat.

Masak menteri diam saja terha­dap berita bohong.


Apa ada menteri lain yang ti­dak melakukan klarifikasi?

Ada kekerasan terkait keru­ku­nan beragama di negeri ini, ma­sak Menteri Agama diam saja. Ini per­lu klarifikasi, sehingga publik itu tahu persoalan sebenarnya. Berita yang bengkok harus cepat dilu­ruskan para menteri. Masak hal seperti ini harus dijawab Pre­siden.


Apa dengan kelalaian seperti ini sudah layak dilakukan re­shuffle kabinet lagi?

Saya kira ya. Pantas-pantas saja dilakukan reshuffle. Sebab,  mereka pasif saja. Tidak mau mem­bela pemerintahnya yang menghadapi masalah-masalah yang sedang dihadapi masya­ra­kat.


Terkait kasus Century, apa Men­teri Keuangan perlu kla­rifi­kasi?

Kalau sudah masuk ke ranah hukum, Menteri Keuangan tidak perlu mengklarifikasi. Ngapain jawab-jawab lagi. Biarlah proses hukum berjalan apa adanya.

Kalau ada yang bilang kita takut dengan kasus Century, saya tegaskan kita tidak takut kok. Katanya Ketua KPK hebat, ya silakan diperiksa saja. [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA