WAWANCARA

Humphrey Djemat: Habibie Temui Pangeran Arab, Bantu Gagalkan Pancung TKI Tuti

Sabtu, 24 Desember 2011, 08:46 WIB
Humphrey Djemat: Habibie Temui Pangeran Arab, Bantu Gagalkan Pancung TKI Tuti
Humphrey Djemat

RMOL. Kalau tidak ada aral melintang, Sabtu ini bekas presiden Habibie  berangkat ke Arab Saudi menemui Prince Al Waleed bin Talal Al Saud.

Di sana sudah menunggu Ketua Satgas TKI, Maftuh Basyuni, dan Duta Besar Indonesia untuk  Arab Saudi Gatot Abdullah Mansyur.

BJ Habibie dan rombongannya akan bertemu dengan Prince Al Waleed bin Talal Al Saud di Riyadh.

Menurut juru bicara Satuan Tu­gas Tenaga Kerja Indonesia (Ju­bir Satgas TKI) Humphrey Dje­mat, tujuan Habibie bertemu Prince Al Waleed bin Ta­lal untuk mengupayakan pe­maafan bagi Tuti Tursilawati yang terancam hukuman pancung.

Berikut petikan wawancara.

Bagaimana ceritanya Tuti Tur­silawati sampai terancam hu­ku­man pancung?

Tuti Tursilawati TKI asal Maja­lengka, Jawa Barat. Pada awal­nya dia dituduh membunuh maji­kannya, Suud Mulhaq Al-Otaibi, 11 Mei 2010 di Kota Thaif.

Tuti Tursilawati telah diadili di Mahkamah Umum yang menja­tuh­kan vonis hukuman mati (qisas). Kemudian putusan ter­sebut diperkuat Mahkamah Tamyiz (tingkat banding).

Mahkamah Ulya (Mahka­mah Agung Arab Saudi) telah me­nguatkan putusan mah­kamah sebe­lum­nya sehingga vonis hu­kuman mati telah men­jadi ke­kua­tan hukum yang tetap bagi Tuti Tursi­lawati.

Selanjutnya, putusan Mahka­mah Ulya tersebut  disam­paikan kapada Gubernur Mekkah dan Gubernur Mekkah me­nyam­pakan putusan ter­sebut ke­pada Kemen­terian Da­­­lam Ne­geri. Kemen­terian Da­lam Ne­geri me­nyam­pai­kan vonis ter­sebut ke­pada Raja Arab Saudi untuk men­dapatkan persetu­juan pelaksa­naan huku­man pan­cung terha­dap Tuti Tur­silawati.


Pemerintah su­dah me­ngu­pa­ya­kan agar Tuti tidak dihukum pan­cung?

Mengingat kea­daan yang su­dah sa­ngat mengkha­watir­kan tersebut, Pre­si­den Republik In­do­nesia menyam­pai­kan surat per­mohonan agar huku­man pancung terha­dap Tuti Tursi­lawati di­tunda. Juga, dimo­honkan bantuan Raja untuk mendapatkan pe­maafan. Surat tersebut ditanda tangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tengah malam, 6 Oktober 2011.

Utusan khusus Raja Arab Saudi, Menteri Tenaga Kerja  Adel bin Muhammad Faqieh, dalam kunjungannya ke Indo­nesia beberapa waktu yang lalu pada prinsipnya menyatakan bahwa yang berhak memberikan pengampunan adalah dari pihak keluarga korban. Sedangkan pi­hak Kerajaan Arab Saudi dan Pemerintah Indonesia sebaiknya bekerja sama untuk mendorong adanya  pengampunan tersebut.


Berapa kali pertemuan dila­ku­kan?

Pertemuan telah dilakukan se­banyak lima kali dan pada saat perte­muan yang ter­akhir, Minggu  13 November 2011 telah dilaku­kan per­­temuan dengan ahli waris dari kor­ban Suud Mulhaq Al Otaibi yang di­wakili Mu­nif Suud Mulhaq Al Otaibi dalam rang­ka pe­ngupayaan ta­nazul (pemaa­fan) bagi Tuti Tur­sila­wati. Na­mun, pi­hak keluarga kor­ban be­lum bisa mem­beri­kan pe­luang tanazul.  Ke­luarga kor­ban menyampaikan bahwa Tuti Tur­silawati mela­kukan pembunuhan tersebut direncanakan.


Bagaimana kondisi terakhir Tuti Tursilawati?

Berdasarkan perkembangan terakhir dari hasil pengecekan Satgas TKI di penjara Thaif  tempat Tuti Tursilawati ditahan kondisinya sehat dan tetap tegar menghadapi masalah.

Menu­rut informasi kepala penjara, me­reka masih menunggu perintah eksekusi pemancungan dari pe­ngadilan. Setelah dicek di penga­dilan, diperkirakan masih ada upaya yang bisa diperguna­kan untuk menyelamatkan Tuti Tursi­lawati selama 40 hari.


Kenapa Habibie ikut mengu­payakan agar tidak terjadi pe­mancungan?

Mengingat situasi yang sudah kritis tersebut, Ketua Satgas TKI dan saya menemui BJ Habibie untuk meminta kesediaan beliau menemui pihak Kerajaan Arab Saudi karena adanya hubungan pribadi yang sangat baik antara pihak kerajaan Arab Saudi de­ngan BJ Habibie.

Atas pertim­bangan kemanu­siaan BJ Habibie bersedia ber­temu dengan pihak kerajaan dan pihak kerajaan pun bersedia me­ne­rima Habi­bie.  [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA