RMOL. Kalau tidak ada aral melintang, Sabtu ini bekas presiden Habibie berangkat ke Arab Saudi menemui Prince Al Waleed bin Talal Al Saud.
Di sana sudah menunggu Ketua Satgas TKI, Maftuh Basyuni, dan Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Gatot Abdullah Mansyur.
BJ Habibie dan rombongannya akan bertemu dengan Prince Al Waleed bin Talal Al Saud di Riyadh.
Menurut juru bicara Satuan TuÂgas Tenaga Kerja Indonesia (JuÂbir Satgas TKI) Humphrey DjeÂmat, tujuan Habibie bertemu Prince Al Waleed bin TaÂlal untuk mengupayakan peÂmaafan bagi Tuti Tursilawati yang terancam hukuman pancung.
Berikut petikan wawancara.
Tuti Tursilawati TKI asal MajaÂlengka, Jawa Barat. Pada awalÂnya dia dituduh membunuh majiÂkannya, Suud Mulhaq Al-Otaibi, 11 Mei 2010 di Kota Thaif.
Tuti Tursilawati telah diadili di Mahkamah Umum yang menjaÂtuhÂkan vonis hukuman mati (qisas). Kemudian putusan terÂsebut diperkuat Mahkamah Tamyiz (tingkat banding).
Mahkamah Ulya (MahkaÂmah Agung Arab Saudi) telah meÂnguatkan putusan mahÂkamah sebeÂlumÂnya sehingga vonis huÂkuman mati telah menÂjadi keÂkuaÂtan hukum yang tetap bagi Tuti TursiÂlawati.
Selanjutnya, putusan MahkaÂmah Ulya tersebut disamÂpaikan kapada Gubernur Mekkah dan Gubernur Mekkah meÂnyamÂpakan putusan terÂsebut keÂpada KemenÂterian DaÂÂÂlam NeÂgeri. KemenÂterian DaÂlam NeÂgeri meÂnyamÂpaiÂkan vonis terÂsebut keÂpada Raja Arab Saudi untuk menÂdapatkan persetuÂjuan pelaksaÂnaan hukuÂman panÂcung terhaÂdap Tuti TurÂsilawati.
Pemerintah suÂdah meÂnguÂpaÂyaÂkan agar Tuti tidak dihukum panÂcung?
Mengingat keaÂdaan yang suÂdah saÂngat mengkhaÂwatirÂkan tersebut, PreÂsiÂden Republik InÂdoÂnesia menyamÂpaiÂkan surat perÂmohonan agar hukuÂman pancung terhaÂdap Tuti TursiÂlawati diÂtunda. Juga, dimoÂhonkan bantuan Raja untuk mendapatkan peÂmaafan. Surat tersebut ditanda tangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tengah malam, 6 Oktober 2011.
Utusan khusus Raja Arab Saudi, Menteri Tenaga Kerja Adel bin Muhammad Faqieh, dalam kunjungannya ke IndoÂnesia beberapa waktu yang lalu pada prinsipnya menyatakan bahwa yang berhak memberikan pengampunan adalah dari pihak keluarga korban. Sedangkan piÂhak Kerajaan Arab Saudi dan Pemerintah Indonesia sebaiknya bekerja sama untuk mendorong adanya pengampunan tersebut.
Berapa kali pertemuan dilaÂkuÂkan?
Pertemuan telah dilakukan seÂbanyak lima kali dan pada saat perteÂmuan yang terÂakhir, Minggu 13 November 2011 telah dilakuÂkan perÂÂtemuan dengan ahli waris dari korÂban Suud Mulhaq Al Otaibi yang diÂwakili MuÂnif Suud Mulhaq Al Otaibi dalam rangÂka peÂngupayaan taÂnazul (pemaaÂfan) bagi Tuti TurÂsilaÂwati. NaÂmun, piÂhak keluarga korÂban beÂlum bisa memÂberiÂkan peÂluang tanazul. KeÂluarga korÂban menyampaikan bahwa Tuti TurÂsilawati melaÂkukan pembunuhan tersebut direncanakan.
Bagaimana kondisi terakhir Tuti Tursilawati?
Berdasarkan perkembangan terakhir dari hasil pengecekan Satgas TKI di penjara Thaif tempat Tuti Tursilawati ditahan kondisinya sehat dan tetap tegar menghadapi masalah.
MenuÂrut informasi kepala penjara, meÂreka masih menunggu perintah eksekusi pemancungan dari peÂngadilan. Setelah dicek di pengaÂdilan, diperkirakan masih ada upaya yang bisa dipergunaÂkan untuk menyelamatkan Tuti TursiÂlawati selama 40 hari.
Kenapa Habibie ikut menguÂpayakan agar tidak terjadi peÂmancungan?
Mengingat situasi yang sudah kritis tersebut, Ketua Satgas TKI dan saya menemui BJ Habibie untuk meminta kesediaan beliau menemui pihak Kerajaan Arab Saudi karena adanya hubungan pribadi yang sangat baik antara pihak kerajaan Arab Saudi deÂngan BJ Habibie.
Atas pertimÂbangan kemanuÂsiaan BJ Habibie bersedia berÂtemu dengan pihak kerajaan dan pihak kerajaan pun bersedia meÂneÂrima HabiÂbie. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: