Untuk itu, lanjutnya, Anwar dan keluarganya harus mampu menjaga diri dari tindakan yang melanggar kode etik hakim konstitusi.
“Selain bekerja berdasarkan undang-undang, hakim konstitusi itu memiliki kode etik. Misalnya, dilarang menerima tamu, dilaÂrang makan atau main golf dengan orang yang berperkara di MK, dan keluarganya pun dilaÂrang menerima orang yang berÂkaitan dengan perkara. BagaiÂmana pun track record Pak Anwar, saya berharap, dia bisa menyesuaikan diri dengan gaya kerja yang kami di MK,â€. PaparÂnya. Mahfud kepada Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.
Selain memberitahu tentang rambu-rambu yang ada di MK, lanjut Mahfud, dirinya dan hakim konstitusi lainnya juga sudah membriefing Anwar tentang panÂdangan dan paradigma keadilan MK. Menurut dia, MK mengaÂnut paradigma keadilan substanÂtif, bukan formalitas-formalitas prosedural.
“Kami mengajak dia untuk faham bahwa MK itu meneÂgakÂkan keadilan, bukan menegakkan hukum. Karena, hukum dan keaÂdilan dalam sendi-sendi tertentu itu memiliki perbedaan. Hukum biasanya berada pada tatanan formal perundang-unÂdangan, sementara keadilan ada kalanya harus ditemukan di luar undang-undang. Karena itu, saya mengaÂtakan, MK saat ini berÂjuang untuk menegakkan keadiÂlan,†ujar bekas Menteri PertaÂhanan ini.
Berikut kutipan selengkapnya:
Sebelum bergabung di MK, apakah Anda sudah mengenal Anwar Usman?
Terus terang, saya baru kenal langsung dagan Pak Anwar pada hari pelantikan tangal 6 April lalu. Sebelumnya saya tidak kenal. Jadi tidak ada kedekatan atau penÂdekatan personal.
Ketika meminta hakim konsÂtitusi kepada MA untuk mengÂgantikan Arsyad Sanusi, saya memang mengatakan, kepada Pak Harifin Tumpa (Ketua MahÂkamah Agung), saya tidak akan ikut campur sama sekali, silakan pilih siapa pun, yang penting Pak Harifin yakin orangnya baik dan bisa mengikuti visi hukum dan keadilan yang dikembangkan MK.
Apakah Anda senang setelah MA menunjuk Usman Anwar?
Ya tentu dong, sekurang-kuÂrangnya hakim MK jadi lengkap sembilan orang. Soal siapa-siapaÂnya, saya yakin MA sudah meÂmilih yang terbaik dari sekian banyak hakim yang ada di sana.
Bagaimana kesan setelah berÂkenalan dengan Anwar Usman?
Saya senang karena dia meÂmulai pernyataannya berdasar tunÂtunan agama. Dia mengaÂtaÂkan, jabatan hakim adalah amaÂnah untuk kebaikan rakyat. Karena itu, dia bilang, akan berÂlaku adil seperti yang diperinÂtahÂkan oleh Nabi Muhammad, yakni menghukum keluarga dan anak-anaknya bila melanggar hukum, termasuk bila melanggar etika di MK.
Dasar agama seperti itu penÂting, apalagi dia mengatakannya dengan wajah innocence, tulus.
Pernyataan berdasar dalil agama kan abstrak, apa bisa diÂpercaya?
Saya percaya bahwa orang yang mau melaksanakan ajaran agamanya dengan baik tentu akan berperilaku baik, apapun agamaÂnya. Di MK saya percaya pada integritas Bu Maria Farida, dia sangat taat sebagai penganut Katolik.
Orang beragama Budha, Hindu, Konghucu juga pasti akan baik kalau mau mengikuti ajaran agamanya dengan baik. Makanya Indonesia memilih Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila bisa memajukan semua agama. Sedangkan agama-agama meÂnguatÂkan Pancasila.
Namun, sejumlah kalangan menyangsikan kinerja seorang hakim karier, apa Anda tidak khawatir?
Kami tidak mempersoalkan masa lalunya. Karena, kami juga tidak pernah mempertanyakan track record-nya, itu pilihan MA.
Saya memahami keprihatinan masyarakat, kalau hakim umum biasanya memiliki budaya yang kurang baik. Tapi, dalam pengaÂlaman kami, MK memiliki haÂkim-hakim dari MA dan menjadi hakim MK, ternyata bagus-bagus. Di antaranya, Hakim SuÂdarÂsono, Maruarar Siahaan, dan Muhammad Alim. Ketika masuk MK, semuanya bagus-bagus.
Artinya, bisa saja orang yang baik itu menjadi agak terganggu di lingkungan yang kurang baik. Karena itu, kami akan terus berÂjuang untuk menjadikan MK seÂbagai lembaga peradilan yang berÂsih dan dapat dipercaya. BagaiÂmana pun track record Pak Anwar, saya yakin dia bisa meÂnyesuaikan diri dengan gaya kerja yang selama ini kami lakukan.
Bagaimana dengan hal-hal teknis dalam persidangan?
Saya tidak mengetahui mekaÂnisme sidang di tempat lain. Tapi, hari ini saya sudah mengajak dia masuk di sidang mingguan, kaÂrena ini merupakan minggu perÂtama dia masuk MK.
Kemarin, saya juga sudah mengajaknya ke sidang pleno agar dia mulai mendengar proÂsedur formalnya.
Apakah Pak Anwar sudah daÂpat menyesuaikan diri?
Saya kira mudah. Background dia kan sama, yakni penegakan keadilan. [RM]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: