Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Menunggu Album Baru SBY

Oleh Adhie M. Massardi

Rabu, 13 April 2011, 07:29 WIB
Menunggu Album Baru SBY
presiden sby/ist
ISU demi isu terus bermunculan. Skandal demi skandal terus bermunculan. Isu yang satu mengubur isu sebelumnya. Skandal yang satu menenggelamkan skandal yang lain. Tak ada yang tuntas tas tas!

Namun secara perlahan tapi pasti, isu dan skandal yang bermunculan itu semakin menjauh dari Istana, yang dipercaya banyak orang justru sebagai pusat dari segala persoalan bangsa. Ada Selly Yustiawati yang cantik tapi suka nipu. Melinda Dee yang seksi tapi sanggup membobol rekening nasabah hingga puluhan milyar.

Ada juga Briptu Norman dari Gorontalo yang mengguncang peta media nasional hanya karena bergaya bak superstar India Shahrukh Khan. Atau Arifinto, anggota DPR dari PKS yang di tengah Sidang Pariporno, eh Paripurna, malah asyik nonton video mesum. Sehingga merasa harus mengundurkan diri untuk menyelamatkan citra partainya.

Karena isu makin menjauh dari pusat kekuasaan, tentu membuat Presiden Yudhoyono bisa menarik nafas lega. Mungkin sekarang jadi bisa lagi mencipta lagu sebagaimana biasa.

Memang, sudah cukup lama rakyat Indonesia menunggu hadirnya album baru Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sebab sejak peluncuran album ketiga bertajuk Ku Yakin Sampai di Sana, di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 24 Januari 2010, kita belum pernah mendengar kabar SBY menyiapkan album keempat.

Kata teman yang mengaku dekat dengan Istana, dalam tahun 2011 ini SBY benar-benar terganggu konsentrasinya oleh berbagai isu yang menyudutkan dirinya. Pertama, tentu saja, oleh pernyataan para pemuka lintas agama yang mengungkap sejumlah “kebohongan pemerintah SBY” pada 10 Januari 2011.

Tak lama kemudian, koran terkemuka Australia (The Age) mengangkat dokumen rahasia milik pemerintah AS yang diperoleh Wikileaks, yang selain menyebut SBY “abuse power”, juga menyebut Bu Ani Yudhoyono, istri presiden, dicurigai korupsi dan menjadi broker politik yang canggih.

Dengan demikian lengkap sudah, dari dalam dan luar negeri, citranya sebagai tentara yang bersih, yang dua kali memenangi pertarungan politik secara demokratis, diguncang gempa berskala tinggi.

Tapi alhamdulillah, sejak tragedi Cikeusik, Temanggung, Bom Buku, Debt Collector Citibank yang membunuh, kontroversi gedung DPR, juga Melinda Dee si kolektor mobil mewah yang seksi itu, dan nanti masih akan ada lagi lainnya, bisa membuat Presiden kita yang senang nyanyi seperti Briptu Norman, bisa kembali hidup nyaman.

Lalu bagaimana dengan nasib rakyat, perekonomian domestik yang makin keteteran digasak produk-produk impor? Bagaimana pula dengan nasib koalisi yang telah mengubah diri menjadi konspirasi? Lalu apakah setelah gejolak politik yang mengguncang Istana isunya berhasil digusur bisa membuat SBY menjadi lebih tegar dan tegas?

Terus terang, semua pertanyaan itu tidak bisa disambungkan dengan kemungkinan Presiden Yudhoyono bisa kembali meluncurkan album lagu. Bahwa apabila album barunya kelak sukses dan mengalahkan album lagunya Briptu Norman, kemudian Bu Ani (Yudhoyono) bahagia, so pasti.

Sebab pada 2014 nanti, bila nyapres, tak perlu susah-susah ngontrak artis. Suami sendiri bisa dijadikan vote getter.

Kalau bicara SBY tegas, memang susah. Sebab untuk menyikapi berbagai persoalan bangsa dengan tegas, seseorang perlu mendapat dukungan rakyat yang kuat. Persoalannya, hanya kita yang percaya dalam pilpres 2009 lalu SBY dipilih oleh lebih dari 60 persen suara. Yang tahu kebenaran jumlah itu kan ya SBY sendiri.

Lha, kalau SBY gak yakin dengan jumlah itu, kenapa jadi kita yang ngotot? [***]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA