RMOL. Wali Kota Solo, Joko Widodo, dicap hanya mencari popularitas dan pencitraan saja saat mengganti mobil dinasnya dengan mobil buatan siswa SMKN 2 Surakarta.
“Saya tidak ada niat seperti itu. Kalau mau mencari popularitas, pasang gambar saja di seluruh pelosok,†ungkap Joko Widodo, kepada Rakyat Merdeka, Senin (9/12).
Pemesanan mobil Esemka semakin melejit ketika Jokowi – panggilan akrab Joko Widodo — mengganti mobil dinasnya, Toyota Camry, dengan mobil Esemka karya siswa SMKN 2 Surakarta.
Jokowi selanjutnya menjelasÂkan, suatu kewajiban bagi dirinya untuk mempromosikan mobil buatan siswa SMK tersebut.
“Saya tidak ingin menonjolkan diri dengan cara seperti itu. Anda bisa lihat. Selama tujuh tahun saya jadi Wali Kota Solo, tidak ada gambar saya,†paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Ya dong. Kenapa saya menÂdeklarasikan pakai mobil Esemka untuk mobil dinas. Sebab, saya bangga dengan seÂmangat anak-anak SMK itu. Saya haÂrus mengÂhargai karÂya mereka. SeÂmangat memiÂliki mobil naÂsioÂnal harus ditumÂbuhÂkan lagi.
Anda diÂangÂgap mempoliÂtisir moÂÂÂbil terÂsebut, tanggapanÂnya?
Saya berpikir positif saja. SilaÂkan orang lain menilai. Saya haÂnya ingin mobil Esemka semaÂkin populer. Saya promosi sekali saja sudah cukup. Selanjutnya rakyat yang mempopulerkannya. SiapaÂpun yang mau beli, silakan datang ke Solo.
Bukankah popularitas Anda buÂtuhkan sekarang ini demi menÂcalonkan sebagai GuberÂnur DKI Jakarta?
Saya nggak ada potongan menjadi Gubernur DKI Jakarta. Biar orang pintar saja yang menÂÂcalonkan. Saya ini jadi Wali Kota saja nggak ada potoÂngan, apaÂlagi jadi gubernur. Ketika saya menÂjadi Wali Kota Solo selama satu tahun, yang dikira Wali Kota itu ajudan saya. Mungkin karena penampilan saya kalah, ha-ha-ha.
Apa tidak khawatir mengguÂnakan mobil Esemka yang beÂlum uji emisi?
Jangan terlalu normatif meliÂhatÂnya. Saya hanya memanfaatÂkan momentum. Kalau kita harus menunggu sampai uji emisi, momentumnya jadi hilang.
Yang jelas, Dirjen PerhubuÂngan Darat dan Badan PengÂkaÂjian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mendukung untuk dilaÂkuÂkan uji emisi dan uji kelayaÂkan. Tentu saya senang sekali.
Gubernur Jawa Tengah meÂnilai Anda sembrono, apa itu artinya tidak suka terhadap keÂbijakan itu?
Saya kira bukan itu maksud Pak Bibit Waluyo (Gubernur Jawa Tengah). Beliau memberiÂkan pesan kehati-hatian ketika saya menggunakan mobil terseÂbut. Pesan beliau sangat bagus, kerena mobil Esemka ini belum dilakukan uji secara keseluÂruhan.
Bukankah mobil itu sudah dirancang lama?
Betul. Mobil ini sudah diranÂcang lima tahun lalu. Sudah diÂpamerkan tiga tahun lalu. ProÂduk ini sudah generasi ketiga. ArtiÂnya, saat membuat yang perÂtama tidak baik, lalu diperbaiki. Dibuat yang kedua, kemudian diperbaiki lagi. Kemudian munÂcul generasi ketiga ini. Mobil Esemka ini beÂlum uji emisi dan uji kelayaÂkan. Kalau nanti uji emsi dan uji kelaÂyakan selesai, ini berarti masuk fase komersial.
Bila diproduksi secara masal, apa Anda terus mendukung?
Intinya saya mendukung dan siap menjadi brand ambassador produk mobil Esemka. MeskiÂpun saya nggak ganteng ya. Biasanya kan brand ambassador itu terÂkenalnya ganteng atau cantik. Tapi ini beda.
Saat nanti produksinya sudah banyak, wajib hukumnya di lingÂkungan Pemerintah Solo mobil ini digunakan. Akan saya waÂjibkan.
Saya bersedia mempromosikan yang lain. Tapi manajemen proÂduknya harus digarap dulu. ProÂduknya sudah bagus terlebih dulu, seperti mobil Esemka ini yang sudah tiga generasi. Jangan sampai mobilnya dipamerkan kalau masih jelek. Nanti malu dong kita.
Sungguh tidak mudah meleÂwati itu. Mestinya ada manajeÂmen produk, manajemen merek, dan manajemen pelanggan. Ketika nanti sudah ada penjualan, manajemen pelanggannya harus dikelola lebih baik. Untuk mobil Esemka ini, sudah masuk dari manajemen produk ke manajeÂmen merek. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: