“Makanya Pak Presiden suÂdah mengucapkan selamat keÂpada pimpinan KPK yang baru,†tandas Juru Bicara Presiden, JuÂlian Aldrin Pasha, kepada Rakyat Merdeka, Jumat (2/12).
Seperti diberitakan, Komisi III DPR telah memilih empat pimÂpinan KPK, Jumat (2/12). MeÂreka adalah Abraham Samad, Bambang Widjojanto, Adnan Pandupradja, dan Zulkarnaen. Abraham Samad menjadi Ketua KPK menggantikan Busyro Muqoddas.
Julian Aldrin Pasha selanjutÂnya mengatakan, Presiden juga berÂharap agar kejaksaan dan keÂÂpoÂlisian ikut berkontribusi terÂhadap perang melawan korupsi dan peÂneÂgakan hukum bidang korupsi.
“Itu harapan Presiden yang juga harapan masyarakat IndoneÂsia yang concern terhadap perang melawan korupsi,†ujar Julian.
Berikut kutipan selengkapnya:
Apa Presiden mendukung pimÂÂpinan KPK periode 2011-2015?
Pada prinsipnya Presiden menÂÂdukung pimpinan KPK. PreÂsiden sebelum pemilihan dimuÂlai sudah menyatakan menduÂkung siapaÂpun yang terpilih memimpin KPK periode 2011-2015.
Tentunya Presiden berharap agar pimpinan KPK bisa menjaÂlankan tugas sebaik-baiknya seÂsuai harapan maÂsyaÂrakat untuk memÂÂberantas koÂrupsi.
Yunus HuÂsein tiÂdak terpilih, bagaimana reaksi Presiden?
Biasa saja. Itu semua terserah anggota DPR. Kan sudah dijelasÂkan tadi bahwa Pak Presiden menÂdukung siapaÂpun yang terÂpilih menjadi pimpinan KPK.
Bukankah Yunus Husein caÂlon yang didukung SBY?
Saya kira itu isu tidak ada daÂsarÂnya. Sebagaimana diketaÂhui saat panitia seÂleksi (Pansel) calon pimpinan KPK daÂtang menghaÂdap PreÂsÂiden. Di situ Pak PresiÂden mengaÂtaÂkan, mereka sudah bekerja deÂngan integritas penuh. Ini artinya, sangat mempercayai integritas Pansel.
Mereka telah membuat ranking dari nama-nama yang dianggap sudah memenuhi kriteria terbaik. Pak Yunus Husein ada dalam ranking tersebut.
Apa benar tidak ada calon titipan?
Ya. Tidak ada calon titipan dari Pak Presiden. Kalau ada yang meÂÂnilai seperti itu, sama saja meÂrendahkan kredibilitas Pansel Capim KPK. Tidak boleh seperti itu. Mereka bekerja deÂngan peÂnuh integritas dan dediÂkasi tinggi.
Mereka membuat ranking berÂdasarkan pertimbangan yang matang terhadap para Capim KPK. Tidak ada intervensi seÂdikit pun, silakan tanya kepada Pansel.
Apa tidak ada intervensi ke DPR?
Presiden SBY begitu konsisten terhadap pemberantasan korupsi. Makanya tidak ikut campur seÂdikit pun dalam proÂses pemilihan dari awal dan akhir.
Apa yang kita liÂhat, dengar, dan sakÂsikan di DPR bahwa proses peÂmiÂlihan calon pimÂpinan KPK itu seÂpenuhnya terserah Komisi III DPR. Itu murni dilakuÂkan DPR karena itu ranah mereka.
Apa Presiden sudah menguÂcapÂkan selamat kepada pimpiÂnan KPK periode 2011-2015?
Sudah diucapkan. Presiden juga mengucapkan selamat keÂpada Pak Abraham Samad yang terpilih menjadi Ketua KPK. Harapan Presiden agar bersama pimpinan KPK yang lain bisa membawa aspirasi masyarakat dalam proses penegakan hukum. Kemudian upaya-upaya preventif bisa dilakukan. Paling tidak kasus korupsi bisa diminimalisir, seÂhingga ada perbaikan dalam proÂses penyelenggaraan negara.
Apa yang perlu diperbaiki KPK agar semakin bergigi memÂberantas korupsi?
KPK itu kan lembaga indepeÂden. Tentunya independensi KPK tersebut harus dijaga bersama. Diharapkan KPK bisa bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sendiri. Dalam hal ini Presiden percaya KPK ke depan akan memainkan peran yang konstruktif positif, dan sangat berguna bagi pemberantasan korupsi.
Bagaimana dengan lembaga lain?
Secara institusional KPK, keÂpolisian, dan kejaksaan mempuÂnyai tugas dan peran yang jelas. Tidak boleh ada kesan seolah-olah ada diskriminasi kepada saÂlah satu lembaga.
Saya kira Presiden tidak pernah melihat bahwa kejaksaan menuÂrun kinerjanya atau sebaliknya dari sisi institusi. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: