RMOL. Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, membantah sudah menjadi bagian dari Partai Golkar. Dia masih ingin mengabdikan diri pada organisasi yang dipimpinnya sejak Juli 2011 itu.
“Aturan Nahdatul Ulama tiÂdak memungkinkan saya masuk dalam struktur partai politik. Saya tentu akan mengikuti aturan itu,†kata Khofifah kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Nama bekas Menteri PemberÂdayaan Perempuan ini dalam beberapa hari terakhir mencuat. Khofifah disebut-sebut sudah masuk struktur Dewan PertimÂbangan Partai Golkar.
Dikabarkan, dia masuk Golkar untuk mendongkrak perolehan suara partai ini pada 2014. Tak tanggung-tanggung, Khofifah diisukan akan mendampingi Aburizal Bakrie sebagai calon wakil presiden.
Benarkah begitu? Khofifah enggan menanggapi.
“Saya membangun komunikasi dengan banyak kalangan, terÂmasuk sering melakukan interakÂsi dengan teman-teman dari partai politik, apalagi interaksi pemikiÂran,†beber Khofifah.
Berikut petikan wawancara dengan Khofifah.
Orang-orang Golkar meÂngaÂÂtaÂkan Anda sudah masuk Dewan Pertimbangan Partai Golkar?
Struktur orÂgaÂniÂsaÂsi kan gamÂpang dicek. Saya deÂngan Pak LuÂhut Panjaitan (Wakil Ketua DeÂwan PertimÂbangan Partai Golkar) rajin meÂlakukan disÂkusi, karena beÂliau punya forum disÂkuÂsi. Kan ada beÂberapa orang dari luar ParÂtai Golkar yang ikut diskusi itu.
Bagi saya itu adalah pengayaan yang dilakukan oleh mereka yang punya pengalaman luar biasa dalam berbagai hal.
Bisa Anda jelasÂkan, bagaiÂmana interaksi Anda deÂngan kader GolÂkar selama ini?
Saya memÂbaÂngun komunikasi dengan semua eleÂmen, termasuk Pak Ical. Bukan karena beliau menjadi menÂÂteri ketika itu; atau ketika beliau menÂjadi Ketua Umum Partai Golkar.
Saya dengan Mbak Nurul Arifin dan Mas Indra J Piliang pun sering berkomuniÂkasi sejak dahulu. Komunikasi yang saya jalani dengan mereka tidak ada motif tertentu. KomuÂnikasi saya bersambung terus-menerus, buÂkan karena posisi mereka semata.
Mungkin karena kedekatan itu nama Anda dimunculkan jadi cawapres?
Saya ingin sampaikan, Partai Golkar adalah sebuah partai poliÂtik besar yang mekanisme peÂngamÂbilan keputusannya sudah mapan. Pikiran-pikiran yang diÂsampaikan Mas Indra atau Mbak Nurul, saya melihatnya, mungÂkin karena mereka berkaÂwan dengan saya, kemudian mereka masing-masing memÂbangun konstruksi pemikiran dengan saya.
Saya pun belum berkomuniÂkasi dengan mereka pasca-keÂluarnya pernyataan mereka.
Sebelum itu, perÂnah dihuÂbungi?
Saya rasa pernyaÂtaan mereka ini seÂsuatu yang natural. Ketika Mbak Nurul dan Mas Indra puÂnya catatan tentang saya, saya sangat berÂterima kasih. Tentu akan meÂlalui proses dan dinamika yang tidak sederÂhana.
Partai Golkar meÂrupakan partai yang memiliki basis komunitas dan basis pengambilan keputusan yang sudah mapan. Pasti mekaÂnisme formal di dalam internal partai akan dilakukan.
Kabarnya Anda akan direÂkrut untuk mendongkrak suara Golkar?
Saya ini siapa? Saya ini hanya mencoba melakukan pelayanan kepada masyarakat. Saya lebih senang membuat orang sedih menjadi bahagia.
Kalau orang terperangkap utang dan rentenir pasti sulit terÂsenyum. Itu yang saya temukan. Usaha-usaha mikro bisa terpeÂrangkap rentenir. Saya ingin menyapa mereka. Sedikit demi sedikit ada program simpan pinÂjam sehingga mereka bisa terÂsenyum.
Komunikasi dengan partai lain?
Saya menjalin komunikasi dengan berbagai elemen. Dari kalangan partai politik, saya seÂring berinteraksi dengan Pak Suryadharma Ali. Pada dasarnya kami berkawan sejak lama, karena dulu kami di PMII (PerÂgerakan Mahasiswa Islam IndoÂnesia).
Saya membangun komunikasi dengan banyak elemen, bukan karena beliau menteri atau ketua umum partai. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: