Mahfud MD: Keluarga Anwar Usman Hendaknya Menjaga Diri

Sabtu, 09 April 2011, 00:18 WIB
Mahfud MD: Keluarga Anwar Usman Hendaknya Menjaga Diri
Mahfud MD
RMOL.Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD berharap agar Hakim MK yang baru dilantik, Anwar Usman dapat bekerja sama dengan semua hakim konstitusi untuk menjadikan lembaga ini sebagai peradilan yang dipercaya.

Untuk itu, lanjutnya,  Anwar dan keluarganya harus mampu menjaga diri  dari tindakan yang melanggar kode etik hakim konstitusi.

“Selain bekerja berdasarkan undang-undang, hakim konstitusi itu memiliki kode etik. Misalnya, dilarang menerima tamu, dila­rang makan atau main golf dengan orang yang berperkara di MK, dan keluarganya pun dila­rang menerima orang yang ber­kaitan dengan perkara. Bagai­mana pun track record Pak Anwar, saya berharap, dia bisa menyesuaikan diri dengan gaya kerja yang kami di MK,”. Papar­nya. Mahfud kepada Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.

Selain memberitahu tentang rambu-rambu yang ada di MK, lanjut Mahfud, dirinya dan hakim konstitusi lainnya juga sudah membriefing Anwar tentang pan­dangan dan paradigma keadilan MK. Menurut dia,  MK menga­nut paradigma keadilan substan­tif, bukan formalitas-formalitas prosedural.

“Kami mengajak dia untuk faham bahwa MK itu mene­gak­kan keadilan, bukan menegakkan hukum. Karena, hukum dan kea­dilan dalam sendi-sendi tertentu itu memiliki perbedaan. Hukum biasanya berada pada tatanan formal perundang-un­dangan, sementara keadilan ada kalanya harus ditemukan di luar undang-undang. Karena itu, saya menga­takan, MK saat ini ber­juang untuk menegakkan keadi­lan,” ujar bekas Menteri Perta­hanan ini.

Berikut kutipan selengkapnya:

Sebelum bergabung di MK, apakah Anda sudah mengenal Anwar Usman?

Terus terang, saya baru kenal langsung dagan Pak Anwar pada hari pelantikan tangal 6 April lalu. Sebelumnya saya tidak  kenal. Jadi tidak ada kedekatan atau pen­dekatan personal.

Ketika meminta hakim kons­titusi kepada MA untuk meng­gantikan Arsyad Sanusi, saya memang mengatakan, kepada Pak Harifin Tumpa (Ketua Mah­kamah Agung), saya tidak akan ikut campur sama sekali, silakan pilih siapa pun, yang penting Pak Harifin yakin orangnya baik dan bisa mengikuti visi hukum dan keadilan yang dikembangkan MK.

Apakah Anda senang setelah MA menunjuk Usman Anwar?

Ya tentu dong, sekurang-ku­rangnya hakim MK jadi lengkap sembilan orang. Soal siapa-siapa­nya, saya yakin MA sudah me­milih yang terbaik dari sekian banyak hakim yang ada di sana.

Bagaimana kesan setelah ber­kenalan dengan Anwar Usman?

Saya senang karena dia me­mulai pernyataannya berdasar tun­tunan agama. Dia menga­ta­kan, jabatan hakim adalah ama­nah untuk kebaikan rakyat. Karena itu, dia bilang, akan ber­laku adil seperti yang diperin­tah­kan oleh Nabi Muhammad, yakni menghukum keluarga dan anak-anaknya bila melanggar hukum, termasuk bila melanggar etika di MK.

Dasar agama seperti itu pen­ting, apalagi dia mengatakannya dengan wajah innocence, tulus.

Pernyataan berdasar dalil agama kan abstrak, apa bisa di­percaya?

Saya percaya bahwa orang yang mau melaksanakan ajaran agamanya dengan baik tentu akan berperilaku baik, apapun agama­nya. Di MK saya percaya pada integritas Bu Maria Farida, dia sangat taat sebagai penganut Katolik.

Orang beragama Budha, Hindu, Konghucu juga pasti akan baik kalau mau mengikuti ajaran agamanya dengan baik. Makanya Indonesia memilih Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila bisa memajukan semua agama. Sedangkan agama-agama me­nguat­kan Pancasila.

Namun, sejumlah kalangan menyangsikan kinerja seorang hakim karier, apa Anda tidak khawatir?

Kami tidak mempersoalkan masa lalunya. Karena, kami juga tidak pernah mempertanyakan track record-nya, itu pilihan MA.

Saya memahami keprihatinan masyarakat, kalau hakim umum biasanya memiliki budaya yang kurang baik. Tapi, dalam penga­laman kami, MK memiliki ha­kim-hakim dari MA dan menjadi hakim MK, ternyata bagus-bagus. Di antaranya, Hakim Su­dar­sono, Maruarar Siahaan, dan Muhammad Alim. Ketika masuk MK, semuanya bagus-bagus.

Artinya, bisa saja orang yang baik itu menjadi agak terganggu di lingkungan yang kurang baik. Karena itu, kami akan terus ber­juang untuk menjadikan MK se­bagai lembaga peradilan yang ber­sih dan dapat dipercaya. Bagai­mana pun track record Pak Anwar, saya yakin dia bisa me­nyesuaikan diri dengan gaya kerja yang selama ini kami lakukan.

Bagaimana dengan hal-hal teknis dalam persidangan?

Saya tidak mengetahui meka­nisme sidang di tempat lain. Tapi, hari ini saya sudah mengajak dia masuk di sidang mingguan, ka­rena ini merupakan minggu per­tama dia masuk MK.

Kemarin, saya juga sudah mengajaknya ke sidang pleno agar dia mulai mendengar pro­sedur formalnya.

Apakah Pak Anwar sudah da­pat menyesuaikan diri?

Saya kira mudah. Background dia kan sama, yakni penegakan keadilan. [RM]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA