RMOL. Partai Amanat Nasional (PAN) yakin, pernyataan Sekretaris Kabinet Dipo Alam adalah mengingatkan bahwa dinamika politik 2012 semakin besar. Karena itu, dibutuhkan komitmen yang kuat di antara partai politik koalisi.
Begitulah komentar SekreÂtaris Jenderal DPP PAN Taufik Kurniawan dalam wawancara dengan Rakyat Merdeka akhir pekan lalu.
Seperti diberitakan, Seskab Dipo Alam mengkritisi kinerja menteri yang ada di pemerinÂtahan SBY-Boediono. Dipo pun memoÂnitor kinerja para menteri yang ada di kabinet, yang kemuÂdian dilaporkannya kepada Presiden SBY. Tanggung jawab menteri itu kepada Presiden SBY, bukan kepada partainya.
Menurut Taufik, sejak awal PAN mengusulkan agar secepatÂnya digelar perteÂmuan besar parÂpol koalisi peÂmerintahan SBY-Boediono. Yakni, untuk memÂperÂkuat komitmen dan memÂperÂtegas konsekuensi parpol koalisi berada di dalam Setgab Koalisi.
“Apabila mereka sudah punya komitmen jelas, maka parpol koalisi harus menjalankan segala konsekuensinya. Salah satunya menteri yang ada di kabinet harus bekerja untuk rakyat,†kata Wakil Ketua DPR itu.
Inilah percakapan dengan Taufik Kurniawan.
Jadi, menurut Anda pernyaÂtaan Dipo Alam sah-sah saja?
Ya, boleh saja beliau berkoÂmenÂtar seÂperti itu, tidak masalah. BeÂliau kan Sekretaris Kabinet, tentuÂnya paham juga kinerja menteri. Intinya, siapa pun boleh saling mengingatkan, tapi dalam kapasitas pembantu presiden.
Komitmen koalisi melemah?
Bukan itu maksudnya. Saya melihat komentar Pak Dipo Alam sebagai antisipasi karena diÂnamika politik 2012 akan mengÂhangat.
Berkali-kali saya mengusulkan segera rapat konsolidasi besar Setgab Koalisi. Nanti, dipertaÂnyaÂkan lagi komitmen partai-partai yang sudah berkomitmen dengan SBY-Boediono hingga 2014.
Lalu soal konsekuensinya haÂrus tetap menjunjung tinggi agar komitmen itu tetap utuh, komitÂmen tetap utuh sebagai menÂteri kan harus bekerja deÂngan baik.
Konsekuensi itu dibangun dari adanya komitmen untuk memÂbentuk suatu koalisi. Bila komitÂmen sudah kuat, maka otomatis konsekuensinya tidak perlu dipertanyakan lagi, pasti lebih kuat.
Lalu, komitmen PAN senÂdiri?
Tidak perlu dipertanyakan lagi komitmen kami dalam koalisi, kami berkomitmen dan meneÂrima konsekuensi berada dalam koalisi. Apalagi Pak Hatta ketua tim kampanye pilpres, otomatis beliau punya komitmen lebih besar dibandingkan yang lain. Pak Hatta punya tanggung jawab moril agar kesuksesan bangsa ini bisa direpresentasikan dalam pemerintahan hingga 2014.
Komitmen PAN dalam kasus Century?
Dalam kasus ini, kami sejak awal mendukung Opsi A dalam paripurna kasus Bank Century. Tidak hanya personal Pak Hatta, tapi secara kepartaian dan insÂtitusi kami habis-habisan menÂdukung pemerintahan sekarang. Lalu ada hak angket mafia pajak, kami ada di situ. Kami tetap konsisten.
Kami tidak berbicara omong kosong di siang hari. Kami suÂdah berkeringat dalam kasus Century; ini kan urusan parleÂmen, bukan kabinet.
Staf khusus presiden Andi Arif bilang, Hatta tidak pasang badan dalam kasus Century. KoÂmentar Anda?
Bila ada orang yang menyataÂkan seperti itu, orang itu tidak paÂham. Dalam kaitan kasus Bank Century, harus dipisahkan mana kasus Century sebagai diÂnamika di DPR dan kinerja menÂÂÂteri sebagai anggota kabiÂnet. KaÂlau Century digeneralisir kepada kinerja kabinet, ini menjadi tiÂdak fair. Kasus CenÂtury adalah Century, kabinet adalah kabinet.
Kalau Pak Hatta dilihat seÂbagai Menko Perekonomian, indikator ekonomi semakin memÂbaik. Lalu dikaitkan dengan politik, beliau mantan Ketua Tim Sukses SBY-Boediono. Kalau ada orang yang mencamÂpuraÂdukkan peran parleÂmen dan kabinet, mengenai posisi Pak Hatta, orang itu harus bicara dengan saya.
Anda membantah PAN tidak berkontribusi dalam koalisi?
Tolong ini dijaga jangan samÂpai menimbulkan rasa saling curiga. Namun, apabila sudah menjurus ke personal Pak Hatta, saya yang paling depan membela beliau.
Justru sekarang PAN memÂpertanyakan, apa yang diperoleh PAN ketika kami pasang badan untuk pemerintah? Kami tidak pernah menuntut apa pun, sejak kami mendukung Opsi A, keÂcuali komitmen serta tanggung jawab dalam etika politik.
Yang kami perjuangkan adaÂlah idealisme politik, bukan pragÂmaÂtisÂme politik. Berpolitik itu bukan berpolitik dua kaki, politik harus menjaga etika politik. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: